BMI (Body Mass Index) pasti sering Anda dengar di dunia kebugaran, khususnya menyangkut soal diet dan nutrisi. Metode penghitungan ini dapat membantu Anda menentukan apakah berat dan tinggi badan Anda sudah masuk kategori normal, kurang atau justru berlebihan.
Meski sering digunakan dalam dunia kesehatan, apakah metode pengukuran menggunakan BMI akurat untuk binaraga? Berikut Reps ulas untuk Anda.
Menentukan tubuh ideal dengan rumus BMI
BMI atau disebut juga indeks massa tubuh adalah salah satu cara menentukan kategori tubuh seseorang dengan membandingkan berat serta tinggi badan.
Angka hasil dari penghitungan ini dapat menentukan apakah Anda termasuk dalam kategori normal, overweight, atau underweight.
Menurut WHO, perhitungan IMT dibagi menjadi 4 kategori, yakni:
- Obesitas = IMT sama dengan atau di atas 30
- Kegemukan = IMT antara 25–29,9
- Berat badan normal = IMT antara 18,5–24,9.
- Berat badan di bawah normal = IMT di bawah 18,5
Sementara pengelompokan indeks massa tubuh berdasarkan penduduk Asia, yakni:
- Obesitas = IMT lebih besar atau sama dengan 25
- Kegemukan = IMT antara 23-24,9
- Berat badan normal = IMT antara 18,5-22,9
- Berat badan di bawah normal = IMT di bawah 18,5
Cara menghitung indeks massa tubuh adalah dengan kalkulator khusus atau bisa juga menggunakan rumus
BMI (Body Mass Index) = berat badan (kg) : tinggi (m)²
Misal tinggi badan Anda 158 cm, dan berat badan Anda 48 kg. Maka perhitungannya menjadi;
48 kg : (1,58 m)² = 48 kg : 2,5 = 19,2
Jadi indeks massa tubuh Anda adalah 19,2 dan Anda termasuk dalam kategori berat badan normal.
Apakah ini akurat untuk binaraga?
Meski metode perhitungan ini sering digunakan sebagai acuan kesehatan, pada beberapa individu dengan kondisi tertentu seperti binaraga, ibu hamil, penderita anoreksia nervosa, serta obesitas ekstrim, cara ini tidaklah akurat.
Baca juga: Mengenal anoreksia nervosa.
BMI memang dapat dijadikan sebagai tolak ukur seseorang untuk menjaga berat badan tetap seimbang, namun Anda juga harus memperhatikan hal lain yang menjadi aspek penunjang dan gaya hidup Anda sehari-hari, seperti faktor usia, genetik, jenis kelamin, distribusi lemak tubuh, dll.
Tubuh manusia terdiri dari berbagai komponen, yakni tulang, lemak, organ dalam, serta otot. Tulang dan organ dalam relatif tetap dan tidak berubah komposisinya. Namun lemak dan otot mudah sekali berubah tergantung diet dan aktivitas fisik.
Seseorang yang memiliki BMI normal, belum tentu sehat jika ternyata komposisi lemaknya terlalu banyak dibandingkan otot dan komponen lainnya. Atau meski Index massa tubuhnya termasuk overweight, jika lemaknya sedikit maka belum tentu rentan terhadap penyakit. Contohnya atlet binaraga.
Namun meski tidak akurat untuk kondisi tertentu, indeks massa tubuh tetap dapat dipertimbangkan untuk mencegah risiko penyakit, seperti diabetes tipe , jantung, dan kanker pada BMI di atas normal, dan gangguan pencernaan serta osteoporosis pada BMI di bawah normal.