Dunia obat-obatan dan atlet sudah tidak terpisahkan lagi. Apalagi di zaman serba canggih seperti saat ini. Semakin tinggi level atletik seseorang, semakin akrab pulalah yang bersangkutan dengan dunia drugs (steroid).
Kalaupun tidak memakainya, setidaknya informasi soal steroid sedikit banyak terlintas dalam benak mereka. Kenapa demikian? Karena umumnya atlet dituntut memecahkan rekor dunia, dan sementara kemampuan tubuh manusia secara natural ada batasannya.
Besarnya harapan akan uang hadiah jika atlet memenangkan pertandingan, terlebih kombinasi kecintaan atlet pada bidang yang digelutinya. Maka demi memenuhi kewajibannya, pemakaian drugs menjadi tak terhindarkan lagi. Hanya mereka yang mengalami tekanan profesi sebesar dan seberat atlet sajalah yang bisa memahami alasan dibalik pemakaian drugs itu. Apalagi persaingan kian ketat dan banyak dari atlet pemenang lomba yang berhasil lolos drug test walaupun sebenarnya adalah seorang ‘pemakai’.
Semakin tinggi level atlet bersangkutan, semakin sulit mempertahankan idealisme natural. Semua itu memaksa atlet yang tak mau memakai terlalu banyak drug, untuk menurunkan level atletiknya dan mencari popularitas dan kekayaan melalui jalur lain, misalnya berbisnis suplemen seperti Lee Labrada atau membuat sendiri franchise gym. Itupun tidak ada jaminan jika mereka benar-benar drug free, karena popularitas biasanya didapat jika berhasil mencapai level yang belum tentu mereka sendiri dapat raih melalui jalan natural.
Berikut ini adalah profil drug steroids yang paling populer dan paling banyak dipakai oleh atlet dan paling banyak membantu Anda melewati masa-masa sulit yang mungkin Anda temui ditengah perjalanan.
ANANDROL (oxymetholone)
Biasa dipakai untuk bulking dan mendapatkan power kala latihan. Inilah jenis steroids terkuat yang pernah diciptakan manusia. Kenaikan berat badan 4,5 kg dalam 2 minggu sudah jadi hal biasa disini. Sesuatu yang mustahil secara natural. Paling cocok dipergunakan pada awal-awal cycle bersamaan dengan steroids jenis injeksi lainnya. Hanya cocok untuk mereka yang berhubungan dengan angkat beban saja, sedangkan atlet endurance seperti sprinter, balap sepeda, dan lain-lain jarang yang memakai anadrol.
Dengan Anadrol Anda mendapatkan latihan yang pain-free karena efek retensi air yang ditimbulkan anadrol. Karena pain-free, Anda bisa latihan memakai beban super berat. Walau tubuh Anda membesar dengan cepat, demikian pula dengan akumulasi lemak. Volume sel darah merah dan stamina juga meningkat. Tak semua orang mengalami efek samping, tapi bagi yang tidak cocok secara genetik, liver adalah organ yang paling rentan selama memakai anadrol.
Masa pakai dibatasi hanya 3-6 minggu saja. Melakukan PCT (Post Cycle Therapy) pasca cycle anadrol adalah keharusan disini. 1 tablet anadrol setara dengan 15-20 tablet dianabol. Anadrol adalah obat yang sangat serius dampak dan hasilnya. Dengan dosis normal 1-2 tablet per hari, obat ini lebih dikenal dipasaran dengan nama oxybolones, anapolon, androlic, dan anadrol 50.
ANAVAR (oxandrolone)
Biasa dipakai untuk segala keperluan (bulking, cutting, maupun maintenance selama cycle off). Tapi yang paling sering itu untuk cutting dan maintenance. Dibandingkan steroids lainnya, anavar tergolong paling aman, bahkan oleh anak-anak sekalipun, baik pria dan wanita. Tidak menyebabkan aromatisasi. Bisa mempercepat penyembuhan luka. Mampu menurunkan nafsu makan (cocok buat yang diet).
Pemakaian tidak terbatas pada kalangan angkat beban saja, tapi semua cabang olahraga. Mereka yang memakai umumnya dapat ‘power’ kala latihan tanpa harus menaikkan berat badan. Sayangnya harganya cukup mahal, dan sulit didapatkan di pasar. Salah satu merk dagang yang dapat ditemukan di pasaran yaitu Anavar (oxandrolone) – Nanshang Huangshi dengan dosis normal 20 mg/hari.
