Penyusutan otot merupakan suatu momok yang menakutkan dari sekian banyaknya pecinta olahraga beban. Namun, perlu diteliti lebih mendalam, mengapa penyusutan itu dapat terjadi. Mungkin salah satu diantaranya disebabkan neuropati yaitu kerusakan sel saraf yang menyebabkan kerja otot menjadi tidak maksimal serta cenderung menyusut. Lantas seperti apakah penyebab serta gejala neuropati pada pembentukan otot? simak ulasannya berikut ini.
Definisi
Neuropati merupakan gangguan kerusakan yang menjangkit pada saraf dari sistem saraf perifer (bagian dari sistem di luar otak dan sumsum tulang belakang). Kondisi penderita yang mengalami hal tersebut umunya disebut sebagai neuropati perifer. Neuropati biasanya menyebabkan nyeri otot dan mati rasa pada tangan maupun kaki. Namun secara umumnya, salah satu penyebab terbesar terjadinya neuropati adalah diabetes.
Neuropati dapat mempengaruhi saraf yang mengendalikan gerakan otot (saraf motorik) dan mereka yang mendeteksi sensasi seperti menggigil atau nyeri (saraf sensorik). Dalam beberapa kasus, neuropati otonom dapat mempengaruhi bagian organ internal, seperti halnya jantung, pembuluh darah, kandung kemih, atau usus.
Penyebab
Menurut data yang diperoleh Neuropathy Servisec Point (NSP) pada tahun 2012 lalu, bahwa angka menyebutkan, 29,7% dari total 7.301 pasien baik di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar terdeteksi menderita neuropati. Rupanya angka tersebut cukup mencengangkan khususnya bagi penduduk Indonesia, bahkan disetiap tahunnya jumlah penderita neuropati diprediksi akan terus meningkat disetiap tahunnya. Secara garis besar, neuropati pada umumnya diderita pasien yang menginjak usia dewasa. Berikut beberapa penyebab yang mengakibatkan timbulnya neuropati :
- Trauma atau tekanan pada saraf atau disebut juga dengan saraf kejepit, hal ini disebabkan dengan gerakan yang dilakukan secara berulang seperti mengetik pada keyboard, atau mengangkat beban yang tidak sesuai teknik
- Permasalahan gizi dan kekurangan vitamin, khususnya vitamin B
- Alkoholisme, meminum minuman keras
- Seringkali melalui kebiasaan diet yang buruk, seperti pola makan yang tidak beraturan, jajan sembarangan
- Penyakit autoimun, seperti lupus , rheumatoid arthritis, dan sindrom Guillain-Barre
- Tumor, yang sering melawan tekanan saraf
- Penyakit lain dan infeksi, seperti penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit Lyme , HIV / AIDS, atau tiroid yang kurang aktif (hypothyroidism)
- Kelainan bawaan (neuropati herediter), seperti Charcot-Marie-Tooth penyakit dan amiloid polineuropati
- Paparan racun, dari racun seperti logam berat, dan obat-obatan tertentu dan kanker perawatan
Gejala
Sakit yang disebabkan neuropati, secara gamblangnya dapat digambarkan seperti rasa kesemutan atau sensasi terbakar pada kulit. Namun kerapkali yang dirasakan oleh para fitness mania adalah rasa keram ataupun rasa nyeri disekujur otot dan ligamen. Selain itu, gejala lain yang sering dirasakan diantaranya adalah: otot terasa kaku, kehilangan kontrol kandung kemih, kulit hipersensitif, kulit mengkilap, rambut rontok di bagian tertentu, kelemahan anggota gerak, hingga penyusutan otot. Jadi perlu diwaspadai, jika gejala tersebut mulai Anda rasakan dan segerakanlah mengkonsultasikannya pada dokter saraf. Neuropati juga dapat menyerang mereka yang mengalami defisiensi/kekurangan vitamin B1, B6, B12.
