Coba perhatikan komposisi bahan pada berbagai kemasan makanan yang ada di sekitar kita, terutama yang menjual kata “diet”, “rendah kalori”, ataupun “bebas gula”. Apa yang Anda lihat disana? Aspartame, aspartme, dan lagi-lagi aspartame.
Aspartame adalah bahan pemanis rendah kalori pengganti gula biasa (sukrosa), yang ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1965 oleh James Schlatter, peneliti yang pada waktu itu bekerja di G.D. Searle and Co. Saat itu ia sedang berusaha mencari obat baru untuk luka dalam. Ketika menjilat jarinya utuk memudahkannya mengambil selembar kertas, Schlatter menyadari betapa manisnya rasa senyawa sintesis yang telah ia buat. Senyawa inilah yang kemudan diberi nama aspartame, yang telah menjadi bagian dari menu santapan sehari-hari masyarakat modern.
Kita bisa merasakan rasa manis kalau molekul yang tepat melekat pada reseptor, yaitu struktur penerima stimulasi dari luar, yang terdapat pada membran sel lidah. Melekatnya molekul ini memicu proses berantai yan pada akhirnya mengasilkan zat transmisi saraf. Zat ini berfungsi sebagai sinyal yang memberi tahu otak bahwa kita sedang memakn sesuatu yang manis. Jadi sebenarnya, zat apapun yang melekat dengan pas pada reseptor rasa manis kita, akan dianggap sebagai gula oleh otak.
Potensi leukimia
Penelitian dilanjutkan lagi oleh Dr. Morando Soffritti dari Cancer Research Center di Blogna (Italia). Hasil risetnya menunjukkan hubungan antara bahan pemanis jenis aspartame dengan resiko penyakit leukimia. Penelitian tim pimpinan Dr. Morando Soffritti dipublikasikan melalui European Journal of Clinical Oncology, yang memaparkan bahwa bahan pemanis aspartame bisa berdampak pada manusia.
Selama ini aspartame dikenal sebagai bahan pemanis yang 200 kali lebih manis dari gula, dan banyak digunakan seluruh dunia sebagai bahan berkalori rendah pada minuman dan makanan. Dr. Morando melakukan penelitian pada tikus selama 8 minggu, dengan cara membandingkan tikus yang mendapatkan aspartame dengan yang tidak. Tikus betina yang diberikan aspartame mengalami lymphomas atau leukimias yang resikonya akan bertambah besar seiring dengan kenaikan dosis aspartame.
Zat ini (aspartame) juga sering ditemukann di minuman-minuman ringan, permen karet bebas gula, dan ada pula yang terdapat pada multivitamin. Aspartame sering dugunakan karena tingkat kemanisannya yang tinggi, tetapi rendah kalori dan aman untuk orang-orang penderita diabetes. Tapi seperti zat-zat kimia lainnya, memiliki efek samping.
Banyak efek samping yang dapat ditimbulkan oleh aspartame. Tubuh menampakkan reaksi yang serius, dan bahkan dapat menyebabkan kematian penggunanya. Aspartame, yang merupakan salah satu dari jenis zat aditif, pastinya tidak akan menimbulkan efek samping secara langsung. Efek samping yang bisa dibilang sangat berbahaya ini akan terjadi karna akumulasi selama tahunan, dan akan timbul jika terlalu banyak mengkonsumsi aspartame (berlebihan). Selain itu, kemungkinan lainnya yaitu adanya kelainan pada tubuh yang mempengaruhi antibodi.
Side Effect
Dari berbagai laporan keluhan masyarakat di banyak negara, kira-kra ada 90 efek samping yang dapat ditimbulkan oleh aspartame, seperti : gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, masalah jantung, mual-mual, kebal, pegal-pegal, bertambahnya berat badan, bintik-bintik pada kulit, kelelahan, insomnia, sulit bernapas, bicara tidak jelas, rasa nyeri ketika menelan makanan, diare, dan gangguan indera perasa. Selain itu, aspartame juga dapat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi, gelisah, perubahan tingkah laku, phobia, dan berkurangnya daya ingat.
“Kandungan aspartame banyak ditemukan dalam aneka jenis minuman ringan, permen karet, produk bebas gula, dan bahkan pada multivitamin.”
Panasnya terik matahari mengkatalisasi proses kimia aspartame dalam kemasan minuman kaleng diet soda, yang memecah aspartame menjadi komponen-komponen mautnya. Anda wajib mewaspadai bila terjadi gejala-gejala seperti sakit kepala, gangguan pernafasan dan rasa lelah yang berlebihan. Mungkin saja penyebabnya adalah aspartame. Jadi, berusahalah supaya jangan terlalu sering mengkonsumsi aspartame, dan sebisa mungkin hindarilah.
Mungkin Anda berpikir dan berasa bahwa selama ini tidak pernah mengkonsumsi aspartame, tettpi coba periksa lagi kndungan komposisi makanan atau minuman favorit Anda yang berlabelkan diet, atau low calorie, karna mungkin saja mengandung zat dengan potensi mematikan ini. Ksehatan tubuh adalah suatu permasalahan yang genting, sehingga sepatutnya Anda selalu memeliharanya demi kelangsungan hidup yang lebih baik lagi. [NZL, Lee]