Pemanis herbal yang kini sedang dipromosikan untuk gaya hidup yang lebih sehat adalah stevia. Stevia atau yang biasa disebut Stevia rebaudiana, adalah tanaman yang daunnya diolah menjadi pemanis untuk menggantikan konsumsi gula dan pemanis buatan yang berlebihan.
Dewasa ini, konsumsi gula berlebih telah dilakukan sejak usia dini, sehingga diabetes menjadi salah satu penyakit mematikan yang paling sering ditemui di masyarakat. Terutama dengan gaya hidup serba modern dan instan.
Untuk itu banyak terobosan baru yang dicari dan dibuat untuk mengatasi problem umum dan menciptakan gaya hidup yang lebih sehat, salah satunya dengan mengganti gula dan pemanis buatan dengan stevia.
Saat ini, produk stevia dapat dengan mudah Anda temukan. Selain rasanya yang lebih manis, stevia dianggap lebih aman daripada gula yang biasa kita konsumsi. Apakah produk ini aman? Berikut Reps ulas untuk Anda.
Manfaat
Meski masih sedikit yang menggunakan stevia sebagai pengganti gula, ada beberapa manfaat yang dapat Anda peroleh.
Stevia mengandung hampir nol kalori, sehingga sangat baik untuk Anda yang sedang diet. Ini dikarenakan gula dari daun ini adalah pemanis non-nutrisi. Namun penelitian lebih lanjut masih dilakukan untuk mengetahui berapa banyak yang boleh dikonsumsi, serta waktunya.
Selain hampir tidak ada kalori, stevia juga dapat menjaga kadar gula darah. Ini sangat baik dikonsumsi oleh penderita diabetes yang masih ingin mengonsumsi makanan dan minuman manis.
Satu studi tahun 2010 yang melibatkan 19 peserta sehat dan bertubuh kurus, serta 12 peserta obesitas, menemukan bahwa stevia secara signifikan menurunkan kadar insulin dan glukosa.
Rasa manis dari ekstrak daun ini juga membuat peserta studi puas dan kenyang setelah makan, meskipun asupan kalorinya lebih rendah. Namun penelitian ini dicatat dan di teliti di laboratorium, bukan di situasi kehidupan nyata, sehingga perlu bukti lebih lanjut.
Selain itu, sebuah penelitian tahun 2009 menemukan bahwa bubuk daun stevia dapat membantu mengelola kolesterol. Peserta penelitian mengonsumsi 20 mililiter ekstrak stevia setiap hari selama satu bulan.
Hasilnya pemanis herbal ini dapat menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL (“jahat”), dan trigliserida tanpa efek samping negatif. Ini juga meningkatkan kolesterol HDL (“baik”). Tidak jelas apakah penggunaan stevia sesekali dalam jumlah yang lebih rendah akan memiliki dampak yang sama.
Baca juga: 4 pemanis sehat pengganti si jahat.
Efek samping
Menurut NS FDA, stevia glikosida pada umumnya aman dikonsumsi. Namun daun dan ekstrak stevia mentah masih belum mendapatkan label aman karena kurangnya informasi dan penelitian.
Ada kekhawatiran bahwa ramuan stevia mentah dapat membahayakan ginjal, sistem reproduksi, serta sistem kardiovaskular. Ini juga dapat menurunkan tekanan darah terlalu rendah dan memberikan efek tertentu jika dikonsumsi bersamaan dengan obat penurun gula darah.
Namun, meskipun dianggap aman, ada beberapa merk yang mengandung dekstrosa (glukosa) dan maltodekstrin (pati), yakni bahan yang menambah sejumlah kecil kalori.
Jika Anda menggunakan jenis ini dalam jumlah kecil dalam sehari, mungkin tidak akan memberikan efek pada gula darah, terutama penderita diabetes. Namun jika digunakan secara terus menerus, karbohidratnya akan bertambah.
Sebuah studi tahun 2019 melaporkan kemungkinan hubungan antara pemanis non-nutrisi, termasuk stevia, dan gangguan pada flora usus yang bermanfaat. Studi yang sama juga menyebutkan bahwa pemanis non-nutrisi dapat menyebabkan intoleransi glukosa dan gangguan metabolisme.
Seperti kebanyakan pemanis non-nutrisi, kelemahan utama adalah rasanya. Stevia memiliki rasa ringan seperti licorice yang sedikit pahit. Beberapa orang menikmatinya, tapi tidak bagi sebagian lainnya.
Pada beberapa orang, produk stevia yang dibuat dengan gula alkohol dapat menyebabkan masalah pencernaan , seperti kembung dan diare.
Cara penggunaan
Hampir sama seperti gula pada umumnya, bubuk stevia dapat digunakan untuk menambah cita rasa manis pada makanan dan minuman. Namun pemanis herbal ini memiliki cita rasa yang jauh lebih manis. Sejumput saja bubuk ini, sama dengan sekitar satu sendok teh gula.
Beberapa merk seperti Stevia in the Raw, dapat menggantikan sendok teh gula meja dengan sendok teh (digunakan lebih sedikit), kecuali jika Anda menggunakannya dalam makanan yang dipanggang.
Anda dapat membuat makanan yang dipanggang seperti kue dengan stevia, meskipun mungkin memberi kue dan kue kering rasa licorice. Stevia in the Raw merekomendasikan untuk mengganti setengah jumlah total gula dalam resep Anda dengan produk mereka.
Sementara merk lain tidak dibuat khusus untuk memanggang, jadi Anda perlu menggunakan lebih sedikit.
Fakta produk stevia
Produk Stevia yang ditemukan di rak toko kelontong, seperti Truvia dan Stevia in the Raw, tidak mengandung daun stevia utuh. Mereka terbuat dari ekstrak daun stevia yang sangat halus yang disebut rebaudioside A (Reb-A).
Faktanya, banyak produk stevia memiliki sedikit stevia di dalamnya. Reb-A sekitar 200 kali lebih manis dari gula meja.
Pemanis yang dibuat dengan Reb-A dianggap sebagai “pemanis baru” karena dicampur dengan pemanis yang berbeda, seperti erythritol (gula alkohol) dan dekstrosa (glukosa).
Misalnya, Truvia adalah campuran dari Reb-A dan erythritol, dan Stevia di The Raw adalah campuran dari Reb-A dan dekstrosa (glukosa) atau maltodekstrin (pati).
Beberapa merek stevia juga mengandung rasa alami. Namun, bahan-bahan yang berada di bawah label “rasa alami” mungkin melalui banyak proses, sehingga banyak yang berpendapat bahwa tidak ada yang benar-benar alami.