Oleh: Dr. Adellinda Raintung
Sebagai salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang, hingga kini pemicu utama kanker pun masih banyak diperdebatkan oleh para ahli. Kanker merupakan pertumbuhan jaringan baru sebagai akibat dari proliferasi (pertumbuhan berlebihan) sel abnormal secara terus-menerus, yang memicu kemampuan untuk menyerang dan merusak jaringan lainnya.
Penyebab utama terbesar yang diketahui adalah merokok. Walaupun penyebab kanker belum diketahui semuanya, tetapi semakin banyak bukti menunjukan bahwa dampak merokok, makanan, radiasi, faktor keturunan, hormon, zat kimia, dan beberapa jenis infeksi tertentu turut mempengaruhi hal ini.
Jadi faktor genetik, gaya hidup dan diet juga harus dipertimbangkan sebagai faktor resiko penting penyebab penyakit tersebut. Penyakit ini banyak ditemukan pada wanita:
- Usia 40 tahun keatas.
- Mempunyai riwayat saudara, ibu, kakak, yang pernah terkena kanker payudara.
- Pernah mengidap kanker sebelumnya.
Tetapi bukan berarti pria tidak mungkin untuk terkena kanker payudara. Kanker payudara pada pria adalah penyakit yang langka. Kurang dari 1% kanker payudara terjadi pada pria. Remaja laki-laki dan perempuan, pria dan wanita semua mempunyai jaringan payudara. Berbagai macam hormon pada wanita menstimulasi jaringan pada payudara sedemikian rupa, sehingga membentuk payudara penuh. Sedangkan pada tubuh pria secara normal tidak ada stimulasi hormon pada payudara. Akibatnya jaringan payudara tetap kecil dan rata.
Ada juga, sering kita lihat pria dengan ukuran payudara besar. Biasanya itu hanya karena gemuk. Tetapi kadang ada beberapa pria jaringan kelenjar payudaranya tumbuh, itu disebabkan karena mereka menggunakan beberapa obat, pecandu alkohol atau mempunyai tingkat hormon yang tidak normal.
Perlu diingat bahwa pembesaran kedua payudara pada pria biasanya bukan kanker. Keadaan ini dalam kedokteran disebut gynecomastia. Suatu studi tentang kanker payudara pada pria, menemukan bahwa waktu yang diperlukan antara tanda-tanda awal hingga diagnosa penyakit membutuhkan waktu 19 bulan (lebih dari satu tahun). Ini mungkin disebabkan karena orang tidak menyangka ataupun mengharap kanker payudara terjadi pada pria, sehingga sangat jarang yang terdeteksi dini. Jadi seperti yang terjadi pada wanita juga, apabila terjadi perubahan yang mencolok pada payudaranya, pria juga sebaiknya segera ke dokter.
Karena semakin cepat terdeteksi maka kemungkinan sembuh lebih besar. Sangat perlu dimengerti, faktor resiko kanker payudara pada pria, terutama karena pria tidak mengadakan screening/pemeriksaan secara rutin untuk tujuan mengetahui ada/tidaknya kanker pada payudaranya. Hal ini karena tidak terpikir bahwa ini bisa terjadi. Akibatnya kanker payudara pada pria biasanya pada deteksi awal kebanyakan sudah mencapai stadium lanjut.
Pencegahan dan deteksi dini
Kira-kira 80 persen kanker secara potensial dapat dicegah. Kerusakan sel oksidatif juga diperkirakan ikut pegang peranan menadi penyebab munculnya penyakit-penyakit tersebut. Bagaimana mengatasinya? Mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan diduga para ahli bisa mengatasi, paling tidak, mengurangi resiko terkena penyakit tersebut. Antioksidan banyak ditemukan pada sayuran dan buah-buahan terutama yang berwarna, seperti tomat. Buah yang satu ini mengandung lycopene, pigmen karoten yang dikenal sebagai antioksidan yang sangat potensial sebagai pelindung tubuh dari penyakit kronis.
Hal ini jelas sangat menggembirakan. Pasalnya, buah dan sayuran kini sedang gencar-gencarnya direkomendasikan sebagai pola makan yang sehat, ditambah lagi ternyata manfaatnya bisa sebagai pelindung dari penyakit yang kini banyak ditakuti. Perlu diwaspadai bahwa ternyata penyakit ini banyak ditemukan pada wanita usia 40 tahun keatas. Selama ini para wanita (terutama yang berusia separuh baya) senantiasa disarankan untuk menjalani pmeriksaan mamografi untuk menghindari diri dari kemungkinan terkena kanker payudara stadium lanjut.
Kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan seminggu sehabis selesai masa menstruasi, karena sebelum menstruasi payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
- Berdirilah didepan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tida terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan atau puting susu tertarik kedalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi kedokter.
- Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
- Bungkukkan badan hingga payudara tergantung kebawah, dan periksa lagi .
- Berbaringlah di tempat tidur da letakkan tangan kiri dibelakang kepala, dan letakkan sebuah bantal dibawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan atau pembengkakkan pada ketiak kiri.
- Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi kedokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
- Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.
Bila ditemukan adanya benjolan, dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan mammografi. Mammografi adalah pemeriksaan payudara dengan alat rontgen dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan hanya memakan waktu 5-10 menit saja. (Dr. Adellinda Raintung)