Kreatin adalah salah satu suplemen yang paling populer di dunia binaraga karena dapat meningkatkan massa otot, kinerja, serta pemulihan. Suplemen ini juga telah terbukti meningkatkan kesehatan pada orang tua dan orang-orang dengan penyakit tertentu yang berhubungan dengan kondisi degeneratif, kelemahan, dan gangguan metabolisme. Selain itu, suplemen ini juga dapat membantu memperbaiki gangguan otot dan penyakit saraf pusat seperti Parkinson, Huntington, Alzheimer, dan penyakit tulang tertentu.
Meskipun banyak manfaat yang telah dijelaskan oleh penelitian, namun banyak pula kontra dari penggunaan suplemen ini. Salah satunya adalah, bahwa efek samping dari penggunaan suplemen ini adalah menyebabkan kerontokan atau kebotakan. Apakah ini fakta, atau sekedar mitos belaka? Berikut Reps ulas selengkapnya untuk Anda.
Penelitian Efek Kreatin Terhadap Kerontokan Rambut
Beberapa orang percaya bahwa kreatin dapat mempengaruhi hormon tertentu yang berkontribusi pada kerontokan rambut. Namun tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim ini, dan hanya berdasar pada pengalaman pribadi individu tertentu.
Sebuah studi tahun 2009 yang dilakukan pada pemain rugby perguruan tinggi mengungkapkan bahwa hormon pria, termasuk DHT (dihydrotestosterone). Meningkat setelah para atlet mulai mengonsumsi suplemen kreatin. Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah hal tersebut yang menyebabkan rambut rontok atau bukan.
Efek Samping Kreatin Terhadap Garis Rambut
Sebuah penelitian di Journal of International Society of Sports Nutrition menjawab beberapa masalah dan mitos yang sering ditanyakan tentang suplementasi kreatin. Peneliti menyatakan bahwa bukti saat ini tidak akan mendukung gagasan bahwa menggunakan suplemen kreatin akan menghasilkan peningkatan testosteron total, testosteron bebas, dan DHT yang berefek pada rambut rontok dan kebotakan.
Meski banyak uji klinis telah dilakukan, tidak ada yang membuktikan bahwa suplemen ini dapat menyebabkan kerontokan rambut. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa rontoknya rambut pasca konsumsi kreatin bukan disebabkan oleh suplemen itu sendiri. Sebaliknya, faktor lain seperti stres atau gizi yang buruk (diet yang salah) bisa jadi pemicunya.
Efek Samping Yang Mungkin Dari Konsumsi Kreatin
Pada dasarnya kreatin adalah suplemen yang aman digunakan, baik untuk pengobatan atau kepentingan membangun otot. Untuk menghindari efek samping, Anda perlu mengonsumsinya pada waktu dan dosis yang tepat. Anda bisa menemukan dosis harian yang aman pada label suplemen. Selain itu Anda bisa menghitung kebutuhan harian Anda menggunakan kalkulator online.
Meski dianggap aman, ada beberapa efek samping yang kerap terjadi saat Anda menggunakan suplemen ini, seperti retensi air, kembung, dehidrasi (bila tidak diimbangi asupan cairan yang tepat), kram otot, dan masalah ginjal. Namun semuanya tergantung pada kondisi medis yang mendasarinya, terutama jika Anda telah memiliki masalah pada ginjal dan penyakit kronis termasuk diabetes dan gangguan gula darah.
Baca juga: Apakah konsumsi suplemen kreatin dapat menyebabkan kreatin?
Secara ilmiah, suplemen ini merupakan elemen osmotik aktif yang dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh. Untuk memasukkan kreatin ke dalam sel otot, Anda butuh transpoter yang bergantung pada natrium yang menangkutnya air melalui aliran darah. Penyerapan ini butuh enzim sodium-potassium adenosinetriphosphatase (ATPase).
Begitu zat ini masuk ke dalam sel, kreatin dipompa keluar sel dan masuk ke jaringan sekitarnya oleh ATPase, di mana mereka dapat digunakan kembali oleh otot. Karena prosesnya melibatkan natrium, otot berpotensi menarik air untuk mempertahankan osmolalitas intraseluler.