CLENBUTEROL
Identik dengan drug cutting. Efek yang paling dicari-cari atlet dari obat ini adalah thermogenic (naiknya suhu tubuh akibat membakar kalori lebih banyak dari biasanya, termasuk pembakaran lemak). Dipakai oleh banyak macam atlet. Biasanya mereka pakai untuk memperjelas definisi otot, dan meningkatkan kemampuan aerobik. Dosis pemakaian akan terus harus ditingkatkan; dosis 20 mcg – 160 mcg. Clenbuterol di pasaran dikenal dengan nama monores atau spiropent.
CYTOMEL (T3/liothyronine sodium)
Drug cutting ini mampu menaikkan metabolisme, otomatis kalori yang terbakar lebih banyak dari biasanya, termasuk pembakaran lemak. Jika terlalu sering memakainya bisa mengakibatkan ketergantungan seumur hidup seperti yang dialami oleh Frank Zane – International Bodybuilder. T4 lebih jinak daripada T3. Menurut sebagian orang T3 itu 4-5 kali lebih powerfull dibandingkan T4. Dosis normal yaitu 5-10 mcgs/tablet, obat ini dikenal luas dengan nama Thyroid Hormone.
DECA (nandrolone)
Umumnya pemakai obat-obatan jenis ini menggunakannya pada segala kondisi. Mereka pakai dosis tinggi kala bulking. Sedangkan untuk cutting dosis rendah (200mg/minggu). Mampu merangsang reseptor androgen 3-4 kali lebih kuat dibandingkan testosterone. 2,4 kali lebih anabolik dibandingkan testosterone. Punya efek pelumas persendian yang membuat latihan menjadi pain-free. Mampu meng-upgrade reseptor androgen, cocok bagi mereka yang badannya sudah terlanjut kebal karena keseringan pakai steroids.
Jeleknya nandrolone dengan ester undecanoate bersifat long acting, karenanya akan berdampak jelas bagi mereka yang harus berhadapan dengan drug test. Obat-obatan yang hampir serupa deca dan dinilai lebih bagus oleh sebagian kalangan adalah boldenone atau trenbolone. Deca bisa bertahan di pasar karena popularitasnya yang luar biasa terkenal.
DIANABOL (methandrostenolone/methandienone)
Banyak dipakai oleh binaragawan. Fitness mania juga banyak yang memakai obat jenis ini. Mereka rata-rata ingin cepat besar dalam waktu cepat (instant) terlebih bila menyangkut urusan bulking. Sangat terkenal di kalangan pemakai steroids, mengingat panjangnya sejarah dianabol dan tercatat banyak nama besar yang memakai dianabol. Seperti Larry Scott (Mr. Olympia pertama), Frank Zane hingga Arnold Schwarzenegger.
Memberikan efek ‘power’ kala latihan, walau tidak sebesar anadrol. Harganya sangat murah, sehingga kerap dibagi-bagikan secara gratis antar sesama teman. Salah satu merk dagangnya yaitu Methanabol tablet (dosis 50 mg/oral). Lebih dikenal umum dengan nama anabol, bionabol dan naposim.
EQUIPOISE (boldenone)
Biasa digunakan untuk hewan ‘kuda’ dengan dosis normal 5 mg/2 kg, manusia yang memakai obat jenis ini biasanya menggunakannya dalam berbagai kondisi (bulking, cutting, maintenance selama cycle off). Equipoise mengkoreksi genetik metabolisme Anda yang jelek. Nafsu makan akan meningkat. Untuk cutting, biasanya para pemakai obat ini lebih meningkatkan kewaspadaan soal makanan.
Selain merangsang pelepasan hormon pertumbuhan, sama seperti deca steroids ini mampu meng-upgrade reseptor androgen. Biasa digunakan oleh atlet dari segala cabang olahraga.
