Garam dapur memang enak dilidah, tapi bikin badan rusak jika berlebihan. Berapa sebetulnya tubuh membutuhkan garam? Dan siapa saja yang perlu pantang garam?
Budaya doyan garam begini yang tanpa disadari telah merongrong ginjal orang-orang di dunia untuk bekerja lebih keras membuang kelebihan natrium (sodium) dari garam yang ditelan setiap hari. Padahal, tubuh tidak memerlukan garam sebanyak kebiasaan budaya makan kita. Kita rata-rata menelan lima-enam kali lipat kebutuhan garam tubuh dari menu harian.
Garam dikenal identik dengan penyakit darah tinggi. Oleh sebab itu, bukan cuma orang gedongan yang bisa kena darah tinggi, jika masih banyak rakyat kecil yang menu hariannya lagi-lagi ikan asin.
Garam tersembunyi
Dalam garam dapur terkandung unsur sodium dan klorida (NaCI). Unsur sodium penting untuk mengatur keseimbangan cairan didalam tubuh. Selain bertugas dalam transmisi saraf dan kinerja otot. Kita tidak boleh makan garam, asal ada sodium dalam menu harian. Banyak menu harian yang menyimpan sodium dan itu sudah bisa mencukupi kebutuhan tubuh. Namun, oleh karena sodium yang secara alami terkandung dalam bahan makanan tidak berikatan dengan klorida, maka tak memberi cita rasa asin pada lidah kita. Itu berarti, kendati menu yang kita konsumsi tanpa garam atau tak bercita rasa asin, tidak berarti tubuh tak memperoleh kecukupan sodium.
Walau tidak terasa asin, daging sapi, sarden, keju, roti jagung, dan keripik kentang kaya unsur sodium. Demikian pula kebanyakan menu harian orang Eskimo, Dayak dan Indian yang memang menu hariannya kebanyakan berasa hambar atau tidak asin namun tubuh mereka tidak kekurangan sodium.
Jadi sebetulnya lidah kitalah yang sudah dirusak oleh budaya makanan asin, sehingga cenderung salah memilih menu yang sesuai dengan yang tubuh butuhkan. Dan rasa asin memang meningkatkan cita rasa menu alami. Garam dimeja makan kita bukti tradisi bahwa tuntutan lidah orang modern cenderung merasa menunya kurang asin…
Tubuh membutuhkan kurang dari tujuh gram garam dapur sehari atau setara dengan 3.000 mg sodium. Kebanyakan menu harian kita memberi berlipat-lipat kali lebih banyak dari itu. Selain meninggikan tekanan darah, kerja ginjal jadi jauh lebih berat untuk membuangnya. Jika sangat berlebihan bisa bikin pikiran kacau dan jatuh koma. Satu sendok teh garam dapur berisi 2.000 mg sodium. Sodium yang terkandung dalam setiap menu modern rata-rata sekitar 500 mg. Pada takaran itu ginjal sudah perlu lembur untuk tetap mempertahankan keseimbangan cairan dan asam-basa agar mesin tubuh tidak kacau dan penyakit akibat kelebihan sodium tidak sampai muncul.
Jenis makanan yang banyak mengandung sodium, antara lain: soda kue, bubuk soda sebagai pengawet, obat pencahar (faxative), menu yang dipanggang, keju, makanan kaleng dan laut (seafood), serta padi-padian (cereals). Bagi yang pantang garam, juga perlu menjauhi jenis sumber sodium tinggi ini. Jenis makanan yang rendah sodium, antara lain, buah dan sayur-mayur segar, daging dan unggas segar, jenis cereals dan gandum yang dimasak.
Di kawasan Uni Eropa sekarang ini ada ketentuan labelisasi produk untuk beberapa jenis makanan yang tinggi soduim, agar konsumen tidak terjebak mengkonsumsinya secara berlebihan. Diantaranya: aneka jenis saus, ikan yang sudah diproses, roti, sup, bumbu bergaram (MSG), dan sekarang termasuk juga semua jenis makanan bayi (dulu garam dapur bukan tergolong bahan tambahan dalam makanan atau food additive).
Bukan Cuma darah tinggi, orang yang mengidap penyakit jantung dan tungkainya bengkak, perlu membatasi asupan sodium juga. Begitu juga jika mengidap penyakit ginjal, keracunan kehamilan (toxemia gravidarum), dan gangguan hati. Termasuk mereka yang sedang menjalani terapi dengan obat golongan kortikosteroid (pasien asam kena penyakit auto Imunne, kulit, ginjal nephritic syndrome).
Selain itu, banyak gangguan yang meninggikan kadar sodium dalam darah (hypermatremia), seperti pada penyakit diabetes insipidus (kencing terus), gagal ginjal menahun, kelebihan zat kapur (hypercalcemia), atau kekurangan kalium (hypokalemia), termasuk jika tubuh kehilangan cairan seperti pada banyak keringat, diare, dan penyakit kurang minum (gangguan rasa haus). Dan tentu banyak makan garam, tanpa dibarengi kecukupan minum.
Namun, jika pantang garam kelewat ketat bisa berbahaya juga. Kekurangan sodium dan chlor secara drastis bisa menjadi beban lain bagi ginjal, dengan gejala pembengkakan (oedema) juga. Kaki bengkak lantaran penyakit jantung, hati, atau ginjal, berbeda dengan bengkak sebab kekurangan sodium. Yang pantang sodium dibagi menjadi pantang ketat, cukup 500 gram sodium setara dengan 1,5 gram garam dapur, pantang sedang 800 gram (2 gram), dan pantang ringan 2.000 gram (5 gram). Reps