Dr. Renny Ary Soetedjo MD
SEJARAH
Vitamin C dengan dosis tinggi berhubungan erat dengan nama Linus Pauling (1901-1994), Satu-satunya pemenang 2 hadiah nobel dengan kategori yang berbeda. Beliau mengemukakan hal yang dianggap tidak biasa yaitu penggunaan Vitamin C dengan dosis tinggi pada tahun 1960an.
Hipotesa Linus pauling, menyatakan bahwa tidak seperti mamalia pada umumnya, manusia tidak memiliki kemampuan untuk membuat Vitamin C dari dalam tubuhnya sehingga kebutuhannya harus dicukupi dari makanan. Manusia tidak memiliki gen GLO kurang lebih sejak 60 juta tahun yang lalu. Tidak adanya gen ini membuat manusia tiak mampu mensintesis enzim L-gulonolactone oxidase yang berfungsi mengubah gula dalam darah menjadi askorbat (Vitamin C). Bila tubuh kekurangan Vitamin C dalam jangka panjang akan menyebabkan tulang rapuh, gigi rontok, perdarahan dan kecenderungan untuk kanker.
Vitamin C tidak hanya dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tetapi juga dapat mencegah dan mengobati penyakit-penyakit serius, Namun hipotesanya ini masih banyak ditolak oleh orang-orang yang masih skeptis, bahkan setelah dua dekade lamanya.
Vitamin C sudah banyak diteliti manfaatnya sejak tahun 1990an. Terdapat kurang lebih 8000 penelitian yang sudah dipublikasi sejak tahun 1990.
MANFAAT
Banyak sekali manfaat Vitamin C tertutama bila diberikan dalam dosis besar. Vitamin C tidak hanya mempercepat penyembuhan dari infeksi baik yang akut maupun yang kronis tetapi juga dapat mencegah onset terjadinya infeksi. Hasil penelitian menunjukkan Vitamin C dapat mengurangi waktu infeksi secara drastis sekaligus mempertinggi ketahanan orang tersebut terhadap infeksi. Contohnya penelitian pada tentara dan orang-orang yang tinggal di sekitar markas tentara menunjukkan, pada orang-orang yang mendapat Vitamin C, tingkat insiden penyakit pneumonia berkurang sampai 80-100% dibanding orang yang tidak mendapat Vitamin C. Perlindungan serupa telah diteliti pada anak-anak di negara berkembang yang sangat rentan terhadap penyakit infeksi. Pada populasi yang beresiko, pemberian Vitamin C bersama dengan zinc mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh pneumonia, malaria dan diare (Laurice Barclay. MD-red).
Selain itu Vitamin C dibutuhkan untuk sintesis kollagen yang merupakan komponen struktural yang penting dari pembuluh darah, tendo, ligament dan tulang. Penggunaan Vitamin C selama kurang lebih 12 bulan akan memperbaharui integritas struktur tubuh melalui pembaharuan kollagen karena kolagen merupakan protein penting yang diperlukan dihampir seluruh organ tubuh. Sehingga Vitamin C dapat tidak hanya mencegah bahkan mengembalikan efek penyakit atherosklerotik, mencegah serangan jantung, mengurangi penyumbatan pembuluh darah dan mencegah stroke karena pecahnya pembuluh darah. Penggunaan Vitamin C dosis tinggi dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 42% pada pria dan 25% pada wanita sehingga dapat memperpanjang angka harapan hidup.
Vitamin C juga diperlukan untuk sintesis neurotransmitter yang penting untuk fungsi otak dan juga diketahui mempengaruhi.
Lebih lanjut, Vitamin C diperlukan untuk sintesis carnitin, suatu molekul yang penting untuk transport lemak ke dalam sel tubuh untuk menghasilkan energi. Penelitian juga menyatakan vitamin C terlibat dalam proses metabolisme kolesterol oleh asam empedu yang mempengaruhi kadar cholesterol dalam tubuh dan berhubungannya dengan tingkat insiden batu empedu.
Vitamin C juga sangat efektif sebagai antioksidan. Bahkan Vitamin C dalam jumlah kecil dapat melindungi sel-sel tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat (DNA dan RNA) dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan oksigen reaktif yang dihasilkan oleh proses metabolisme dan juga oleh paparan toksin dan polusi (contoh: rokok). Vitamin C juga membantu kerja antioksidan lainnya seperti Vitamin E. (dr. Thomas Levy, 2002; red). Vitamin C juga meningkatkan imunitas tubuh kita. Menjaga tubuh kita terhindar terutama dari infeksi pernapasan atas, bisa juga mencegah terkena kanker lambung yang disebabkan oleh Helicobacter pylori (Laurice Barclay.MD; red) dan masih banyak penyakit infeksi lainnya.
Vitamin C juga dapat mengurangi efek-efek toksin dari rokok. Para peneliti dari Swedia meneliti bahwa para perokok dapat menetralisir toksin-toksin dari tubuh mereka dengan dosis paling minimal 2000 mg perhari. Dosis dibawahnya tidak menunjukkan manfaat apa pun [Microvascular Res 58: 305-11, 1999]
Sudah dilakukan penelitian tentang efek kerja Vitamin C terhadap sel tumor, antara lain pada RECNAC II, March 2000 dan National Institute of Health (NIH), September 2005 dan masih banyak lagi lainnya. Hal ini tentu merupakan kabar gembira bagi para penderita kanker karena terapi konvensional yang ada sekarang; kemoterapi dan radiasi menyebabkan banyak efek samping dan komplikasi. Sesuai dengan sumpah Hippocrates menyatakan bahwa pengobatan seharusnya tidak menyakiti atau memperburuk keadaan pasien. Tentunya hasil bervariasi tergantung stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien.