HALOTESTIN (fluoxymestrone)
Anadrol dan Halotetsin punya efek samping yang nyaris sama bahayanya. Keduanya bukan jenis drug yang boleh diperlakukan sesuka hati Anda. Pemakaiannya harus memakai perhitungan dan pertimbangan masak. Kapasitas anabolik halotestin amat rendah, jadi untuk mendapatkan massa otot, halotestin saja jelas tidak mungkin.
Walau berbahaya, halotetsin tetap dicari-cari oleh mereka yang menganggap power selama latihan atau selama mengikuti pertandingan, adalah segalanya. Biasanya para pemakai menggunakannya diakhir cycle karena pada periode itulah biasanya mereka mulai kehilangan power. Pemakaiannya dari segala jenis cabang olahraga, tak hanya binaraga saja, karena dipercaya obat ini mampu pula meningkatkan kemampuan aerobik seseorang. Salah satu yang ditemukan di pasaran yaitu Setmox, dengan dosis normal 3-4 tablet/hari.
HUMAN GROWTH HORMONE/HGH (somatotrophine)
Inilah final frontier (ambang tertinggi) bagi para pemakai steroids, pertaruhan terbesar ada pada pemakaian HGH ini. HGH dipercaya oleh sebagian orang mampu untuk mengendalikan semua steroids yang ada dalam tubuh. Pemakaian HGH selama setahun setara dengan harga mobil Toyota Camry. Umumnya pun mereka yang mencoba pakai HGH dengan dosis rendah dan dalam kurun waktu singkat, tidak mendapatkan hasil apa-apa.
HGH harus dipakai dengan dosis tinggi dan dalam kurun waktu lama. Dosis normalnya adalah 4-10 iu per hari. Jika disuntik pada daerah tertentu di tubuh, maka kadar lemak di area tersebut akan menurun. Semakin tua usia Anda, semakin besar benefit yang Anda dapatkan dari HGH. HGH tidak bisa dideteksi dengan drug test. HGH adalah satu-satunya drug yang bisa menambah jumlah sel otot dan memperbesar ukuran tiap sel otot itu sendiri, sesuatu yang mustahil dilakukan oleh steroid biasa. Karena dipakai bersama steroids dan drug lainnya, maka efek HGH otomatis menguat. Dengan HGH, Anda bisa menjadi raksasa freak dengan kadar lemak rendah, asalkan Anda bersedia menghabiskan uang Rp 1-2 juta per hari nya!! Para binaragawan pro biasa melakukan itu sepanjang tahun non-stop.
PRIMOBOLAN (methenolone)
Sangat terkenal dan populer, sama halnya dengan deca, primobolan biasa dijadikan fondasi cycle dan dipakai bersama steroids lainnya. Bagi yang tidak punya akses ke deca maupun boldenone, biasanya primobolan menjadi sasaran. Versi injeksinya lebih disukai ketimbang tablet, karena mempunyai sifat acting lebih lama dibandingkan tablet. Primobolan versi tablet juga banyak dipakai oleh mereka yang mengaku natural atau ikut kompetisi binaraga natural, karena sifatnya yang short acting membuatnya mudah lolos ‘drug test’. Kalaupun tertangkap basah oleh drug test, dengan mudah atlet bisa menggugat balik panitia dengan beralasan banyaknya daging sapi yang di-gemuk-kan dengan steroids ini, dan kebetulan dikonsumsi oleh atlet itu (semacam pembelaan diri). Untuk injeksi dosis normalnya adalah 50 – 150 mg untuk sekali pemakaian.
TRENBOLONE
Ada beberapa macam produk trenbolone. Mulai dari ester acetate (short acting), parabolan/ester hexahydrobencylcarbonate (middle acting) hingga ester enanthate (long acting). Harus disuntikan tiap 2-3 hari sekali. Dari segi kualitas dan banyaknya massa otot yang bisa dibentuk, menurut kalangan tertentu, steroids ini termasuk salah satu yang terbaik dikelasnya. Hasil ototnya mayoritas permanen, tak heran banyak binaragawan pro yang rela menyuntikan trenbolone nyaris tiap hari, menahan rasa sakit dan menerima resiko pembengkakan.
