Sebuah wacana baru berkembang dikalangan pengurus dan pemerhati cabang olahraga binaraga. Yakni sebuah hembusan angin panas yang membawa kabar bahwa akan diterapkan pembatasan usia dalam event kejuaraan binaraga nasional sekaligus dalam pekan olahraga nasional. Sebetulnya apakah maksud dan tujuan dari kebijakan tersebut ? serta apakah kebijakan tersebut disetujui ?
Adanya wacana atas pematokan dan atau pembatasan umur bagi peserta binaraga dalam PON menyibak sebuah kontroversi. Umur dalam olahraga binaraga pada hakikatnya berkisar pada angka 30 tahun ke atas. Sebab pusaran dari olahraga binaraga identik dengan aktifitas angkat beban dan aktifitas angkat beban tersebut masih ramai perdebatan jika dilakukan oleh anak dalam masa pertumbuhan. Alhasil banyak dari penggemar olahraga ini baru ,memulai intens dan serius berlatih rata-rata pada usia 20-25 tahun ke atas.
Menurut Yopi Irawan selaku pengurus “plus” pelatih binaraga DKI Jakarta mengatakan, “butuh 4-5 tahun dalam mencetak serta menyiapkan atlet binaraga yang siap tanding dan butuh waktu yang sama dalam menciptakan atlet binaraga yang menjadi”. Artinya secara matematika jikalau pada usia 25 tahun baru memulai latihan, tentunya antara usia 29-30 tahu atlet tersebut baru betul-betul siap sedia untuk berkopetisi. Kemudian kemungkinan atlet tersebut berkembang prestasinya hingga menembus taraf atlet yang “menjadi” membutuhkan waktu 4-5 tahun untuk bisa berjaya dalam setiap kejuaraan binaraga.
Alias ketika usia atlet tersebut menginjak usia 35, justru pada usia tersebutlah masa-masa ke-emasan dari seorang atlet binaraga, bahkan banyak binaragawan yang go internasional ataupun menjadi panutan dalam olahraga otot ini sudah menginjak usia berkepala “5”. Kemudian Ronald Riupassa juga menjelaskan bahwa, “berbeda mencatak jawara alet binaraga dengan cabang olahraga lainnya”. Sebuah hal lucu dan menjadi sebuah tertawaan jikalau cabang binaraga dikenakan pembatasan umur.
Ronad Ripaussa selaku ketua bidang binaraga mengakui bahwa ada sempat wancana dan perbincangan antara KONI dan PB PABBSI. Bahkan wancana tersebut mengikat keseluruh cabang olahraga yang dipayungi oleh PB PABBSI dengan kisaran umur pembatasan angkat besi : Putra 35 tahun, putri 32 tahun, angkat berat 42 tahun untuk putra dan 35 tahun putri. Dan binarag 48 tahun. Namun atas dasar histori dari perjalanan masing-masing atlet dirasa berat usia 48 tahun menjadi batas akhir karir seorang atlet binaraga.
Kebijakan dalam pembatasan umur tentunya dimaksudkan untuk merangsang “anak-anak muda” untuk berlatih lebih keras agar siap ambil bagian dalam setiap kesempatan kejuaraan tingkat nasional ataupun internasional. Sebagai catatan ada beberapa cabang olahraga dalam sea games yang mematok batasan umur. Selain mengoptimalkan kinerja atlet muda tentunya sebagai penambahan jam terbang serta regenerasi.
Ronald pun menambahkan bahwa kesiapan atlet binaraga untuk bertanding tidaklah selalu stand by. Artinya atlet dalam kondisi terbaiklah yang akan selalu mendapat tempat terbaik dalam setiap kesempatan., bahkan tidak jarang diberi kesempatan untuk mewakili merah putih dalam ajang internasional. Jika memang ada “anak-anak muda” mampu memiliki simetris tubuh yang imbang, definisi otot yang besar serta yang pastinya mampu menihilkan seniornya, tentu anak muda tersebutlah yang akan mendapatkan tempat yang terbaik.
