Oleh: Dr. Adellinda Raintung
Kita semua ‘berhak’ mendapatkan kulit yang indah, tak peduli kulit berminyak atau kering karena yang utama adalah kesehatannya. Agar kulit kita tetap sehat kuncinya adalah mengenal dan mengerti dengan baik kebutuhan serta fungsi kulit. Sayangnya orang dengan kelainan lambung, sering bermasalah bila mengkonsumsi vitamin C, sehingga sering menimbulkan nyeri lambung dan menyebabkan BAB mencret. Pada kasus ini asupan vitamin C bisa diperoleh dengan disuntik/diinfus melalui intravena, yang ternyata aman untuk orang dengan kelainan lambung.
Kebutuhan akan vitamin C meningkat secara berarti, dan beresiko terjadinya kekurangan pada berbagai keadaan berikut:
- Kehamilan.
- Menyusui.
- Tirotiksikosis (hiperaktivitas kelenjar tiroid).
- Berbagai jenis peradangan.
- Luka bakar.
Orang lebih banyak mengetahui fungsi vitamin C selain sebagai antioksidan juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memelihara jaringan kulit, dan membantu penyembuhan luka. Tapi dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, ternyata banyak sekali manfaat dari vitamin C, antara lain:
Asma
Menurut penelitian Third National Health and Nutrition Examination tahun 1988-1994, diketahui adanya hubungan antara penyakit asma dan rendahnya kadar antioksidan vitamin C, alfa karoten, beta karoten, dan beta kriptoxantin. Umumnya, kandungan unsur-unsur itu dalam serum darah para penderita asma rendah. Itu sebabnya, disarankan memberikan vitamin C dan alfa karoten yang memiliki pengaruh paling signifikan untuk menambah daya tahan tubuh penderita asma.
Stroke
Kadar vitamin C yang tinggi di dalam tubuh dapat menghindari seseorang dari resiko serangan stroke. Hasil studi selama 9,5 tahun ini diadakan terhadap 20.000 orang usia pertengahan atau lebih tua di Norfolk, Inggris. Dalam rentang studi selama itu diketemukan 448 kasus stroke. Para periset menemukan mereka yang mempunyai konsentrasi vitamin C tinggi, sejak studi tersebut dimulai, mempunyai resiko 42 persen lebih kecil terserang stroke dalam kurun 10 tahun ketimbang mereka yang mempunyai kadar vitamin C rendah.
Efek protektif dari vitamin C terhadap stroke tidak terpengaruh oleh sejumlah faktor pencetus stroke, diantaranya seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, indeks massa tubuh, tekanan darah, kolesterol, aktivitas fisik, diabetes, serta pemakaian suplemen. Hasil dari studi Dr. Phyo K. Myint dan timnya dari Universitas Cambridge, oleh American Journal of Nutrition. “Hasil studi ini memperkuat bukti yang mengindikasikan bahwa konsumsi buah-bauhan dan sayuran dalam jumlah besar berfungsi melindungi tubuh dari serangan stroke,” jelas Dr. Phyo K. Myint.
Tumor & Kanker
Selain berfungsi sebagai antioksidan dan melindungi sel-sel dari kerusakan, vitamin C ternyata memiliki potensi besar menghadang pertumbuhan sel-sel kanker atau tumor. Sebuah penelitian di laboratorium menunjukan, vitamin C dosis tinggi dapat mengurangi berat tumor dan tingkat pertumbuhannya hingga 50 persen.
Vitamin C dosis tinggi dapat mencegah selesma (flu) hingga 45%, mencegah 75% dari semua kanker, dan memperpanjang masa hidup penderita kanker hingga 4-5 kali lebih lama (dibandingkan dengan yang tidak mendapat terapi vitamin C tersebut). Seperti dimuat jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi 5 Agustus lalu, peneliti dari US National Institutes of Health (NIH) mengemukakan bahwa suntikan dosis tinggi vitamin C mampu memperlambat pertumbuhan tumor pada penderita kanker otak, indung telur, dan pankreas.
Dalam risetnya, para ahli melacak pengaruh antikanker yang dimiliki vitamin C itu terhadap pembentukan hidrogen peroksida dalam cairan ekstraselular yang mengelilingi tumor. Riset menunjukan, vitamin C mampu “mengganggu” perkembangan sel-sel kanker, sedangkan sel-sel normal tidak terpengaruh.
Vitamin C memainkan peran penting bagi kesehatan. Kekurangan vitamin ini dalam jangka panjang mengakibatkan penyakit gusi berdarah, bahkan kematian. Vitamin C juga melindungi sel dari dampak kerusakan radikal bebas. (Dr. Adellinda Raintung)