Sejak ditemukan di Indonesia melalui pemeriksaan whole genome sequencing, mutasi virus corona jenis B117 menjadi topik utama yang banyak dibicarakan oleh semua kalangan. Pasalnya virus yang bermutasi ini dinilai lebih mudah menular daripada jenis virus yang lebih dulu masuk ke Indonesia.
Mutasi virus corona B117 pertama kali ditemukan di Inggris. Mutasi jenis ini menjadi strain virus dominan di wilayah London dan Inggris bagian tenggara. Selain di Indonesia, kasus varian ini juga ditemukan di Afrika Selatan, Korea Selatan, India, Malaysia, dan Singapura.
Apakah virus corona B117 lebih berbahaya? Berikut fakta yang harus Anda ketahui.
Gejala
Selain demam, batuk, hilangnya indra penciuman dan perasa (anosmia), serta sesak nafas, beberapa gejala lain yang timbul saat Anda terinfeksi virus corona B117 yakni, sakit kepala, kelelahan karena dampak zat sitokin, nyeri otot, hingga diare, ruam kulit, juga kehilangan nafsu makan.
Baca juga: Mengenal anosmia pada COVID-19.
Lebih menular namun tidak lebih mematikan
Mutasi virus B117 ditemukan 50-70% lebih menular daripada strain awal. Ini karena varian B117 menyertakan mutasi genetik di dalam protein “spike” virus. Akibatnya virus ini lebih cepat dan mudah menular dari individu ke individu lainnya.
Dikutip dari CNN Indonesia, Ketua Satgas Covid,-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, menilai bahwa mutan baru virus B117 menyebabkan shedding virus yang lebih intens. Artinya produksi jumlah virus jauh lebih banyak di saluran pernafasan pasiennya dan lebih mudah menular.
Namun meski mudah menular, bukan berarti virus ini lebih mematikan dari virus yang sebelumnya.
Risiko komplikasi yang sama
Menurut dokter Timothy Friel dari Departemen Kedokteran Pennyslvania di Amerika Serikat, mutasi virus corona B117 menimbulkan komplikasi yang sama dengan virus corona orisinal.
Vaksin tetap bekerja dengan baik pada virus mutasi ini
Meski telah bermutasi, vaksin yang telah mendapat izin dari EUA (Emergncy Use Authorization) tetap efektif untuk memberikan perlindungan untuk tubuh Anda, meski harus ada penelitian lebih lanjut.
(Ayu/berbagai sumber)