Anosmia sendiri adalah hilangnya indra penciuman secara total. Artinya adalah si penderita tidak dapat mencium aroma apapun termasuk aroma sedap dan busuk. Lantas apa penyebabnya?
Umumnya, penyakit ini disebabkan oleh pembengkakkan atau penyumbatan di rongga hidung yang membuat bau atau aroma tidak terdeteksi oleh saraf hidung. Selain itu bisa juga terjadi karena adanya masalah pada sidtem saraf yang berfungsi untuk mendeteksi aroma atau bau.
baca juga : Risiko Penularan Covid-19 di Tempat Kebugaran
Penyebab pasti mengapa COVID-19 dapat menimbulkan gejala ini masih belum diketahui dengan jelas. Namun, ada dugaan bahwa kondisi ini terjadi akibat peradangan di rongga hidung ketika virus Corona atau virus SARS-CoV-2 terhirup masuk ke dalam tubuh melalui hidung.
Menurut beberapa penelitian, Anosmia cenderung muncul di fase awal infeksi dan biasanya akan pulih dalam waktu 28 hari. Selain itu juga sering disertai dengan dysgeusia atau gangguan indra pengecap seperti, mulut terasa asam, pahit, asin atau terasa seperti logam.
Akibatnya penderita COVID-19 bisa kehilangan nafsu makan, bahkan penurunan berat badan. Semakin parah anosmia yang terjadi, semakin buruk pula gangguan pada indra pengecap.
Jika Anda merasakan gejala anosmia tanpa adanya gejala lain yang berbahaya, segera lakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup.
Namun jika muncul gejala yang lebih berat seperti sesak napas atau demam tinggi yang tidak kunjung reda, segera rujuk ke rumah sakit setempat.
Anosmia pada COVID-19 bukanlah gejala yang berbahaya. Namun, kondisi ini juga tidak boleh diabaikan. Waspadai munculnya gejala-gejala COVID-19 lainnya selama melakukan isolasi mandiri. Bila perlu, periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah gejala anosmia yang Anda alami disebabkan oleh COVID-19.