Makan merupakan suatu kebutuhan manusia untuk dapat bertahan hidup. Makanan dapat memberikan tenaga dan kemampuan fisik seseorang untuk bekerja sehari-hari. Pada anak-anak makan merupakan syarat mutlak untuk dapat tumbuh secara normal. Sebaiknya nak-anak, mengonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung sumber protein seperti susu, daging, telur dan lain sebagainya. Untuk tumbuh, anak membutuhkan protein yang cukup sehingga seluruh jaringan tubuh akan berkembang, misalnya tulang, otot, jantung, paru dll. Pertumbuhan fisik anak akan berlangsung sampai anak berusia 20 tahun.
Mengapa usia 20 tahun? karena pada usia tersebut, tulang akan berhenti tumbuh, sehingga anak tidak akan bertambah tinggi. Makanan yang bergizi juga akan membuat otak tumbuh dengan sempurna, sehingga kepandaian akan meningkat. Pada orang dewasa, makanan merupakan suatu aktivitas yang menunjang pekerjaan sehari-hari. Kebutuhan makan/kalori pada orang dewasa tergantung pada macam pekerjaan serta aktivitas seseorang. Seorang yang pekerjaannya hanya banyak duduk dikantor, tentu membutuhkan sedikit kalori. Namun sebaliknya bila seseorang yang banyak melakukan pekerjaan fisik, tentu akan membutuhkan lebih banyak kalori.
Makanan yang kita makan merupakan karbohidrat sebagai sumber tenaga, zat putih telur (protein) sebagai zat pengganti sel-sel yang rusak, dan lemak sebagai sumber tenaga serta sebagai bahan pembuat hormon tubuh. Karbohidrat (seperti : nasi, mie, roti, kentang, jagung dll) dikonsumsi sebagai makanan utama disertai lauk pauk berupa protein (daging, susu, telur dll) pada saat-saat jam makan utama seperti pagi hari, siang hari dan makan malam. Jumlah makanan harus disesuaikan dengan kegiatan fisik kita sehari-hari. Diantara jam makan utama tadi, harus diselipkan makan kecil (snack atau kudapan) pada jam 10.00 pagi dan jam 15.00-16.00 sore. Dengan cara seperti ini, maka tubuh akan cukup mendapat asupan makanan dan tubuh akan kuat melakukan pekerjaan sehari-hari.
Pada seorang atlet, kebutuhan kalori akan meningkat karena aktivitas fisik yang tinggi. Sehingga porsi nutrisi harus ditambah dan juga harus ditambah asupan akan zat gizinya. Terkadang dibutuhkan juga tambahan suplemen pada beberapa cabang olahraga.
Untuk kebutuhan akan kalori tersebut, kita dapat bedakan dari beberapa cabang olahraga. Misalnya ada cabang olahraga yang termasuk ringan, artinya aktivitas fisik yang dilakukan tidak banyak seperti pada golf, bowling, menembak, panahan, catur. Kebutuhan kalori pada cabang-cabang tersebut biasanya hampir sama seperti pada orang awam, sehingga tidak perlu ada penambahan makanan. Jadwal makan untuk mereka pun tidak ada yang khusus, karena kegiatan tersebut tidak menguras tenaga dan membutuhkan waktu yang lama.
Namun pada cabang olahraga permainan, seperti tenis, tenis meja, bulutangkis, sepak bola, kebutuhan kalori akan meningkat, karena disini diperlukan tubuh yang kuat. Untuk mendapatkan tubuh yang kuat, atlet tersebut memerlukan latihan beban yang cukup intensif, sehingga perlu adanya tambahan karbohidrat dan protein. Protein diperlukan untuk pembesaran otot sehingga tubuh menjadi lebih kekar dan karbohidrat diperlukan banyak agar dapat lebih banyak mengeluarkan tenaga. Sebagai contoh menu yang dimakan misalnya : nasi putih dengan daging/ikan/ayam ditambah sayur sebagai serat, diikuti dengan susu dan buah-buahan. Menu pagi hari dapat juga berupa roti dengan selai sesuai selera dengan minuman susu atau yogurt jangan lupa untuk makan snack dapat berupa buah seperti pisang, apel, pir dengan minuman jus buah atau roti/biskuit yang agak manis. Suplemen yang dapat diberikan misalnya sumber protein, yang biasanya dijual sebagai amino (maksudnya asam amino = protein (yang cepat diserap tubuh) atau juga creatin. Semua ini dikonsumsi dengan tujuan untuk membesarkan otot sehingga tubuh lebih kekar dan akan sangat berguna untuk gerakan-gerakan yang explosive yang cepat dan maximal.
Adapun cara mengkonsumsinya adalah pada saat sebelum latihan beban dan pada malam hari. Ini dikarenakan pada saat kita sedang tertidur lelap pada malam hari, otot-otot tersebut mengalami proses pembesaran. Pemakaian protein ini juga banyak dikonsumsi pada cabang olahraga yang membutuhkan tenaga explosive seperti sprint (jarak pendek), angkat besi, renang jarak pendek terlebih-lebih pada binaraga. Biasanya pada angkat besi dan binaraga para atlet mengkonsumsi lebih dari 1 macam protein, terkadang bisa sampai 4 macam protein yang tentunya bertujuan agar otot menjadi lebih besar lagi. Hal ini dianggap cukup berbahaya, karena daya olah tubuh seseorang terbatas dan dapat membebani beberapa organ seperti ginjal. Untuk mencegah hal tersebut maka dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih. Jangan dilupakan juga agar para atlet harus cukup makan karbohidrat, karena tenaga untuk latihan beban didapatkan dari karbohidrat ini.
Cabang olahraga lain yang paling membutuhkan makanan dan minuman, adalah olahraga endurance (daya tahan), yaitu olahraga yang dilakukan lebih dan satu jam. Contohnya adalah lari jarak jauh, balap sepeda jarak jauh, triathlon, sepak bola, tenis dll. Pada olahraga ini setelah 60-90 menit berlomba, cadangan gula berupa glikogen dalam tubuh mulai berkurang sehingga energi makin lama makin menipis pula. Untuk itu seorang atlet harus makan sumber karbohidrat yang protein, yaitu dalam bentuk coklat batangan atau bentuk cairan. Secara periodik sehingga glikogen tubuh akan diisi kembali.
Selain itu beberapa macam elektrolit seperti Na, Ca, Cl juga akan menipis, sehingga perlu ditambah dengan minuman olahraga (sport drink). Cara yang biasa dilakukan misalnya pada suatu lomba marathon (42, 95 km); maka sebelum lomba para atlet mengonsumsi karbohidrat yang banyak, seperti spagheti, nasi, mie, roti, dll agar glikogen cukup dalam tubuh. Esoknya sebelum lomba makan roti atau snack dengan susu agak manis dan minum banyak (± 300cc). Pada waktu lomba, harus makan Karbohidrat pada Km 10,15,20,30 dan 35. dan harus minum pada setiap pos minum. Dengan cara seperti ini maka atlet akan punya tenaga terus sampai finish. Hal yang sama berlaku untuk balap sepeda jarak jauh dan triathlon. Apabila terlambat makan, maka kecepatan akan menurun dan kemungkinan dapat terjadi kejang otot (kram). Cara makan pada lomba harus dilatih pada saat latihan sehingga atlet akan sudah terbiasa dan mengenal makanan dan minuman yang dikonsumsi. Atlet dan juga pelatih harus mengetahui apa yang dimakan dan bagaimana memakannya, karena ini akan sangat mempengaruhi prestasi. (dr. Hario Tilarso, SpKO, FACSM)