Banyak mitos-mitos tentang sperma berkembang di kalangan masyarakat. Bahkan mitos dikalangan wanita yang menyatakan bahwa dengan menelan sperma atau mengoles di badan akan dapat menghaluskan kulit dan bikin awet muda. Menilik kandungan sperma memang mengandung komposisi kimia yang sangat berguna bagi tubuh. Apakah mitos ini benar? Mari kita lihat bagaimana proses pembentukan sperma dan apa saja kandungan didalamnya.
Spermatogenesis.
Pembentukan sel seks dimulai sebelum kita lahir dan spermatozoa adalah bentuk untuk pria dan oocytes bentuk untuk wanita. Sperma dibentuk di dalam testis melalui proses yang disebut spermatogenesis. Penampang transversal tubulus seminiferous memperlihatkan kumpulan sel yang berada pada berbagai tingkatan perkembangan yang bertebaran mulai dari tepi sampai ketengah (lumen). Spermatogonia (sel stem = sel induk) sudah dapat ditemui dalam tubulus tersebut saat kelahiran.
Spermatogonia yang merupakan sel immature berada dalam kondisi “dormant” (tidur) yang akan mulai berkembang saat kita pubertas. Spermatogonia adalah sel diploid yang mengandung 46 kromosom (23 pasang) berada di pinggir tubulus. Saat pubertas karena pengaruh hormonal, sel tersebut mulai membelah secara mitosis dan menjadi 2 sel anak dengan jumlah kromosome yang sama dengan induknya (diploid). Sebagian dari sel yang membelah tadi tetap berada di pinggir sebagai spermatogonia. Yang lain bergerak kearah lumen (ke tengah) untuk berubah menjadi spermatosite primer. Spermatosite primer akan mengalami pembelahan meiosis menjadi spermatosite sekunder yang memiliki 23 kromosome (haploid)
Sistem saluran sperma
Sel sperma akan berjalan melalui beberapa saluran sampai akhirnya keluar dari tubuh. Setelah keluar dari testis (buah zakar) sperma akan melalui epididymis, ductus deferens, ejaculatory duct, and urethra.
Epididymis.
Sperma meninggalkan testis melalui beberapa saluran efferent kemudian masuk ke epididymis. Epididymis sangat panjang ( sekitar 6 meter) merupakan saluran melingkar berbentuk koil berada di atas belakang testis Sewaktu meninggalkan testis sperma masih dalam kondisi immature dan belum bisa membuahi sel telur. Sperma akan mengalami proses maturasi dan fertile saat berada di epididymis.
Ductus Deferens.
Ductus deferens ada 2 buah yang masing-masing keluar dari testis kiri dan kanan, disebut juga vas deferens, merupakan pipa yang fibromuscular sebagai kelanjutan dari epididymis. Ductus deferens memasuki ruang abdominopelvic nelalui kanal inguinal dan berjalan sepanjang dinding samping pelvis . menyeberang diatas ureter dan berada di belakang kandung kemih lalu kebawah menuju kelenjar prostat. Sebelum mencapai prostat saluran ini bentuknya melebar membentuk ampulla. Sperma disimpan di pangkal bagian vas deferens dsn dengan gerakan peristaltik memungkinkan sperma melewati saluran tersebut
Saluran ejakulasi
Masing-masing vas deferens saat sampai di ampula akan menyatui dengan saluran seminal vesicle dan membentuk saluran ejakulasi. Saluran ini akan masuk kedalam prostrat dan berakhir di urethra.
Urethra
Urethra terbentang mulai dari kandung kemih sampai saluran keluarnya di ujung penis. Ini adalah jalur keluarnya sperma beserta cairannya dari sistem reproduksi dan urine dari sistem urinari. Saat terjadi ejakulasi dimana cairan reproduksi melewati urethra maka sphimcter akan berkontraksi untuk mencegah urine ikut keluar.
Komposisi semen
Komponen semen berasal dari 2 sumber yaitu sperma dan plasma seminal. Plasma seminal diproduksi dan merupakan kontribusi dari kelenjar seminal vesicle, prostat dan bulbourethral.
Plasma seminal manusia berisi unsur-unsur organik dan anorganik yang sangat kompleks. Plasma seminal ini sebagai penyedia nutrisi dan media pelindung spermatozoa selama perjalanan melalui saluran reproduksi wanita .Dalam perjalanan tersebut sperma menghadapi halangan lingkungan vagina yang bersifat sangat asam, ada lender yang liat serta adanya reaksi imun. Komponen plasma seminal tadi akan mengkompensasi kondisi asam tadi dan kondisi-kondisi lain yang menhalangi hidupmya sperma. Jadi basa alkalin didalam plasma seminal akan menetraliser lingkungan asam vagina dan melindung DNA dalam sperma agar tidak mengalami denaturasi (berubah sifat)
Rincian distribusi dan komponen semen.
Kelenjar | % | Rincian |
testes | 2-5% | Sekitar 200 – 500 juta spermatozoa dihasilkan dalam testis kemudian dikeluarkan saat ejakulasi. |
seminal vesicle | 65-75% | amino acids, citrate, enzymes, flavins, fructose (sumber enerji utama sperm ), phosphorylcholine, prostaglandins (terlibat dalam menekan respon imun vagina), proteins, vitamin C |
prostate | 25-30% | acid phosphatase, citric acid, fibrinolysin, prostate specific antigen, proteolytic enzymes, zinc (membantu stabilitas DNA- chromatin dalam sperm . Deficiensi Zn berakibat rendahnya fertilitas karena meningkatnya sperma yang rusak) |
bulbourethral glands | < 1% | galactose, mucus (meningkatkan mobilitas spermas didalam vagina dan cervix dengan mengurangi kekentalan cairan vagina sehingga sperma lebih mudah bergerak maju dan mencegah berdifusi dengan semen.), pre-ejaculate, sialic acid |
Memperhatikan komposisi di atas tentunya zat-zat tersebut bermanfaat bagi tubuh tapi tentunya kita tidak perlu mengkomsumsinya. Hemat kami semua ini berawal dari kegiatan oral seks dimana mungkin saja secara tidak sengaja sperma dan plasma seminal ikut tertelan. Sehingga muncul pertanyaan apakah berbahaya bila tertelan atau bahkan apa ada manfaatnya bila dikonsumsi. Kesimpulannya bila tertelan tidak berbahaya tetapi tidak juga berarti harus dikonsumsi untuk maksud mitos-mitos tadi..
(dari berbagai sumber)
One Response
Yang pasti, pengeluaran cairan ajaib ini harus dilakukan dengan sangat tepat, yakni hanya untuk istri kita :).