Dampak pada otot
Rupanya dampak neuropati pada pembentukan otot sangatlah serius, beberapa kasus yang menyebabkan otot tidak dapat berkembang diantaranya kurangnya asupan vitamin B1, B6, hingga B12. Vitamin B1 (Thiamine) itu sendiri bermanfaat untuk memasuki beberapa reaksi kimia ke dalam tubuh, tanpa thiamine sel tidak dapat mengoperasikan oksigen atau bahan bakar sebagai sumber tenaga. Sedangkan vitamin B6 (piridoksin) merupakan vitamin yang larut di dalam air, yang berfungsi secara umum untuk membentuk sel darah merah, mengoptimalkan fungsi kinerja otak, penyerapan protein lebih banyak, serta pemecahan protein yang dibutuhkan otot. Kemudian vitamin B12 (Cyanocobalamin) juga bertugas untuk memelihara sel, pembentukan DNA, mengatasi kelelahan, serta pengurangan jumlah kolesterol dalam darah.
Pencegahan
Menurut Dr. Manfaluthy Hakim Sp.S(K), selaku ketua kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI PUSAT mengatakan, semakin tua usia, fungsi saraf pun akan semakin menurun. Saraf kita sangat tergantung pada suplai vitamin B yang memadai dan sangat sensitif terhadap kekurangan vitamin B. Vitamin B berperan penting untuk melindungi dan meregenerasi saraf.
Selain mengonsumsi Vitamin neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, vitamin B6, dan Vitamin B12 yang lebih banyak. Maka lebih disarankan lagi jika Anda memperbaiki gaya hidup dengan cara sebagai berikut:
- Makanan bergizi
Pola makan teratur dengan kualitas pangan yang baik, sangatlah membantu tubuh memiliki manfaat gizi seimbang. Selain itu, makanan bergizi sangatlah menunjang bagi kebutuhan tubuh untuk membangun energi hingga pembentukan otot. Namun, untuk mendapatkan manfaat itu semua, Anda perlu memahami akan kadar serta jenis makanan yang sesuai dengan tubuh Anda. Agar manfaat pembentukan otot pun dapat terpenuhi seutuhnya.
- Pola latihan
Berbicara pola latihan, tentunya setiap masing-masing individu memiliki pola latihan yang berbeda. Namun pada intinya, pola tersebut tertuju pada bagaimana menyeimbangkan antara waktu berlatih dengan istirahat, begitu pun dengan asupan nutrisi yang seimbang. Selain itu, metode teknik berlatih pun juga turut menjadi perhatian untuk menghindari neuropati. Hindari teknik berlatih yang asal-asalan, atau hanya sekedar mengangkat beban tanpa menghiraukan bagian otot yang berkontraksi. Mungkin jika hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang, menyebabkan gejala neurpoati timbul.
- Istirahat cukup
Istirahat yang baik, tentunya berguna untuk memulihkan kinerja tubuh maupun pikiran agar menjadi bugar setelah Anda melakukan rutinitas yang padat. Selain itu istirahat dibutuhkan guna meregenerasi kembali sel saraf yang cukup lama bekerja. Kebutuhan istirahat tidak hanya diartikan dengan tidur selama 8 jam, melainkan adalah bagaimana Anda mengelola kesibukan, kegiatan berolahraga dengan waktu beristirahat. Alangkah baiknya, apabila Anda meluangkan 1-2 hari waktu khusus untuk beristirahat. Sehingga keesokan harinya, tubuh akan lebih fresh dan nyaman untuk kembali beraktifitas.
Melihat dari setiap tahunnya angka penderita neuropati selalu terus meningkat. Maka kesadaran akan hal tersebut merupakan suatu point terpenting untuk mencegah terjadinya neuropati. Konsumsilah vitamin neurotropik 1x sehari sejak usia dini secara teratur. Kemudian kendalikan faktor risiko yang menyebabkan neuropati terjadi, seperti melakukan teknik mengangkat beban dengan gerakan yang sesuai aturan. Dan yang paling terpenting adalah jangan menunggu kerusakan saraf terjadi, karena kerusakan saraf membutuhkan proses penyembuhan hingga bertahun-tahun. Pencegahan neuropati sejak usia dini merupakan upaya yang sangat bijak dan jauh lebih baik. (AL/dari beberapa sumber)