Oleh: dr. hario Tilarso
Bila mendengar kata imunisasi, yang terbayang oleh kita adalah sosok bayi dan batita yang sedang panjang mengantri dipuskesmas. Karena imunisasi biasanya identik dengan bayi atau batita, karena kebanyakan bayi yang baru lahir belum memiliki anti body atau kekebalan pada tubuhnya, sehingga harus diberikan imunisasi. Imunisasi itu sendiri adalah memberikan kekebalan, yang artinya kekebalan yang sengaja dibuat agar terhindar dari beberapa penyakit.
Seperti kita ketahui, tubuh manusia mempunyai mekanisme pertahanan tubuh yang disebut sebagai system imun atau system kekebalan. Beberapa sel tubuh mempunyai fungsi untuk melawan penyakit dan membuat kekebalan, misalnya butir-butir sel daraj merah seperti limposit. Organ utama tubuh yang berperan dalam system imun adalah limpa dan salinan getah bening. Fungsi utamanya adalah melindungi tubuh dari serangan penyakit sehingga tubuh tetap sehat.
Pada serangan beberapa penyakit tubuh kadang-kadang tidaklah optimal menangkis serangak tersebut. Sehingga untuk meningkatkan kekebalan pada tubuh, maka diberikan zat yang fungsinya untuk meningkatkan kekebalan. Zat tersebut dapat berupa serum atau vaksin, yang diberikan dalam bentuk tablet dan suntikan. Bagi masyarakat awam, pemberian beberapa vaksin merupakan suatu keharusan sejak kecil, misalnya untuk melindungi terhadap TBC, hepatitis, tetanus, dll.
Terhadap seorang atlet dibutuhkan kondisi fisik yang sehat dan kuat, bila dilihat secara fisiologi atlet adalah seorang yang melakukan suatu aktivitas fisik yang berat, sehingga harus ditunjang dari segi gizi maupun kemampuan ketahanan tubuh. Ada beberapa macam imunisasi yang dianjurkan bagi para atlet agar dapat menjalankan latihan dengan baik dan tentunya dapat meningkatkan prestasinya.
Yang pertama adalah vaksin untuk cholera, adapun tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk mencegah diare, karena bila tidak dicegah maka akan menyebabkan dehidrasi yang akan menggangu kemampuan fisik. Seorang atlet harus cukup hidrasi tubuhnya agar dapat beraktivitas dengan benar dan kadang-kadang terjadi bila atlet bertanding di Negara lain yang mungkin penyebabnya adalah makanan yang terkontaminasi kuman atau karena tidak cocok dengan makanan lokal tersebut.
Imunisasi yang lain adalah vaksinasi tetanus. Seperti diketahui beberapa macam olahraga beresiko besar untuk terjadi cidera yang menyebabkan luka terbuka, misalnya pada sepakbola dapat terjadi atlet terjatuh dan luka karena bergesekan dengan tanah. Kotoran pada tanah mungkin terkontaminasi, luka dan menyebabkan infeksi tetanus. Contoh lain adalah luka yang terjadi karena terjatuh pada balap sepeda. Kulit akan mengalami robekan atau luka serius yang dapat terinfeksi bakteri. Pemberian vaksinasi tetanus ini akan sangat membantu yang bersifat fatal.
Imunisasi yang tak kalah pentingnya adalah untuk mencegah hepatitis (radang hati), terutama hepatitis B. seperti diketahui penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang masuk kedalam tubuh melalui luka dan cairan tubuh. Penyakit ini sangat berbahaya dan menjadi fatal atau dapat menjadi kanker hati. Atlet yang terkena hepatitis harus beristirahat total, jadi tidak dapat berlatih. Dapat pula terjadi atlet terlalu berat dalam program latihannya, sehingga daya tahan tubuh menurun dan menjadi mudah terinfeksi.
Adapun imunisasi lain yang dianjurkan untuk atlet yaitu imunisasi untuk mencegah influenza. Penyakit ini memang kelihatannya sepele, karena sering terjadi sehari-hari dan umumnya sembuh sendiri. Tetapi bagi atlet influenza, akan sangat merugikan karena menyebabkan badan menjadi lemas dan tidak dapat berlatih dengan normal. Belum lagi ada resiko besar penularan kepada atlet lain, sehingga dapat merugikan team secara keseluruhan. Adanya vaksin influenza ini sudah terbukti dapat mengurangi kemungkinan terkena influenza dan juga terjadi peningkatan kondisi imun dan system imunitas.
Suatu program imunitas yang lengkap pada atlet akan menjamin atlet tersebut dapat berlatih dengan aman dan mengurangi kerugian waktu karena sakit. Bila seorang atlet mengalami sakit, maka latihan fisik yang berat tidak dapat dilaksanakan, sehingga terjadilah penurunan kemampuan fisik dan prestasi juga akan menurun. Tentu saja makin berat ragam olahraga yang akan dijalani maka makin berat pula tubuh bekerja. Sehingga adanya imunisasi akan sangat membantu. Yang dikatakan olahraga berat adalah yang bersifat lama (endurance sport) seperti pada lari jarak jauh, balap sepeda jaraj jauh, tennis, sepakbola, dll.
Bagi olahraga ringan tentunya tidaklah ada masalah, karena selain beban fisik pada tubuh yang tidak terlalu berat, sehingga tubuh mempunyai kemampuan yang cukup untuk menangkis penyakit. Hal lain yang harus diperhatikan adalah makanan yang cukup gizi harus mencukupi kualitas dan kuantitas bagi tubuh, sehingga tubuh memiliki system imunitas yang cukup kuat.
Faktor istirahatpun tidak boleh disepelekan, istirahat haruslah yang cukup, karena istirahat merupakan suatu masa untuk pemulihan bagi tubuh termasuk pula pemulihan pada system imun yang akan melawan serangan penyakit atau cidera-cidera lain. Bila faktor-faktor gizi dan istirahat cukup dan imunisasi dijalankan dengan benar, maka kemungkinan atlet menjadi sakit akan memperkecil kemungkinannya, sehingga para atlet dapat menjalankan program latihan dengan benar dan akan menjadi berprestasi tentunya. (HT)