Bagi penderita obesitas, sudah pasti pusing serta jenuh memikirkan bagaimana cara jitu untuk mengurangi lemak yang bersemayam dalam tubuh. Menurut para ahli kesehatan dan olahraga, ada dua cara untuk mengurangi lemak dalam tubuh. Yang pertama adalah mengurangi asupan lemak, yang kedua meningkatkan pembuangan lemak. Tetapi ada cara yang lebih tepat, hemat dan murah, yaitu dengan berolahraga.
Penderita obesitas juga tidak bisa melakukan olahraga begitu saja, apalagi dilatarbelakangi dengan masalah berat badan yang membuat Anda untuk bergerak terbatas. Apalagi bila tubuh Anda tidak siap untuk digerakkan, maka ujung-ujungnya Anda hanya akan mendapatkan cedera. Demikian yang dijelaskan oleh para ahli kesehatan dan olahraga.
Pada tahap awal olahraga, penderita obesitas dianjurkan untuk menambah gerakan tubuh dengan menambah aktifitas sehari-hari. Misalnya:
1. Disetiap pagi atau sore hari membiasakan lari atau jalan mengelilingi kawasan komplek tempat tinggal Anda,
2. Buat Anda yang terbiasa menuju ruang kantor dengan menggunakan lift, maka mulai sekarang harus dibiasakan menggunakan tangga saja,
3. Buat Anda yang terbiasa memarkirkan mobilnya diparkiran yang letaknya dekat dari kantor, maka mulai sekarang harus dibiasakan memarkirkan mobil dengan letak yang agak jauh dari kantor.
Prinsip olahraga ini, lebih ditekankan bagi si penderita obesitas, karena berguna untuk pembakaran lemak yang berlebihan dalam tubuh, dan mengeluarkannya dalam bentuk keringat, dibandingkan dengan energi yang masuk rata-rata sebesar 1.700-2.000 kalori, maka pada saat olahraga energi yang dikeluarkan sebaiknya lebih besar dari itu.
Dengan mengurangi energi sebanyak 500 kalori perhari, diharapkan dalam satu minggu berat badan akan turun sebanyak setengah kilogram, maka dalam sebulan berat badan diperkirakan turun sebanyak 2 kilogram.
Pada saat berolahraga, bagi penderita obesitas diharuskan memperhatikan empat hal, yaitu: frekuensi, intensitas, tempo dan tipe olahraga. Hal ini sering disingkat dengan FIT. Untuk frekuensi, sebaiknya untuk waktu-waktu awal seorang penderita tidak terlampau sering berolahraga. Biasanya dalam seminggu 2 kali berolahraga, hal itu sudah cukup memadai, dan setelah terbiasa maka hal demikian bisa ditingkatkan hingga 3 sampai 5 kali.
Menyangkut intensitas dan tempo itu, olahraga pada tahap awal jangan terlampau berat. Hal itu harus disesuaikan dengan kondisi jantung dan paru-paru. Jika penderita merasa kelelahan, maka dianjurkan untuk beristirahat terlebih dahulu.
Tipe olahraga yang dianjurkan bagi penderita obesitas adalah seperti aerobic ringan, selain itu penderita obesitas juga dianjurkan untuk melakukan sepeda statis atau sepeda ringan dan renang. Jenis olahraga yang berat apalagi yang bertumpu pada kaki sebaiknya jangan dilakukan, sebab bisa menimbulkan cedera pada lutut, hal itu dikarenakan kaki yang belum terlatih, dan tidak bisa menahan beban tubuh yang berat. “Lari memang bisa menurunkan badan, tapi bisa juga menimbulkan cedera lutut”. Demikian penjelasan Hamdan, lebih baik melakukan olahraga jalan cepat, atau berjalan didalam air sehingga beban kaki tidak terlalu berat.
Usahakan agar rutin kontrol ke dokter untuk menghindari cedera berat yang tak terawasi oleh penglihatan. Pada tahap awal control ke dokter bisa 2 minggu sekali lalu bisa menjadi satu bulan sekali.
Bila sudah menjalani program olahraga selama 6 bulan, dan hasilnya bagus, usahakan agar tetap disiplin berolahraga secara terus-menerus, dengan frekuensi 3-5 kali seminggu. Untuk terakhir perlu diingat, jangan terlena dan berhenti dari rutinitas olahraga yang sudah dilakukan ketika berat badan Anda sudah turun. Pertahankan olahraga secara rutin dan konsumsilah makanan dengan gizi seimbang. FF