Oleh: Norman Kristanto
Meski konsep muscle memory sendiri masih tergolong suatu kontroversi, akan tetapi mayoritas binaragawan pernah mengalami hal itu. Muscle memory menjelaskan jika pembentukan massa otot untuk pertama kalinya bagi pemula memang diakui sulit dan penuh dedikasi. Tanpa disadari, Anda sudah latihan selama bertahun-tahun dan sebagai makhluk sosial, tiba-tiba Anda harus mengurus keluarga, pekerjaan, sakit, dan lain-lain. Apa yang selanjutnya terjadi pada tubuh dan otot Anda?
Pada kondisi seperti inilah muscle memory berperan. Membentuk massa otot untuk kedua kalinya, ternyata jauh lebih mudah daripada yang pertama. Muscle memory membuktikan jika massa otot Anda yang tadinya mengecil karena stop latihan seperti yang digambarkan diatas, bisa kembali keukuran semula itu tak ada hubungannya dengan proses adaptasi otot seperti kala pertama kali anda mengenal fitness.
Fenomena muscle memory bisa dijelaskan sebagai berikut; Saat pertama kali Anda menjalani latihan beban sebagai pemula, Anda mungkin merasa ‘linglung’ dengan semua besi dan beban yang ada di gym. Anda juga tidak tahu persis bagaimana otot bisa bereaksi terhadap semua latihan tersebut. Anda juga tak tahu persis bagaimana otot bisa bereaksi terhadap semua latihan tersebut. Anda juga tak tahu seberapa berat beban yang harus dan bisa Anda angkat. Anda akan menjadi sangat cemas jika tahu-tahu beban baru ditambahkan, apalagi jika beratnya cukup besar menurut pikiran Anda. Rasa cemas itu akan selalu ada sampai Anda benar-benar tahu jika Anda bisa mengatasi beban itu.
Anggap saja setelah itu Anda berhenti latihan dan fitness untuk jangka waktu lama karena sesuatu hal yang harus Anda prioritaskan. Kemudian setelah semuanya selesai, Anda bersiap untuk comeback ke fitness. Pada comeback yang satu ini, semua ketakutan yang digambarkan pada alinea diatas, sudah tak berlaku lagi. Anda tahu bahwa Anda bisa mengangkatnya karena Anda pernah melakukannya sebelumnya. Karena itu, Anda pasti akan memasang tambahan berat beban lebih cepat dibandingkan kala pertama kali latihan dahulu, karena Anda ingin cepat-cepat mendapatkan kembali kekuatan Anda yang dulu. Anda akan mendorong diri untuk mengangkatnya dengan cara yang tidak terbayangkan seperti kala pertama kali Anda latihan sebagai pemula dulu. Hasil akhirnya, tentu saja kenaikan massa otot dan power akan Anda dapatkan lebih cepat dibandingkan dahulu.
Muscle memory melibatkan neuron (sel syaraf) yang merangsang otot Anda. Neuron memberi perintah pada semua serat otot (sel otot) yang ada pada tubuh untuk berkontraksi. Semakin berat beban yang diangkat, semakin banyak neuron pada otot yang bersangkutan yang diaktifkan untuk mempekerjakan serat otot yang ada. Disinilah hal menarik terjadi. Bahkan pada kontraksi otot secara maksimal sekalipun kala mencoba mengangkat beban terberat yang pernah Anda pasang, Anda sebenarnya belum mempekerjakan semua serat otot pada otot bersangkutan. Kenapa? Karena serat otot yang terakhir disisakan oleh sistem operasi tubuh Anda untuk keperluan mendesak yang dirasa mengancam nyawanya. Ada sebuah kejadian dimana ibu dan anak mengalami kecelakaan mobil di tengah hutan, dan untuk menolong anaknya yang terjepit di mobil, sang ibu rumah tangga biasa yang tidak pernah mengenal dumbbell sebelumnya, terbukti mampu mengangkat mobilnya guna melepaskan jepitan mobil pada anaknya.
