Oleh: Dr. Hario Tilarso, spKO FACSM
Kemampuan fisik seseorang biasanya dinamakan juga kesegaran jasmani atau physical fitness. Definisinya adalah keadaan atau kondisi tubuh seseorang yang dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Misalnya seorang atlet pelari marathon, tentu haruslah mempunyai kesegaran jasmani yang cukup untuk lari jarak jauh tersebut. Sebaliknya seseorang atlet angkat besi mempunyai tingkat fitness yang baik untuk mengangkat barbell yang berat dalam waktu singkat.
Kesegaran jasmani ditentukan oleh beberapa komponen, seperti:
- Kemampuan aerobik (aerobic capacity).
- Kemampuan anaerobik (anaerobic capacity).
- Kekuatan otot (strenght & power).
- Ketepatan (accuracy).
- Keseimbangan (balance).
- Keterampilan (skill).
- Komposisi tubuh (body composition).
Pada lari jarak jauh, komponen yang dominan adalah kemampuan aerobik. Sebaliknya pada sprint, komponen yang dominan adalah kemampuan anaerobic. Pada senam, yang sangat dibutuhkan tentunya kelenturan, dan bulutangkis tentu saja memerlukan skill yang prima. Pada atlet yang sehat, semua komponen ini dapat dilatih sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang dijalaninya. Setiap gangguan yang datang dari luar, akan membuat komponen-komponen tersebut menurun. Gangguan tersebut dapat berupa:
- Faktor kondisi anatomi tubuh.
- Faktor kebiasaan sehari-hari, misalnya makan, minum, merokok, dll.
- Faktor temperatur (suhu) dan kelembaban udara.
- Faktor penyakit yang mungkin diderita.
Contoh gangguan tersebut misalnya bila seorang mempunyai kaki yang pincang, maka tentunya mengganggu keterampilan, keseimbangan, dan kemampuan aerobiknya. Bila menderita penyakit asma, hal ini akan sering mengganggu kemampuan paru-paru sehingga menurunkan kemampuan aerobik. Makanan akan sangat mengganggu, apabila makan terlalu banyak lemak sehingga badan menjadi gemuk. Minuman beralkohol berakibat pada keterampilan, dan ini tentunya akan menurunkan kinerja (perfomance).
Khusus kebiasaan merokok, hal ini jelas mengganggu, karena efek negatif zat-zat yang dihirup. Ketika merokok; asap yang dihisap akan masuk ke mulut, ke leher dan masuk ke paru-paru. Asap rokok tersebut mengandung berbagai macam zat racun yang berbahaya untuk kesehatan secara umum. Zat yang utama menganggu adalah masuknya gas CO (Carbonmonoxyda) yang dapat menganggu ikatan Hb (Hemoglobin), oxygen, dan zat asam. Pada keadaan normal, tidak ada asap rokok (CO), pada waktu inspirasi oxygen akan masuk paru-paru dan dalam alveoli diikat oleh Hb dan membentuk Hb 02 (oxyhemoglobin). Oxy Hb ini akan diedarkan keseluruh tubuh termasuk ke otot dan dipakai untuk gerak. Jadi, olahraga mutlak perlu oxygen. Kemampuan Hb mengikat oxygen ini disebut kemampuan aerobik atau VO2 maksimum (aerobic capacity). Makin banyak 02 yang dapat diikat, makin tinggi VO2 Max.
Bila merokok dan CO masuk ke paru-paru, maka Hb akan lebih cepat mengikat CO, karena afinitas (daya gabung) Hb-CO lebih besar daripada afinitas Hb-02. Akibat 02 tidak diserap oleh tubuh, sehingga tubuh kekurangan 02 dalam jaringan-jaringannya. Hal ini tentu saja merugikan, terutama pada olahraga yang bersifat endurance (daya tahan) seperti lari jarak jauh, triathlon, ataupun olahraga permainan yang bersifat lama. Atlet menjadi tidak sanggup bermain lama dan cepat lelah. Bila VO2 max menurun, maka hal ini akan berakibat pada komponen kesegaran jasmani yang lain. VO2 Max yang tinggi akan menjamin pasokan 02 yang cukup, dan ini akan menyebabkan pemulihan (recovery) setelah suatu kerja berat yang anaerobik akan lebih cepat. Jadi VO2 max yang rendah akan menurun pula kapasitas anaerobic.
Suatu latihan beban untuk melatih kekuatan dan power akan dapat berlangsung lama, bila VO2 max cukup baik. Repetisi dapat dilakukan berulang-ulang dan tidak cepat lelah. Begitu pula untuk komponen-komponen yang lain. Latihan-latihan ini semua bersifat pengulangan dan dapat berlangsung lama apabila VO2 max cukup tinggi. Khusus untuk power, diperlukan kekuatan otot yang cukup, dan kekuatan ini didapat dari pengulangan-pengulangan latihan beban.
Hal lain yang juga merugikan adalah rokok dapat menyebabkan pernyempitan pembuluh darah, sehingga pasokan darah dan oksigen (O2) ke jaringan juga berkurang. Hal ini akan menyebabkan seluruh organ tubuh tidak dapat berfungsi dengan maksimal, dan ini akan terlihat sebagai penurunan kinerja. Kurangnya pasokan darah ini terutama dirasakan pada otot-otot jantung, sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dengan baik. Begitu juga terjadi pengurangan aliran darah ke otak, sehingga kemampuan kerja otak akan menurun, dan ini akan mengurangi kemampuan atlet berfikir dan menentukan strategi.
Jadi, agar tubuh dapat melakukan kinerja dengan baik dan maksimal, hindari merokok karena efek-efek yang tadi disebutkan. Jangan lupa bahwa rokok dapat menyebabkan kanker terutama paru-paru, dan ini akan sangat merugikan prestasi.