Perbedaan ataupun keunikan dalam olahraga binaraga adalah justru mengapreasi setiap atlet ataupun pelaku binaraga yang sudah berumur. Membentuk tubuh adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah, perlu memikirkan tingkat isi kantong, ketahan fisik yang prima, pemahaman fitness knowladge, plus nutrisi yang baik, serta kebutuhan waktu luang yang lebih. Bayangkan jika Anda ataupun Reps Mania menemukan atlet yang sudah berumur dengan tingkat kesulitan tersebut diatas namun kualitas tubuhnya sangat baik tentunya adalah sangat ‘salud’ untuk atlet tersebut.
Apakah seorang atlet yang sudah senior dengan segala keterbatasan yang tidak lagi seleluasa saat muda harus memaksimalkan dirinya? Dalam kondisi yang sudah mendekati keterbatasan-keterbatasan yang tidak lagi dijumpainya dikala muda sebaiknya tidaklah salah untuk bertransformasi tugas dengan intregitas tinggi dalam membina atlet muda serta mengembangkan tatanan sosial binaraga tanah air yang informatif dan edukatif dengan pendekatan-pendekatan normatif. Yang pada muaranya, olahraga binaraga ini semakin digemari oleh anak-anak muda dan menjadi sebuah oalahraga yang digandrungi.
“Dalam kejuaraan asia ataupun bahkan sekelas Mr. Olympia masih banyak didominasi oleh atlet-atlet yang usianya setengah abad”, bahkan Yopi yang ditemui di kantor KONI DKI, jikalau memang peraturan pembatasan umur memang sangat urgen untuk dilakukan pada dasarnya tidaklah menjadi sebuah kekacauan yang hebat, sebab sebuah kejuaraan pun butuh yang namanya pembaharuan, agar tidak terkesan kuno dan monoton. Namun tetaplah melihat nilai-nilai kompetitif yang tetap tinggi kadar prestasinya. Jangan malah nilai kejuaraan tersebut menjadi tidak lagi popular lantaran nilai jualnya tidak terdapat dari kontestan-kontestan yang lebih muda.
Tantangan dalam regenerasi atlet binaraga adalah genetik dari individu masing-masing. Salah satu faktor agar tecapainya kualitas otot yang sempurna menghiasi tubuh adalah gen. Reps Mania tentu sering menjupai rekan se Gym yang memiliki dasar tubuh yang memang sudah baik dan memiliki daya rangsang tumbuh yang cepat dibandingkan yang lain. “Tentu seorang pelatih lebih mudah mencetak atlet dengan genetika yang baik ketimbang mereka yang genetika biasa saja”, ujar Ronald.
Khusus untuk binaraga angkat besi dan angkat beban saat ini masih agak sulit jikalau harus dibatasi usia dalam setiap kejuaraan nasional. Dari pembicaraan intensif antara PB PABBSI dan KONI pusat akhirnya sebuah keputusan bahwa untuk cabang-cabang olahraga yang dinaungi oleh PB PABBSI tidak masuk dalam kebijakan pembatasan umur. Artinya atlet-atlet senior nan kaya prestasi masih dapat dan disahkan untuk bertarung dalam ajang 4 tahunan nasional yang akan di selenggarakannya.
Sekali lagi perlu kepahaman yang luas tentang segala aspek sebelum menjatui sebuah keputusan. Makna adil yang berarti tidak sama kembali menunjukkan petuahnya. Tidaklah adil jikalau manyamakan kebijakan dalam olahraga senam dengan binaraga dalam meninjau pembatasan umur.
Dengan demikian tontonan kejuaraan binaraga dalam pekan olahraga nasional saat menunjukkan gengsinya. Semoga motivasi atlet yang sempat runtuh akibat rumor dalam pembatasan umur dalam kejuaraan binaraga kembali mengembang dan mampu menunjukkan tajinya. Yang pada akhirnya bermunculan atlet-atlet binaraga yang bermutu dan tampil perkasa diajang kejuaraan internasional atas nama tumpah darahnya Indonesia. (Dillah)