Dr. Hario Tilarso, SpKO FACSM
Judul tulisan diatas adalah istilah dalam bahas Inggris tentang suatu cara tindakan kesehatan dengan memakai listrik. Bila diterjemahkan namanya adalah rangsangan listrik pada otot. Tindakan ini merupakan suatu upaya dalam bidang fisioterapi yang dapat disejajarkan dengan cara-cara fisioterapi yang lain seperti dipanaskan dll.
Badan manusia memang merupakan penghantar listrik yang baik. Otot-otot dapat bergerak karena listrik, jantung dapat berdenyut karena listrik dan banyak organ-organ lain lagi. Jadi prinsip pengobatan dengan arus listrik adalah agar arus tersebut masuk kedalam tubuh dan memberikan rangsangan sehingga menimbulkan efek yang menyembuhkan.
Salah satu tindakan yang sekarang dikatakan populer dimasyarakat adalah dengan EMS. Mereka yang pernah menjalaninya merasa senang karena tubuh terasa lebih segar setelah tindakan tersebut. Menurut klaim pembuat alat, khasiat tindakan ini adalah untuk menguatkan otot. Sehingga tidak perlu latihan beban untuk itu. Untuk itu kita lihat apa saja yang dinamakan kekuatan otot (muscle strength).
Kekuatan otot adalah salah satu komponen kesegaran jasmani yang dinyatakan dengan berapa besar beban yang dapat diangkat satu kali dengan maksimal : Gerakan mengangkat beban ini terjadi karena otot tersebut mengalami kontraksi atau pemendekan serabut-serabutnya sehingga panjang otot menjadi memendek. Pada waktu otot tersebut memendek, ia akan menarik bagian dimana tulang tertempel otot tersebut. Misalnya kontraksi otot lengan atas bagian depan atau biceps akan menyebabkan lengan bawah mendekat kearah bahu. Gerakan ini disebut flexi dari otot biceps.
Terjadinya pemendekan otot tersebut, merupakan suatu mekanisme yang rumit secara kimia dan adanya arus listrik. Gerakan biceps ini dibawah perintah otak yang mengirimkan impuls listrik melalui syaraf ke otot biceps. Tindakan EMS ini dilakukan untuk mendapatkan otot yang kuat karena EMS memberikan suatu aliran arus listrik kedalam otot tersebut, sehingga otot berkontraksi.
Pemberian kekuatan arus dapat diatur sehingga tidak terlalu besar tetapi cukup untuk merangsang kontraksi. Pada saat berkontraksi otot-otot akan terlihat tegang, sehingga kadang-kadang terlihat sedang mengalami kejang otot. Dengan pembesaran arus berulang-ulang maka terjadi suatu kontraksi otot yang berulang seperti pada waktu latihan beban.
Apa benar cara ini akan meningkatkan kekuatan otot tentunya masih dipertanyakan. Apabila tujuannya untuk merangsang otot sehingga otot tersebut cukup banyak berkontraksi maka tentu benar. Hal seperti inidapat dilakukan pada pasien yang tidak dapat menggerakan sendi karena misalnya cedera sehingga harus dirawat ditempat tidur.
Seperti diketahui, orang yang lama tidak bergerak (tidur) akan mengalami pengecilan (hypotrophy) otot karena tidak ada kontraksi. Kontraksi buatan tentu saja akan mencegah otot mengalami hypotrophy. Tetapi apabila tujuannya untuk menguatkan otot tentu saja tidak benar. Kekuatan otot akan meningkat apabila otot dibebani oleh beban tertentu dan mengangkat beban tersebut berulang-ulang. Akan terjadi pembesaran serabut otot yang akan menyebabkan otot membesar (hypertrophy) dan menjadi kuat. Jadi bila seorang atlet ingin ototnya kuat dan melakukan EMS maka hal tersebut tentunya tidak benar, karena otot-ototnya tidak akan menjadi kuat sehingga kinerjanya meningkat.
Cara terapi ini sebenarnya lebih banyak dilakukan pada pasien-pasien yang mengalami cedera tulang belakang, lumpuh karena stroke atau anak-anak dengan cerebral palsy (gangguan syaraf). Elektrode ditempelkan ke otot yang lumpuh, lalu dirangsang untuk mengaktifkan otot dan mengembalikan fungsi otot seperti TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), yang bertujuan untuk mengontrol rasa sakit, misalnya rasa sakit sehabis operasi, atau sakit punggung dll.
Tidak semua cara pemberian listrik ini bermanfaat, sehingga harus melihat kondisi pasien. Misalnya tidak boleh dilakukan pada orang dengan pacu jantung, atau pada cedera dengan pendarahan, atau juga pada proses keganasan (kanker).
Secara umum, upaya peningkatan kemampuan fisik (pada olahraga) tidak bisa didapatkan dari peralatan-peralatan apapun. Yang paling benar dan aman adalah dengan latihan fisik yang teratur, terukur dan benar sehingga betul-betul meningkatkan kemampuan fisik sehingga meningkatkan kinerja (performance).