Salah satu alasan mengapa seseorang enggan mengonsumsi suplemen protein adalah karena dianggap dapat memperberat kinerja ginjal, bahkan merusaknya. Namun sebelum menelan berita tersebut mentah-mentah, mari kita telaah terlebih dahulu, apakah hal tersebut benar, atau hanya sekedar mitos.
Suplemen protein dan manfaatnya
Kebutuhan protein setiap orang berbeda. Menurut penelitian tentang protein, fungsi ginjal, dan kematian, jumlah kebutuhan protein harian yang direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization) adalah 0,8 gram / hari / kg berat badan Anda.
Namun berdasarkan Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan RI melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2013, kebutuhan protein setiap usia berbeda. Selain usia, faktor lain seperti jenis kelamin dan tingkat aktivitas fisik harian juga turut menentukan kebutuhan protein harian.
Salah satu fungsi suplemen protein adalah untuk membantu Anda memenuhi kebutuhan protein harian yang tidak tercukupi dari makanan. Bayangkan berapa banyak telur dan dada ayam yang harus Anda konsumsi untuk memenuhi kebutuhan protein harian. Terlebih jika Anda seorang olahragawan, termasuk binaraga yang membangun otot. Itulah salah satu peran suplemen untuk tubuh Anda.
Meski tersedia dalam banyak bentuk, namun suplemen protein yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah jenis protein powder atau bubuk protein. Biasanya suplemen ini terbuat dari susu (whey dan casein) dan ada juga beberapa yang terbuat dari tumbuhan, seperti kedelai dan lain-lain (plant protein).
Baca juga: Panduan utama whey protein untuk pemula.
Suplemen jenis ini dapat dengan cepat diserap oleh tubuh, sehingga dapat bekerja secara langsung di bagian tubuh yang membutuhkan protein. Namun jangan sembarangan memilih produk suplemen karena tergiur harga yang murah. Biasanya produk tersebut memiliki kualitas yang buruk, seperti dicampur pemanis buatan, hingga kandungan protein yang tidak sesuai dengan yang tertera di kemasan.
Konsumsi protein dan pengaruhnya pada ginjal
Diet tinggi protein saat ini sedang menjadi trend untuk menurunkan berat badan dan membentuk otot. Dengan mengurangi jumlah karbohidrat dan memprioritaskan makanan berprotein serta suplemen, diet ini mampu membantu Anda mengontrol berat badan dan mencegahnya kembali naik.
Namun ternyata konsumsi protein dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan kadar pengeluaran kreatinin dan ureum dari tubuh. Mungkin hal ini tidak memberikan pengaruh yang serius pada mereka yang sehat. Tetapi pada penderita gangguan ginjal dan hati kronis akan mempercepat perkembangan penyakit yang diidapnya.
Hingga saat ini belum ada bukti bahwa konsumsi suplemen protein dapat mempengaruhi kinerja ginjal dan hati, khususnya pada orang yang sehat. Namun perlu diingat bahwasanya konsumsi sesuatu secara berlebihan tidak baik bagi tubuh. Untuk itu penuhilah kebutuhan protein Anda dengan bijak. (Ayu/berbagai sumber).