Oleh: dr. Hario Tilarso
Pada saat melakukan kegiatan olahraga, maka tubuh akan dibebani suatu beban latihan yang cukup berat. Bila tubuh kita sehat, maka tidak akan berefek negatif pada seluruh sistem, bahkan tubuh akan menjadi lebih kuat. Namun bila terjadi gangguan kesehatan maka tubuh akan terganggu, sehingga kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya cedera bisa saja terjadi. Gangguan kesehatan tersebut diantaranya dapat berupa gangguan pada paru-paru, jantung, otot atau pencernaan.
Namun yang ingin Reps bahas kali ini adalah mengenai gangguan pada sistem pencernaan yang dapat mempengaruhi kinerja olahraga. Ada beberapa gangguan pencernaan yang telah sering kita kenal, misalnya : rasa mual, muntah, diare, susah BAB, atau bahkan sakit lambung (maag). Rasa mual biasanya timbul dikarenakan lambung menderita sakit maag, sehingga udara sering keluar. Penyakit ini terjadi karena kemungkinan kita banyak memakan makanan yang mengandung gas, seperti misalnya kol dan sawi. Atau dapat juga terjadi mual yang diakibatkan karena mencium bau yang kurang sedap, sehingga mual dan mau muntah.
Rasa mual terkadang menyerang kepada seorang atlet yang akan bertanding, ini dikarenakan rasa cemas/kuatir karena merasa akan kalah bertanding. Begitu pula mual dapat terjadi apabila kita makan secara berlebihan, sehingga melebihi kapasitas pada lambung. Umumnya rasa mual dapat dihilangkan dengan mengobati atau mengatasi penyebab utama yang timbul. Bila rasa mual sangat extrim, maka dapat terjadi muntah, yaitu isi perut keluar melalui mulut. Hal ini jelas akan sangat menggangu kinerja olahraga, karena makanan akan keluar dengan cara yang tidak wajar, sehingga isi lambung terkurang dan berkurang. Rasa mual biasanya disertai dengan rasa perut penuh (begah) dan hal ini sering akan menyebabkan muntah. Penyebab begah adalah makanan yang salah dan makanan yang tidak mencukupi dalam lambung.
Sebelum kita melakukan aktivitas olahraga maka sebaiknya makanlah sedikit untuk mengisi perut dengan makanan yang kaya akan karbohidrat, seperti roti, buah, kue dll. Bila perut agak kosong maka pada saat intensitas olahraga menjadi berat, karena sumber karbohidrat didalam lambung akan habis, sehingga perut menjadi cepat kosong. Hal ini menyebabkan kontraksi di lambung secara berlebihan yang akibatnya akan menyebabkan rasa perih dan menusuk atau sebah.
Sebagai contohnya, pada seorang atlet lari jarak jauh sering terjadi kontraksi lambung yang terkadang menyebabkan muntah karena lambung dalam kondisi kosong. Adapun cara pencegahannya adalah dengan makan yang cukup, apalagi pada olahraga endurance (jarak jauh) seperti balap sepeda, lari, triathlon dll. Orang-orang sering menyatakan hal ini sebagai “kram perut”. Hal ini memang ada benarnya karena perut memang terasa mengeras seperti sedang kejang. Pada olahraga yang sifatnya tidak lama, seperti pencak silat, tinju, bulutangkis, hal ini jarang terjadi karena lama pertandingan tidaklah berlangsung lama. Begitupula latihan olahraga yang singkat seperti latihan beban, binaraga, angkat besi, jarang sekali terjadi rasa sebah, karena kebutuhan energy tidaklah terlalu banyak.
Pada atlet yang memiliki tingkat kecemasan (anxiety) yang tinggi, maka sering merasa begah atau bahkan rasa nyeri dirasakan sekali. Penyebabnya adalah pada saat cemas, produksi asam lambung akan meningkat, sehingga terasa perih pada lambung. Untuk itu atlet-atlet type ini dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan stress management, sehingga membuat rasa cemasnya akan berkurang. Latihan lain yang dapat bermanfaat adalah yoga, karena pada yoga banyak melakukan hal-hal yang sifatnya seperti meditasi yang bersifat menenangkan.
Bila perut kosong, terkadang disertai diare, yang mana akan sanggat menggangu, karena tubuh akan kekurangan cairan, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi atau kejang otot. Terapinya adalah dengan memakan obat-obatan anti diare dan menjaga agar makanan tidak menyebabkan diare. Jadi pada latihan olahraga, badan harus cukup sehat dalam artian cukup makan dan latihan harus dilakukan tidak secara berlebihan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
- Sehari-hari atlet diharapkan makan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak namun dengan frekwensi yang sering. Bila makan sehari 3x (Pagi, siang dan malam) buatlah menjadi 6x sehari ½ porsi.
- Dengan cara makan seperti ini lambung akan selalu terisi, sehingga apabila diperlukan maka sumber tenaga masih cukup.
- Sebelum memulai suatu latihan/pertandingan maka diharapkan agar makan dahulu sedikit agar lambung tidak kosong sama sekali.
- Pada kegiatan olahraga yang lebih dari 60 menit, diharapkan atlet makan untuk menjaga agar cadangan energy dalam tubuh tetap tersedia.
- Jangan dilupakan untuk cukup minum air putih pada kegiatan yang kurang dari 60 menit dan apabila lebih dari 60 menit harus minum-minuman olahraga (sport drink).
- Atlet diharapkan tidak memakan makanan yang merangsang seperti yang pedas-pedas atau terlalu asam yang memproduksi banyak gas.
- Atlet diharapkan tidak minum minuman yang merangsang seperti alkohol, kopi atau minuman lain yang tidak diketahui isinya.