Suatu tindakan berupa pemijatan (massage) pada tubuh seseorang yang melakukan aktifitas olahraga, adalah definisi umum dari sport massage. Bertujuan agar tubuh yang telah lelah, kembali kondisinya seperti semula. Seperti apa pijatan yang tepat dan sesuai, sehingga dapat berdampak pada tingkat keberhasilan dan prestasi seorang atlet?
Suatu tindakan recovery (pemulihan) berupa teknik pemijatan, dilakukan untuk memulihkan tubuh yang lelah dan penuh timbunan ampas-ampas sisa metabolisme setelah melakukan olahraga. Terdapat beberapa macam teknik pijat yang tujuannya merangsang pusat-pusat kelelahan tubuh dan mengembalikan kepada keadaan segar.
Secara umum, bila dikatakan pijat maka yang terbayang adalah seorang pemijat (masseur) yang memijat tubuh atlet dan cara pemijatan ini menuruti suatu aturan tertentu. Seperti dikatakan tadi, prinsip pemijatan adalah untuk membuang sisa-sisa metbolisme ini berupa zat-zat ampas seperti amonia, asam laktat serta CO2.
Asam laktat terbentuk dari proses metabolisme pada waktu melakukan olahraga. Bila olahraga tersebut bersifat aerobik, maka tidak akan terbentuk asam laktat. Bila inensitasnya sudah mencapai anaerobik, maka terbentuklah asam laktat, dan ini merupakan tanda-tanda kelelahan. Zat ini tertimbun dalam tubuh sampai kira-kira 2-3 hari. Timbunan ini dapat menyebabkan gejala-gejala berupa, rasa lelah, otot pegal sampai terasa sakit, otot kejang (kram), dan kadang-kadang susah tidur. Untuk menghilangkan timbunan ini, maka dilakukan pijatan-pijatan dengan teknik-teknik tertentu.
Tujuan pemijatan antara lain:
- Untuk menghilangkan timbunan-timbunan ampas.
- Melebarkan pembuluh darah, sehingga pembuangan ampas akan lebih cepat.
- Melemaskan otot-otot yang kaku.
- Meningkatkan sirkulasi getah bening.
- Meningkatkan rasa enak/nyaman secara psikologis.
Untuk massage diperlukan penggunaan kedua tangan, dan berbagai macam krim atau minyak agar pijatan dapat lancar/licin pada kulit. Pada saat melakukan pijat, pasien tidur dan sebaiknya tidak memakai pakaian, hanya ditutupi handuk saja. Seluruh tubuh memang diharapkan terbuka semua agar seluruh bagian tubuh dapat dipijat.
“Sebaiknya pemijatan dilakukan oleh seseorang yang telah/pernah mendapat pendidikan keterampilan massage dan faham olahraga.”
Semua gerakan-gerakan tadi harus dilakukan dengan lambat, Kuat dan halus, sehingga otot-otot yang lelah betul-betul terangsang dan menjadi rileks. Bila dilakukan dengan benar, pijat ini cukup berlangsung selama lebih kurang 60 menit. Pijat seperti ini dapat diakukan pada atlet maupun orang awam. Atlet membutuhkan pijatan seperti ini sehabis melakukan kegiatan yang berat, misalnya pada lari marathon, triathlon, balap sepeda jarak jauh, angkat besi, angkat berat, atau olahraga lain seperti renang, dayung atau juga mendaki gunung. Pijat ini akan menyegarkan atlet sehingga esok harinya ia dapat bertanding kembali dengan fit. Ada pula beberapa pemijat yang menambah upaya pemulihan ini dengan cara-cara lain seperti; ozon therapy, aroma therapy, spa, sauna, dan lain-lain. Berbagai cara ini boleh dilakukan, karena menambah cepat proses pemulihan tubuh dan merangsang hormon-hormon yang berfungsi menyegarkan tubuh.
Adapula metode lain untuk pijat yaitu performance massage, yang lebih dikhususkan untuk atlet. Cara ini lebih mudah daripada pijat yang tradisional, karena waktu pijatnya lebih singkat, yaitu 30 menit dan baju/pakaian tidak usah dibuka serta tidak memakai minyak-minyak. Tujuan utama disini adalah mengendorkan otot-otot dan meregang (strech) otot sehingga atlet merasa segar kembali.
Metod pemijatan yang sering pula dipakai, dengan cara menekan pada titik-titik tertentu pada tubuh yang disebut shiatsu. Perangsangan pada titik-titik ini sama dengan efek pada tusuk jarum, yaitu mengembalikan keseimbangan metabolisme sehingga menjadi pulih seperti sediakala.
Banyak cara untuk memulihkan tubuh setelah melakukan aktifitas olahraga, dan cara-cara tersebut pun boleh saja dipakai. Yang terpenting adalah ketika melakukan kegiatan olahraga, harus disesuaikan dengan kondisi (cukup), tidak berlebihan pada orang awam, dan pada atlet harus menyiapkan fisik secara optimal sesuai dengan kebutuhan cabang olahraganya. Umumnya talet yang mempunyai physical condition yang baik, tentu tidak terlalu terkuras tenaganya, sehingga pemulihan kembali akan lebih mudah.
Effleurage
Pemijat berdiri dekat dengan pasien dan harus diupayakan posisi tubuh sedemikian rupa sehingga bila akan menekan dengan kuat, berat tubuh yang dipergunakan. Cara pertama pada pijat adalah dengan menggosok permukaan kulit sesuai anatomi otot yang ada. Biasa disebut effleurage atau stroking, yaitu berupa usapan-usapan yang bersifat melancarkan dan mengalirkan darah. Tujuannya adalah untuk meregang jaringan-jaringan lunak dan meningkatkn sirkulasi darah.
Kneading
Gerakan selanjutnya adalah menekan dalam atau disebut kneading, yaitu memencet dan menekan otot, biasanya antara jempol dan jari-jari lain. Tujuan gerakan ini adalah untuk menyegarkan kembali otot yang lelah.
Petrissage
Berikutnya adalah pijatan untuk meregang dan menggoyang ott, yang disebut petrissage. Disini dipakai ujung jari, ujung jempol, pangkal tangan dan kepala (tinju). Gerakan ini menekan dalam sampai ke tulang dan bertujuan menghilangkan toxin-toxin dan ampas tersisa yang mungkin berupa benjolan-benjolan. Selain itu juga berfungsi untuk menghilangkan ketegangan pada otot-otot bagian dalam.
Percussion
Gerakan pijat yang terakhir adalah percussion yaitu gerakan yang memukul dengan jari-jari tangan secara bergantian. Tujuannya adalah untuk merangsang ujung-ujung syaraf dipermukaan dan meningkatkan aliran darah serta tonus (kekencangan otot).
Teks : Dr. Hario Tilarso, spKO FACSM