Oleh: Dr. Tedy Hartono
Dalam dunia olahraga, fracture atau patah tulang adalah hal yang ditakuti oleh semua atlet. Baik atlet olahraga permainan maupun atlet olahraga prestasi. Mengapa?
Semua atlet yang mengalami patah tulang, harus berhenti atau istirahat sementara guna mengobati serta merawat bagian anggota badan yang patah sampai pulih dan aman untuk berlatih kembali, ataupun bertanding. Ada yang membutuhkan waktu perawatan yang singkat, ada pula yang membutuhkan waktu perawatan yang lama sampai berbulan-bulan.
Patah tulang dapat terjadi pada saat latihan maupun ketika pertandingan. Patah tulang yang terjadi pada pertandingan, biasanya pada olahraga yang bersifat full contact (melibatkan kontak fisik sepenuhnya) seperti cabang olahraga beladiri, yaitu karate, tae kwon do, judo, tinju, silat, gulat, jiu-jutsu, dsb. Juga pada olahraga permainan yang juga full contact seperti sepak bola, bola basket, bola volley, dsb.
Pada Binaraga, fracture justru sering terjadi saat atlet melakukan latihan beban. Hal ini terjadi biasanya oleh karena beban yang diangkat melebihi kapasitas kekuatan ataupun kemampuan otot, bisa juga dikarenakan kesalahan teknik sewaktu mengangkat beban, sehingga menyebabkan terkilir bahkan patah tulang. Dikarenakan keterbatasan halaman, pada kesempatan kali ini kita hanya akan mengulas Fracture Clavicula (patah tulang bahu).
Fracture Clavicula/Patah tulang bahu
Tulang Clavicula berfungsi sebagai sebuah penopang untuk bahu, sehingga bahu tetap tinggi, berputar ke arah luar dan kebelakang terhadap dinding dada. Pada kasus fracture clavicula, bahu akan turun ke bawah berputar ke arah depan dan ke dalam.
Secara umum, fracture clavicula dapat terjadi dikarenakan posisi jatuh dengan tangan manopang, atau bahu terentang atau karena pukulan langsung. Kebanyakan clavicula patah sepertiga tengah. Pada binaraga, fracture clavicula bisa terjadi karena kejatuhan barbell ketika sedang mengangkat beban yang terlalu berat, sedangkan otot-otot tangan belum kuat. Akibatnya tangan melepaskan beban secara tiba-tiba dan jatuh mengenai tulang bahu dan akhirnya terjadi patah.
Ada cara atau tips yang perlu diperhatikan apabila kita atau teman kita mengalami hal seperti ini, yaitu dengan prinsip membuat bahu letaknya tetap tinggi, dan berputar keluar dan kebelakang sehingga immobilisasi (menghentikan) fracture.
Pertama, Kita gunakan sehelai selempang (strap) dan dibentuk bidai angka delapan seperti tampak pada gambar, dengan prinsip pada setiap sisi selempang tersebut diperlukan cukup bantalan untuk lipatan ketiak depan dan ketiak belakang.
Kedua, Kita dapat menggunakan selempang clavicula yang sudah jadi dan terjual ditoko-toko sport atau peralatan penanggulangan trauma. Disini kita tinggal memasang dan menyetel supaya immobilisasi baik dan penderita merasa nyaman. Selanjutnya penderita akan merasa lebih nyaman dengan berbaring terlentang selama beberapa hari, dengan bantal kecil yang diletakkan diantara kedua tulang punggung (scapula).