Jika Indonesia Idol memiliki polantas yang pandai bernyanyi, begitu pula REPS Magz yang memiliki polantas ahli memahat tubuh. Mulai dari otot perut, bicep, deltoid, chest, dan otot punggung terpahat secara menawan. Sehingga menjadikan polantas yang satu ini masuk dalam percaturan atlet binaraga tanah air. PROLAB Challenge Championship 2010 adalah debut professional pertamanya dalam olahraga otot, yang hingga kini masih terus bertarung seolah haus akan gelar juara.
Paul Sanadi, menambah warna persaingan atlet binaraga dalam negeri dengan bentuk konsistensinya melahap hampir semua kejuaraan bergengsi yang digelar. Polisi Lalu Lintas yang satu ini, pada akhirnya telah menguasi hiruk – pikuk seputar binaraga, kompetisi, dan berbagai elemen lainnya. Belum banyak gelar yang sudah direngkuhnya, maklum saja Paul adalah wajah baru dalam percaturan binaraga. Tapi satu hal yang pasti bahwa sampai saat ini Paul terus meng-upgrade kualitas ototnya. Jadi berbicara soal prestasi biarlah waktu yang menjawabnya.
Berlatih beban bukanlah hal asing bagi dirinya, sejak masa pendidikan kepolisian bisa dikatakan Paul tidak pernah melewatkan aktivitas fisik tersebut, Namun untuk atmosfir kompetisi binaraga benar adanya ia adalah orang baru yang masih minim pengalaman. Memang latihan beban bagi Paul kala itu hanyalah sebagai pengisi waktu luang, tidak terlintas sedikitpun dalam benaknya hingga bisa ber-standing pose di atas panggung.
Potensi otot sudah terlihat saat itu, memang dasar Paul tidak pernah berharap ke arah kompetisi ia pun acuh saja akan potensi yang terjadi tersebut. Sampai pada akhirnya kawan dekat yang juga kebetulan pengurus PABBSI Papua melihat potensi tersebut. Singkat cerita berangkatlah Paul ke Jakarta untuk bertarung dikejuaraan bergengsi untuk pertama kalinya.
Disinilah Paul baru melihat sebuah hal yang baru tentang memahat otot. Biasa latihan hanya sekedar berkeringat, tapi kali ini ia berlatih hingga menembus batas kemampuannya. Sebuah pengalaman dan pembelajaran juga diraihnya ketika Paul langsung digembleng oleh para pembesar binaraga Papua. Walau suplemen ataupun segala kebutuhan tanding lainnya mendapat bantuan dari PABBSI Papua, baginya hal tersebut tidak akan begitu berpengaruh jikalau dirinya kurang serius dan keras dalam berlatih.
Pada awalnya segala rutinitas latihan menjadi berat dan amat membosankan. Kemudian traumatik juga timbul sehingga rasa untuk menghindar dari latihan seringlah muncul akibat dari kondisi badan yang pasti sakit setelah latihan. “Bagaimana tidak membosankan jikalau harus kembali ke-gym dan melakukan hal yang sama setiap waktunya. Yang ku lakukan setiap pagi, siang, sore, dan malam hanyalah berlatih dan makan makanan diet”, ungkap Paul.
Sampai pada akhirnya Paul mulai terbiasa akan keseluruhan penggemblengan tersebut. Lambat laun pula pengetahuannya mengenai binaraga pun mulai tumbuh. Soal bulking ataupun cutting, program latihan, soal nutrisi, dan bahkan soal kompetisi pun Paul perlahan menguasainya. Hingga bertandinglah putra asli Papua ini dalam PROLAB Challenge Championship 2012, mencoba mencicipi panasnya atmosfir kejuaraan binaraga. Walaupun belum menang tetapi Paul sudah merasa menang, karena telah berhasil mengubah bentuk tubuhnya jauh lebih baik ketimbang yang lalu.
Papua bukanlah Jakarta atau sama dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Dalam pengakuannya, Paul merasakan perjuangan yang tidaklah gampang untuk bisa tetap bersaing dengan atlet binaraga dari daerah lain senusantara. Mulai dari susahnya mencari suplemen, harus menempuh perjalanan panjang hingga sampai ke gym, investasi yang berlipat-lipat untuk membeli dagang segar, dan masih banyak hal menantang lainnya yang harus ditaklukan.
Terlepas dari urusan kebinaragaan, Paul adalah polisi lalu lintas yang berwibawa dan amat berdedikasi akan tugas dan jabatannya. Mengatur lalu lintas bukanlah soal yang mudah, terkadang fisik yang prima juga wajib dimiliki. Untuk itulah awalnya nge-gym menjadi kebutuhan Paul dalam menjaga kebugaraanya, sampai akhirnya ia pun menekuni olahraga angkat beban hingga membawanya naik gelanggang untuk berkompetisi.
Kehebatan putra Papua yang satu ini adalah loyalitasnya untuk berlatih namun tidak mengganggu aktivitas lainnya. Setiap ada waktu luang atupun disaat jam istirahat kerja dimanfaatkan untuk berlatih. Padahal kegiatan polantas yang satu ini cukuplah banyak, selain bekerja ia juga sedang meneruskan sekolah hukumnya demi mendapatkan gelar S2-nya. “Aku bersyukur masih bisa menjalani semua aktivitas tanpa ada yang dikorbankan”, tegas Paul.
Harapan pribadinya adalah semoga Paul bisa terus meningkat prestasinya dalam binaraga, serta cepat naik pangkat dalam satuan kepolisian, dan berhasil menyelesaikan paska sarjananya dengan nilai yang memuaskan. Tak lain dan tak bukan semuanya dilakukan untuk menunjukan bahwa orang Papua pun bisa berprestasi dan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan demikian akan ada perlakuan yan lebih istimewa baik dari pemerintah dan masyarakat umu lainnya terhadap mereka penghuni pulau tempat asal burung cendrawasih.(teks :dillah/ Foto : Bimo)
NAMA | : PAUL SANADI, SH |
NAMA PANGGILAN | : PAUL |
TEMPAT / TANGGAL LAHIR | : BIAK / 25 NOVEMBER 19 – – |
TINGGI / BERAT BADAN | : 167 cm / 70 Kg |
HOBI | : NGE – GYM |
UKURAN BAJU / CELANA | : XL / 31 |
TEMPAT GYM | : GRAND PONDOK BAMBU & PABBSI PAPUA BARAT |
AKTIVITAS OLAHRAGA | : RENANG |
KULINER FAVORIT | : UBI KUKUS / JUS SIRSAK |
PRESTASI :
- Juara I kelas 70kg, Kejuaraan Antar Fitness Se Papua, Jayapura tahun 2009.
- Harapan Ke-2 kelas 70 kg, Piala Gubernur Maluku, Ambon tahun 2009.
- 15 Besar kelas 70 kg, PROLAB Challenge Championship, Jakarta 2012.