Lalu apa hubungannya dengan mscle memory? Pada kasus diatas, terbukti otot mampu beradaptasi dengan tingkat stress yang tidak biasa. Hal serupa berlaku pada ‘comeback’ latihan tadi. Kala pertama kali latihan, Anda hanya mempekerjakan sekian persen serat otot pada angkatan maksimal. Semakin senior Anda, semakin meningkat prosentasi itu. Lalu Anda stop latihan, dan kala kembali lagi, kemampuan prosentasi yang sudah diceritakan tadi tetap tidak berubah, tidak hilang oleh waktu, sekalipun fisik Anda tidak seperti dulu lagi. Kemudian Anda kembali latihan untuk mendapatkan kembali fisik Anda tidak seperti dulu lagi. Kemudian Anda kembali latihan untuk mendapatkan kembali fisik Anda yang dulu, dengan intensitas yang bukan pemula lagi. Artinya, dibandingkan para pemula, Anda yang ‘comeback’ akan selangkah lebih maju.
Karena Anda comeback dengan kekuatan prosentase yang sama seperti dulu, otomatis Anda bisa mengangkat beban lebih berat dibandingkan kala Anda masih pemula dulu. Karenanya Anda bisa menyelesaikan latihan lebih cepat dibandingkan dahulu. Banyak binaragawan yang memakai trik ini untuk mendobrak plateau mereka (dengan cara mengambil cuti panjang sebelum ‘comeback’ lagi dengan semangat lebih besar lagi.
Muscle memory juga berhubungan dengan seberapa banyak keahlian latihan yang sudah terbentuk. Saat latihan, otot menganggapnya sebagai gerakan baru sehingga neuron harus membentuk pola rangsangan yang benar agar beban bisa terangkat. Mungkin Anda masih ingat kala bar yang Anda dorong ketika bench press menjadi gemetaran sewaktu pertama kali mengangkatnya sebagai pemula.
Serat otot harus diaktifkan dengan urutan tepat guna menyelesaikan gerakan kompleks seperti bench atau squat. Karena pemula belum mampu mengaktifkannya secara berurutan, makanya mereka terlihat gemetaran kala mengangkat beban tersebut. Dan untuk mempelajari urutan tersebut butuh waktu lama. Butuh waktu berminggu-minggu agar Anda terlihat stabil dengan bench press Anda. Itu pertanda pola neuron yang tepat sudah terbentuk, dan itu tak akan hilang walau Anda stop latihan dalam waktu lama, dan bisa kembali dalam kurun waktu cepat kala Anda ‘comeback’ ke gym kelak. Percepatan restorasi kontrol neurological tersebut memungkinkan Anda yang ‘comeback’ untuk merangsang sel otot lebih efisien, bahkan ukuran otot dan kekuatannya bisa melebihi dibandingkan prestasi terbaik Anda sebelumnya.
Otot mampu beradaptasi melalui 2 cara yang hasil akhirnya berupa percepatan pertumbuhan otot selama masa ‘comeback’. Pertama, Anda mampu meningkatkan pembuluh kapiler yang mengelilingi sel otot, menciptakan pasokan darah lebih besar ke otot yang dilatih. Hasilnya Anda mampu mengangkut lebih banyak nutrisi (glukosa, asam amino, dll) ke sel otot yang dimaksud. Anda juga mampu menyingkirkan zat sisa buangan tubuh akibat repetisi kerja otot dan sistem produksi energi yang terlibat didalamnya (asam laktat, pemanasan ion hidrogen, dll) dengan rate yang lebih cepat. Zat sisa buangan itu bisa membatasi kemampuan latihan Anda, karenanya jika Anda sanggup menaikan pembuluh kapiler, otomatis Anda mampu latihan lebih lama dan lebih keras. Apapun itu, Anda bakal mampu menciptakan rangsangan ke otot secara lebih efektif. Semua itu memberi ilusi seolah-olah Anda memiliki muscle memory (tak mengapa, demi kebaikan).
Kedua, enzim yang terlibat pada reaksi biokimia tubuh juga turut mendukung fenomena ‘muscle memory’ ini. Enzim yang dimaksud bertanggung jawab untuk penyimpanan glycogen (sumber energi aktifitas aerobik Anda). Enzim ini bisa dimaksimalkan dengan latihan fisik. Lalu ada enzim yang terlibat pada proses sintesa protein (otot) yang juga akan meningkat konsentrasi jumlahnya, jika menerapkan repetisi latihan fitness. Dalam enzim-enzim itulah terdapat memory yang memungkinkan Anda latihan lebih keras, reovery lebih cepat, mendapatkan massa otot lebih cepat dibandingkan kala pertama kali menjadi pemula dulu. (NK)