Dalam kehidupan sehari-hari, kita kenal dengan istilah radikal bebas (free radicals) yang biasanya dikaitkan dengan proses terjadinya penyakit, masalah penuaan dan timbulnya kanker. Yang dinamakan radikal bebas adalah zat-zat kimia dalam tubuh yang tidak mempunyai pasangan electron. Radikal bebas ini terbentuk dalam tubuh melalui proses normal yang ada.
Polutan dari lingkungan sekitar, seperti asap rokok, asap pabrik, asap kendaraan bermotor, radiasi dan pestisida atau herbisida merangsang pembentukan radikal bebas. Senyawa radikal bebas ini sifatnya tidak stabil dan dapat mengurangi, menginfiltrasi dan merusak struktur-struktur sel yang vital. Kerusakan-kerusakan sel ini yang diduga merupakan penyebab terjadinya beberapa penyakit, juga terjadinya proses penuaan dini, begitu pula diduga sebagai penyebab terjadinya kanker (tumor ganas) yang fatal.
Untuk melawan proses-proses yang merusak ini, tubuh mempunyai cara untuk mengatasinya. Sistem perlawanan ini akan berfungsi untuk de-aktivasi dan meminimalkan reaksi radikal bebas tersebut pada sel. Sistem ini meliputi berbagai vitamin dan mineral, misalnya :
- Carotenoid, merupakan precursor untuk vitamin A dan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan dalam tubuh diubah menjadi vitamin A, ada 40 macam carotenoid termasuk Beta-carotene, banyak terdapat dalam buah-buahan berwarna jingga dan hijau, juga dalam sayur-sayuran, berfungsi untuk mencegah terjadinya radikal bebas.
- Vitamin C, berfungsi menjaga kerusakan dalam sel. Banyak terdapat dalam buah-buahan seperti kiwi, jeruk, brokoli, strobery , jambu biji dan lain-lain.
- Vitamin E, berfungsi mencegah kerusakan dinding sel. Sumber-sumbernya adalah minyak nabati (misalnya salad dressing) almond, kacang-kacangan, bunga matahari dan biji sesam.
- Selenium (Se); berfungsi melindungi kerusakan dinding sel dan merangsang system kekebalan dengan meningkatkan resistensi terhadap pertumbuhan kanker. Sumber utamanya adalah ikan tuna, daging, telur, susu sereal dan bawang putih.
Makanan lain yang diduga dapat menghambat pertumbuhan kanker adalah sereal, buah segar dan sayur-sayuran yang memang mengandung serat yang banyak dan juga mengandung zat-zat yang bernama phytochemical yang melindungi kesehatan. Jadi dengan memakan makanan-makanan sehat seperti diatas tadi, suatu proses kerusakan sel-sel tubuh dapat dihindari.
Untuk itu dianjurkan untuk hidup sehat, yaitu: makan dengan benar dan tidak berlebih, istirahat cukup dan tidak lupa berolahraga yang cukup. Pada waktu melakukan kegiatan olahraga, harus diingat untuk melakukan kegiatan dengan tidak berlebihan dan disesuaikan dengan umur dan kemampuan fisik. Cara melakukan olahraga dengan benar adalah sebagai berikut:
- Lakukan 3-5 kali seminggu
- Lakukan 20-60 menit secara continue
- Lakukan dengan tidak terlalu melelahkan, denyut nadi antara 130-150 x 1menit
Bila dilakukan dengan cara seperti ini, maka olahraga akan bermanfaat bagi tubuh, antara lain: menguatkan Jantung, menguatkan tulang, membakar lemak dan membantu meningkatkan system kekebalan tubuh. Pada orang yang berolahraga teratur dan sangat ‘fit’, maka imun system (system kekebalan tubuh) akan meningkat dan ini akan melindungi tubuh dari kemungkinan terkena penyakit seperti influenza, thyphus dan lain-lain.
Begitu pula system pertahanan untuk menangkal radikal bebas juga akan menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena peningkatan kerja sirkulasi darah keseluruh tubuh, termasuk ke organ-organ dalam tubuh sehingga fungsi organ-organ tersebut akan meningkat. Tentunya hal ini dapat berlangsung dengan baik apabila asupan makanan cukup dari segi kualitas dan kuantitas, yaitu memakan zat-zat makanan seperti tadi disebutkan.
Untuk olahraga prestasi, maka hal yang sama akan berlaku pula. Bila atlet menjalani latihan dengan menuruti suatu program latihan yang benar-benar terukur dan aman. Maka kerusakan-kerusakan dalam tubuh atlet tidak akan terjadi. Disini juga harus diingat bahwa pelatih harus membuat program latihan yang spesifik untuk seorang atlet berdasarkan pemeriksaan fisik dan kemampuannya.
Program latihan harus bersifat individual dan tidak dapat disamakan dengan atlet lain. Faktor makanan harus juga diutamakan, karena kebutuhan kalori seorang atlet akan meningkat dibandingkan dengan kebutuhan non atlet. Begitu pula makanan sehat yang berisi anti oksidan harus lebih banyak diberikan. Bila makanan-makanan ini berkurang, maka kemungkinan terjadi kerusakan pada sel-sel akan tetap. Mungkin pada Olahraga yang sangat berat dan berlangsung lama, peranan zat-zat ini akan lebih besar lagi, sehingga penggunaannya perlu lebih di tingkatkan dan diawasi dengan baik.