Sebuah studi yang dilakukan di Universitas Negeri Ohio menunjukkan bahwa diet yang terdiri dari 85 persen lemak (lemak baik dari kacang-kacangan, minyak zaitun, dll) dapat membantu meningkatkan kinerja keseluruhan seorang atlet, termasuk daya tahan yang lebih maksimal dibandingkan dengan karbohidrat. Maka dari itu, diet rendah karbohidrat (diet keto) selalu dijadikan pilihan terbaik untuk solusi menjaga berat badan, bahkan untuk solusi hidup sehat. Namun benarkah cara tersebut?
Nyatanya pola makan rendah karbo atau tidak konsumsi karbo sama sekali justru tidak direkomendasikan untuk orang awam. Pola makan tersebut hanya direkomendasikan untuk atlet atau mereka yang memiliki aktivitas fisik lebih banyak. Mengapa demikian?
Perlu diingat bahwa karbohidrat adalah bagian penting dari pola makan sehat yang seimbang. Karbo adalah sumber energi dalam bentuk glikogen yang menjadi bahan bakar untuk Anda beraktivitas. Sedangkan lemak harus dipecah menjadi asam lemak sebelum bisa digunakan sebagai bahan bakar. Dalam hal ini hanya atlet dengan aktivitas olahraga yang tinggi yang dapat menghabiskan cadangan glikogen dan menggunakan lemak sebagai bakar.
Diet keto membuat tubuh Anda menggunakan protein dan lemak sebagai bahan bakar tubuh, karena dalam diet tersebut Anda mengkonsumsi lebih banyak protein dan lemak (tidak ada karbo). Namun hal tersebut tidak sepenuhnya baik karena pemenuhan kebutuhan tubuh menjadi tidak seimbang. Akan ada beberapa efek yang terjadi setelah Anda mulai mengurangi asupan karbo dan menggantinya dengan lemak serta protein. Mulai dari lemas dan bahkan masalah pencernaan.
Mengapa masyarakat disarankan mengurangi asupan karbohidrat?
Budaya masyarakat yang tidak terlalu aktif (pekerja kantoran, penjahit, dll) dapat membuat berat badan mudah bertambah karena tidak terbakarnya karbohidrat yang dikonsumsi. Hal ini tentu akan menyebabkan timbulnya penyakit kronis. Untuk itu Anda dituntut aktif dan tidak mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat, agar kesehatan dan bobot ideal tubuh tetap terjaga. (Ayu)