Trenbolone enanthate tidak menyebabkan akumulasi lemak, dan mampu memberikan power kala latihan. Mereka biasanya menggunakannya untuk bulking maupun cutting. Trenbolone 3-4 kali lebih anabolik dibandingkan testosterone. Trenbolone biasa dipakai untuk menggemukkan hewan potong untuk diambil dagingnya. Bahkan dengan kualitas makanan yang tak terlalu bagus sekalipun, bisa didapatkan massa otot yang besar dan berkualitas. Jika steroids tablet menobatkan anadrol sebagai yang paling kuat, maka untuk versi injeksinya, gelar itu jatuh ke trenbolone sebagai steroids injeksi paling powerfull. Salah satu merk dagang yang cukup dikenal yaitu Trinabol – 150.
TESTOSTERONE
Ada banyak macam testosterone, mulai dari cypionate, enanthate, propionate, suspension, hingga sustanon. Semuanya memakai jenis ester yang berlainan, guna memberi efek ‘time release’ dengan durasi yang bervariasi. Testosterone adalah androgen utama pria dan paling fundamental. Hampir semua cycle selalu menyertakan testosterone didalamnya. Dianggap sebagai steroids bulking terbaik secara umum.
Cypionate adalah long acting yang bertahan selama 3 minggu didalam tubuh (mencapai tingkat tertinggi dalam 24-48 jam). Cypionate disuntikkan seminggu sekali. Enanthate lebih bagus dari cypionate, karena kandungan testosterone yang bisa dipakai tubuh lebih banyak. Memang diatas kertas, keduanya tak beda jauh, tapi bagi pemakai langsung, bedanya terasa sekali. Pemilihan cypionate atau enanthate oleh pemakai, lebih didasarkan pada apa yang tersedia kala itu. Cyppionate dan enanthate dianggap lebih unggul ketimbang sustanon tetap dominan bertahan sebagai testosterone yang paling sering dicari kebanyakan pemakai steroids.
Testosterone yang punya kandungan long acting seperti sustanon dan cypionate, harus disertakan dalam setiap cycle bulking. Begitu pentingnya kedudukan testosterone, umumnya para pemula yang biasanya takut jarum sumpit dan menghindari testosterone, karenanya biasanya akan menemui kekecewaan kala menjalani cycle oral semata.
Testosterone sangat sering dipakai oleh segala kalangan, pemula dan tingkat lanjut. Bagi yang takut dengan efek samping testosterone, mereka biasanya memilih propionate atau suspension sebagai alternateif, karena keduanya short acting (harus disuntikan tiap 2 hari sekali). Beda dengan saudara-saudaranya, propionate lebih cocok untuk cutting, walau ada juga yang memakai propionate untuk bulking (tapi jarang).
Propionate cocok bagi mereka yang belum menguasai PCT dengan baik karena lebih aman dibandingkan saudara-saudaranya yang lain. Harga propionate lebih mahal 2-3 kali lipat dari segi dosis dibandingkan enanthate, cypionate, dan sustanon. Sustanon mengandung 4 jenis ester testosterone: propionate, isocaproate, phenylpropionate, dan decanoate. Masing-masing mencerminkan efek time release yang bervariasisatu sama lain.
Aslinya sustanon dirancang untuk terapi hormon untuk orang awam. Orang awam paling takut suntik, karenanya 4 jenis ester pada sustanon memungkinkan orang awam hanya menerima sekali suntikan tiap bulannya. Kelemahan sustanon dibandingkan saudara testosterone nya yang lain, diatasi dengan cara menyuntikan sustanon tiap 2-3 hari sekali. Dengan begitu, efek dan benefit yang sama tetap mereka dapatkan.
WINSTROL (stanozolol)
Dengan dosis normal 10-25 mg per hari (oral) dan 25-50 mg (suntik), steroid ini menjadi terkenal sejak Ben Johnson, sprinter USA peraih medali emas lari 100 meter di Olimpiade 1988, terbukti memakai winstrol. Shawn Ray juga pernah ketahuan memakai winstrol pada Arnold Classic 1990, walau ia keluar jadi pemenang. Biasa dipakai untuk cutting. Mampu memberi efek ‘power’ latihan, walau tidak sebagus dianabol. Libido meningkat selama memakainya. Obat ini berbentuk 2 macam, injeksi dan tablet. Jika disuntikan, maka harus dilakukan setiap beberapa hari sekali (menyakitkan), karenanya para pemakai steroids lebih melirik versi tabletnya. (NK)