Oleh: Dr. Hario Tilarso, SpKO, FACSM
Penyakit asma merupakan suatu penyakit saluran pernafasan yang tak kenal usia dan banyak diderita oleh masyarakat, atau lebih sering kita dengar dengan istilah bengek.
Seperti diketahui, gejala khasnya penyakit ini yang umum adalah sesak napas, mengi dada terasa berat dan batuk sehingga sering mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyebab utama asma biasanya dipicu oleh oleh berbagai hal seperti debu, tungau atau alergi terhadap sesuatu zat atau makanan atau lingkungan dan lainnya. Misalnya makanan yang dapat memicu asma adalah telur, kacang, susu, ikan, udang, kepiting dll. Ada pula orang yang. Alergi terhadap serbuk bunga-bungaan atau dapat juga alergi terhadap bulu kucing, anjing, burung atau binatang lain. Cuaca yang panas atau dingin juga dapat memicu asma. Pada orang yang terpapar zat-zat alergi ini, maka tubuh mengadakan suatu reaksi dengan mengeluarkan hormon histamin, yang akan menyebabkan rasa gatal pada kulit, kulit berwarna merah dan kadang-kadang bengkak.
Pada orang yang menderits asma, terjadilah reaksi tubuh pada saluran pernapasan, yaitu pada trachea, yaitu pipa (saluran udara) yang terdapat pada leher. Trachea akan menyempit dan dindingnya membengkak serta memproduksi banyak lendir. Akibatnya napas menjadi sulit karena udara melalui suatu saluran yang sempit. Bila asma menjadi berat, udara yang melalui saluran tersebut akan berbunyi nyaring, sehingga napas akan berbunyi. Keadaan ini disebut sebagai mengi atau wheezing dan hal ini memerlukan suatu pengobatan agar dapat bernapas dengan normal. Biasanya pengobatan berupa obat-obatan yang dapat melebarkan trachea sehingga jalan napas menjadi lancar. Obat-obatan ini dapat berupa tablet atau pil, cairan ataupun hirupan (inhaler). Asma memang masih menjadi masalah tersendiri, kendati penyakit ini tidak mematikan seperti halnya penyakit paru lain, sejatinya Asma bukan penyakit yang mematikan.
Selain penyebab yang telah disebutkan tadi, maka asma dapat terjadi karena berolahraga. Keadaan ini disebut asma yang dipicu akibat berolahraga atau exercise induced asthma. Dalam hal ini penyebabnya adalah terlalu lelah dalam berolahraga sehingga memunculkan hormon-hormon yang merangsang asma. Yang sering memicu adalah olahraga yang intensitasnya terlalu berat. Misalnya lari, bersepeda, main bola, tenis dll, bila dilakukan dengan habis-habisan maka denyut nadi akan meningkat dan dapat terjadi serangan asma. Jadi berarti pada saat melakukan olahraga tidak boleh sampai terlalu lelah. Dianjurkan pula agar orang asma memilih olahraga yang tidak banyak gerakan explosif (sangat cepat dan maximal). Yang menjadi pilihan adalah olahraga aerobik dengan intensitas rendah seperti berjalan kaki, berenang, jogging, bersepeda, senam dan berdansa.
Pada olahraga prestasi, asma merupakan problem besar karena obat-obat asma hampir semuanya masih dalam daftar doping dari WADA (World Anti Doping Agency). Untuk itu atlet yang asma harus melaporkan penyakitnya ke panitia pertandingan. Yang melapor adalah dokter team, yang harus mengisi formulir khusus untuk menerangkan kepada panitia bahwa atlet tersebut menderita asma dan harus mendapatkan obat-obatan tertentu. Bila tidak melapor dan nantinya pada pemeriksaan doping terbukti positif, maka atlet dinyatakan bersalah dan dapat dihukum. Untuk itu para atlet yang asma harus selalu konsultasi kepada dokter olahraga atau dokter team yang selalu mencatat perkembangan penyakit tersebut. Obat-obat asma tersebut termasuk doping karena bila dipakai dalam jumlah besar, maka akan berkhasiat membesarkan massa otot sehingga kekuatan akan meningkat.
Asma adalah penyakit yang diturunkan dari orang tua ke anak dan tidak dapat sembuh hanya bisa di kontrol. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi serangan asma dengan cara :
- Menjauhkan zat-zat atau keadaan yang dapat memicu asma.
- Melakukan pengobatan.
- Melakukan latihan olahraga yang terkontrol dan dianjurkan oleh dokter yang merawat. Olahraga yang paling dianjurkan adalah renang karena renang banyak udara yang lembab dan agak panas. Asma biasanya terpicu oleh cuaca dingin dan kering.
- Tidak terlalu banyak stress, karena dapat memicu hormon-hormon yang merangsang asma.
Cara latihan untuk penderita asma adalah :
- 3 x seminggu.
- Lama latihan 20-45 menit.
- Jangan terlalu melelahkan, jangan sampai ter engah-engah.
- Obat harus selalu disiapkan.
- Perhatikan cuaca, bila dingin, batalkan latihan.
Dengan cara latihan yang benar, maka serangan asma akan sangat jarang terjadi, sehingga kualitas hidup akan menjadi lebih baik.