Kebanyakan orang meragukan apakah kehidupn seksualnya “normal” atau “tidak”. Apalagi bila mendapat informasi di media tertentu, atau hasil bincang-bincang dengan orang lain dan merasakan kondisinya tidak sama.
Tidaklah mudah kita mendefisinikan aktifitas seksual yang “normal”. Kehidupan seksual merupakan salah satu komponen alami yang penting pada diri manusia, dan sering terbungkus bak misteri dan tidak mudah di mengerti. Kemungkinan ini disebabkan beberapa faktor antara lain kultur, pemahaman agama, tingkat pendidikan, lingkungan, kondisi biologis dan fisiologis.
Manusia akan bereaksi terhadap banyak variasi rangsangan seksual. Selama tingkah laku seksualnya tidak menimbulkan gangguan emosi dan fisik, konflik rumah tangga atau masalah lain, maka dapat dikatakan kehidupan seksualnya baik-baik saja.
Aktifitas seksual merupakan sumber kenikmatan besar, tetapi ini juga dapat menimbulkan stres diantara pasangan. Mendapatan kehidupan seksual yang baik memerlukan waktu dan usaha, termasuk mempertahankannya. Hal ini tidak selalu mudah, kesibukan yang terus berlangsung dengan intensitas tinggi menyebabkan kelelahan. Semua ini akan menutup imajinasi serta motivasi sehingga memerlukan upaya untuk mengatasinya.
Pahami Kemampuan
Memiliki kemampuan seksual yang baik tidak berarti kita sanggup berjam-jam berhubungan intim. Seksualitas yang kita miliki merupakan rangkaian pengungkapan jati diri kita sebagai pria atau wanita. Ini menggambarkan bagaimana perasaan kita tentang jati diri seperti keyakinan seks, kepribadian, harga diri, emosi, dimana dan bagaimana kita fokus pada suatu masalah, berekspresi dan menggunakan energi seksual. Gairah seksual dapat muncul dimana saja, sewaktu kita di rumah, di kantor, di tempat keramaian maupun di jalanan. Singkatnya, seksualitas kita berlangsung terus menerus membentuk perasaan jati diri.
Energi seksual manusia mengalir ritmis, kreatif, yang mengalun dan bergerak di seluruh tubuh seperti tangan, kaki, panggul, dada, dan juga mata. Kemudian meresap pada bagian terkecil tubuh, jiwa, dan menimbulkan getaran-getaran sensasi & antisipasi. Energi ini menumbuhkan kreatifitas, keramahan kehidupan emosional dan seksual. Hal ini merupakan sumber besar untuk kesenangan dan kenikmatan yang perlu di pelihara. Selain itu juga merupakan pusat bagaimana mencapai sesuatu, mengembangkan kemampuan dn berinteraksi dengan pihak lain.
Penampilan karakter seksual akan nampak dari sisi pribadi maupun publik. Dari sisi publik tampil dalam bentuk :
- Sikap dan karakter pribadi
- Kerapihan dan cara berpakaian
- Peran profesional dan sikap sebagai orang tua serta pasangan
Dari sisi pribadi tampil sebagai :
- Perasaan kasih sayang dan daya tarik
- Keinginan seksual
- Kepercayaan diri atau kurang percaya diri
- Penilaian seksual
- Tampilan fisik seksual baik pada saat dengan pasangan maupun sedang sendiri
Aktualisasi Kemampuan
Keinginan maupun gairah seksual selalu berfluktuasi, pada saat tertentu rendah sementara disaat yang lain tinggi. Disinilah pasangan perlu saling memahaminya. Kesulitan terjadi bila perbedaan gairah seksual ini berlangsung dalam waktu cukup lama. Langkah terbaik adalah mendiskusikan, saling mengobservasi perasaan masing-masing. Apakah aktifitas seksual yang dilakukan sudah dapat menimbulkan kenikmatan yang sangat didambakan. Atau justru kondisi sebaliknya yang terjadi. Kepada pasangan yang sedang mengalami gairah seksual menurun, tidak boleh dipaksa untuk mau berpartisipasi sesuai keinginan pasangannya.
Pasangan yang memiliki gairah tinggi, perlu menguasai diri dengan hanya melakukan rangsangan seksual tanpa hubungan seksual. Dengan cara ini biasanya pasangan rendah gairah dapat merasakan kenikmatan, karena pasangannya sangat memahami kondisinya. Pasangan ini secara bertahap akan berhasil meningkatkan kembali gairah seksualnya. Seksualitas memiliki komponen :
- Biologis. Merupakan cetak biru termasuk diferensiasi identitas dan jenis kelamin, rangsangan biologis, dan tampilan fisik.
- Kultur sosial. Cara kita berpikir dan berbicara tentang seks maupun lainnya, dipengaruh oleh kultur dari mana kita berasal atau di lingkungan masyarakat mana kita tinggal. Kita berpendapat, berpenampilan dan beraktifitas apakah sesuai atau tidak dengan yang di harapkan masyarakat.
- Moral. Dalam arti luas ekspresi seksualitas ditandai oleh kemampuan dan keyakinan pribadi tentang bagaimana praktek seksual di lakukan.
- Fisik. Yang termasuk seksualitas selain hubungan seksual juga aktifitas foreplay, rayuan seksual dan persiapannya.
- Pskilogis termasuk disini bagaimana masing-masing menginterpretasi dan memilih pesona seksualitas untuk ditampilkan.
Komponen seksualitas ini perlu selalu diaktualisasi dan dipertahankan, agar kepercayaan diri kita selalu berada pada level terbaik.
Lakukan Dengan Keyakinan
Setiap orang yang memiliki gairah seksual dan berfungsi dengan baik, perlu memiliki kepercayaan diri, bebas dari ketakutan, rangsangan fisik, gairah mental, serta kemampuan untuk selalu fokus pada gairah seksual, baik itu sikap maupun pikiran. Segala sesuatu yang mempengaruhi kondisi ini dapat menggagalkan hubungan seksual.
Harus kita yakini bahwa kita mampu dan dapat membedakan sesuatu nyata atau maya. Sewaktu-waktu kita perlu menengok ke belakang dan menelaah kembali kemampuan kita. Singkirkan masalah-masalah yang mengganggu kepercayaan diri. Kita perlu memperkuat ulang kepercayaan diri dengan menilai kembali diri sendiri dan mengatur emosi. Kepercayaan diri melukiskan nilai kita dan mempengaruhi apa yang kita lakukan.
Jadi, dengan merubah cara berpikir maka kita akan memperoleh kembali dan mempertahankan kepercayaan diri yang sudah terbangun. Suatu keniscayaan bila kita tidak yakin akan diri kita mendapatkan sesuatu yang kita harapkan. Oleh karena itu, refleksikan setiap hari keyakinan Anda dalam berbicara, gerak tubuh dan kemampuan. Kita akan dapat mencapai keberhasilan dan apapun yang ingin dicapai dengan keyakinan yang tinggi.
Kepercayaan diri ini termasuk keyakinan dapat melakukan hubungan seksual dengan baik, yakin bahwa pasangan akan memperoleh yang di harapkan, dan yakin bahwa pasangan berkeinginan baik. Untuk bisa bergairah diperlukan rangsangan mental maupun fisik. Dengan pertambahan usia rangsangan fisik perlu lebih ditingkatkan. Pada waktu melakukan rangsangan adalah sangat penting untuk selalu memberikan perhatian penuh pada pasangannya. Karenanya, mulai kini janganlah ragu untuk menerapkannya pada pasangan Anda.