MENGAPA HARUS INFUS?
Kebutuhan Vitamin C tubuh terutama pada kondisi-kondisi medis tertentu membutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada yang bisa dicukupi dengan cara konsumsi lewat pencernaan. Bila dikonsumsi secara oral, kadar Vitamin C yang diserap tubuh tidak sama kadarnya seperti pada waktu sebelum diminum karena mengalami pengurangan kadar pada waktu diserap. Dosis terapeutik Vitamin C hanya dapat dicapai dengan baik bila diaplikasikan secara langsung lewat pembuluh darah.
MENGAPA DOSIS TINGGI?
Vitamin C, juga dikenal sebagai askorbat adalah vitamin yang larut air. Banyak orang berpikir bahwa mengkonsumsi vitamin C dengan dosis 75-90 mg adalah dosis optimal atau sudah dianggap cukup untuk menjaga kesehatan. Padahal dosis tersebut hanya cukup untuk mecncegah penyakit defisiensi Vitamin C yaitu scurvy dan tidak cukup untuk menjaga kesehatan secara optimal (Laurice Barclay MD). Askorbat akan dibuang ke dalam urine sehingga jumlahnya tidak lagi mencukupi untuk tubuh, kecuali bila diberikan dalam jumlah besar dan dalam bentuk yang mudah diserap sehingga tidak banyak terbuang. Karena, bila hanya diberikan dalam dosis besar, tetapi tidak mudah diserap oleh usus halus, vitamin C yang tidak terserap akan berjalan menuju usus besar. Vitamin C dalam dosis besar di usus besarlah yang menyebabkan orang diare setelah mengkonsumsi Vitamin C. Jadi bila Vitamin C telah terserap dengan baik di usus halus, orang yang mengkonsumsinya tidak akan diare.
TINGKAT KEAMANAN
Para peneliti dari proyek RECNAC II telah mempublikasi pemastian mereka tentang keamanan penggunaan Vitamin C dosis tinggi. Penelitian mereka telah dimuat pada Puerto Rico Health Sciences Journal, vol. 24 (4): 269-276. penelitian dilakukan pada 24 orang dengan kanker yang diberikan 10-60 gram sodium ascorbat setiap hari selama 8 minggu. Kualitas hidup mereka baik dan tidak ditemukan adanya efek samping yang bermakna.
Pembuktian keamanan penggunaan Vitamin C dosis tinggi lainnya dilakukan oleh Fred R. Klenner, M.D. dari Reidsville, North Carolina. Dr. Klenner membuktikan bahwa vitamin C dalam bentuk sodium ascorbate yang di infuskan dengan dosis mencapai 200 grams dalam 24 jam dapat menyembuhkan penyakit-penyakit infeksi, terutama yang disebabkan oleh virus. Beliau juga menemukan bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi Vitamin C akan memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik dan anak yang dikandung pun akan lebih sehat. Jika ibu hamil mengkonsumsi Vitamin C dosis tinggi, asam folat juga menghindari alcohol dan rokok, ibu tersebut akan melahirkan anak yang luar biasa sehat dan proses persalinan akan lebih cepat dan cenderung tidak terlalu menyakitkan. Bahkan pemberian 1 gram Vitamin C (sodium) pada anak sampai usia 10 tahun akan menghindarkan anak dari penyakit-penyakit seperti campak, gondook, cacar air juga infeksi lainnya yang ditularkan lewat udara.
DOSIS
Salah satu prinsip paling penting dalam kedokteran adalah biokimia individu. Setiap orang unik dan mempunyai kepekaan tersendiri terhadap suatu zat kimia tertentu, bahkan untuk Vitamin. Namun dr. Cathcart dalam penelitiannya (medical hypotheses 7:1359-1376, 1981) menyebutkan bahwa kurang lebih 80% pasiennya mempunyai toleransi yang baik terhaddap Vitamin C. Bahkan balita, anak kecil dan remaja mempunyai toleransi yang lebih baik terhadap Vitamin C dibandingkan orang dewasa dan lansia. Orang yang memiliki riwayat multipel alergi terhadap berbagai zat kimia dan makanan juga ditemukan mempunyai toleransi yang lebih rendah dibanding orang normal. Namun tetap disarankan untuk mendapatkan Vitamin C, karena efek positif masih bisa didapatkan.
Jadi untuk mendapatkan dosis Vitamin C dalam dosis besar yang dapat diterima dengan baik oleh tubuh memang tidak mudah. Harus dilakukan dengan cara trial and eror yang tentunya kurang menyenangkan untuk pasien. Maka pasien sebaiknya datang ke tempat yang sudah berpengalaman memberikan Vitamin C dosis besar namun dalam batas yang masih bisa diterima oleh tubuh dengan baik. Tidak hanya demikian, tetapi harus dapat memberikan hasil yang nyata yang dapat dirasakan oleh pasien.