Puasa Angus Barbieri dikenal publik pada tahun 1965, dimana seorang pria 27 tahun dengan nama yang sama, melakukan puasa terlama untuk menurunkan bobot tubuhnya. Karena durasi puasanya yang lama ini, Barbieri berhasil memecahkan rekor dalam The Guiness Book of Record.
Sejarah puasa Angus Barbieri
Pria asal Skotlandia ini awalnya memiliki bobot tubuh 207 kg dan mengalami obesitas. Ketika ia melakukan pemeriksaan ke dokter karena masalah berat badannya, Barbieri disarankan untuk melakukan puasa singkat untuk membantunya menurunkan berat badan.
Baca juga: Penyebab utama kelebihan berat badan dan obesitas.
Namun karena ingin beradaptasi dengan kebiasaan makan yang baik dan membentuk tubuh yang ideal, Barbieri melanjutkan puasanya hingga 382 hari, yang mana menjadi lebih dari satu tahun.
Dalam satu hari, Barbieri hanya mengonsumsi vitamin, elektrolit, minuman tanpa kalori seperti teh, kopi, dan soda. Sesekali ia juga masih mengonsumsi susu/minuman dengan rasa manis. Ia juga hanya buang air besar setiap 37 hingga 48 hari sekali.
Setahun kemudian ia berhasil menurunkan bobotnya hingga 125 kg, menjadi 82 kg, dan berhasil memecahkan rekor dunia.
Bagaimana Tubuh Bisa Bertahan Tanpa Makanan?
Saat Barbieri melakukan puasa panjang ini, ia rutin memeriksakan kondisinya ke dokter. Hasil cek darah yang dilakukan selama ia berpuasa tidak menunjukkan ada hal serius pada tubuhnya selain kadar gula darah yang rendah.
Ia bisa bertahan selama 382 hari hanya dengan konsumsi beberapa nutrisi tersebut, karena tubuhnya memecah lemak yang ada di dalam tubuh. Setelah 2-3 hari puasa, tubuh akan mulai mendapatkan energinya untuk memecah lemak dan menjadikannya energi.
Lemak akan diubah menjadi glukosa dan keton yang menjadi bahan bakar untuk beraktivitas. Sementara vitamin yang tidak diproduksi tubuh di dapatkan melalui suplemen atau vitamin yang ia konsumsi.
Hal ini membuktikan bahwa seseorang bisa bertahan karena saat lapar, sebab tubuh mengubah mekanismenya untuk hidup dari lemak yang ada di dalam tubuh.
Amankah cara ini untuk turunkan berat badan?
Selama berpuasa, Barbieri mengaku tidak ada keluhan khusus selain merasa sedikit lemas. Sementara dokter pada masa itu menyatakan bahwa kelaparan terapeutik yang diawasi pada pasien obesitas dapat menjadi terapi yang aman.
Namun meski dinilai aman, kondisi tubuh tiap orang berbeda-beda. Anda perlu memastikan bahwa tubuh Anda cukup mampu dan harus dalam pengawasan dari dokter.
Selain itu, melakukan puasa jangka panjang seperti ini, dapat menyusutkan otot, karena tubuh juga mengambil protein otot sebagai cadangan energi. Jadi puasa ini tidak disarankan bagi Anda yang ingin membangun otot.
Setelah dicatatnya Angus Barbieri dalam rekor puasa terlama, The Guiness Book of Record tidak lagi menyarankan untuk memecahkan rekor dengan puasa, dikarenakan memicu perilaku yang tidak aman.
(Ayu/Sumber: Wikipedia)