Maraknya pemberitaan mengenai atlet yang terkena kasus doping semakin meluas. Kini kasus tersebut justru disangkut pautkan dengan suplemen yang diimpor dari luar negeri. Hal ini tentunya membuat beberapa pihak, khususnya pengguna dan distributor suplemen menyanggah hal tersebut. Karena pada kenyataannya zat yang terdeteksi oleh laboratorium test doping yakni Zat 3-OH-Stanzolol dan 16-b-OH-Stanzolol merupakan jenis steroid.
Dalam proses penerbitan suplemen di negara asalnya, para produsen tidak sembarangan mengeluarkan suatu jenis suplemen. Sebelum dipasarkan dan diekspor, suplemen terlebih dahulu melewati tahap Controlled Subtance, dimana jika ditemukan bahan yang berbahaya termasuk steroid, produk tersebut akan ditarik dari pasaran dan dicekal.
Seperti kasus suplemen dengan merk Jack3d pada April 2013 lalu yang ternyata mengandung bahan berbahaya DMAA. DMAA sendiri dilansir dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, hingga kematian. Salah satu korbannya adalah Michael Sparling, 22 tahun yang meninggal akibat serangan jantung karena mengkonsumsi suplemen Jack3d yang mengandung DMAA.
Suplemen Impor Masuk Ke Indonesia
Ketika masuk ke Indonesia, distributor juga tidak bisa sembarangan bisa langsung menjualnya ke publik. Sebelum menjajakan ke konsumen, distributor harus lebih dahulu memastikan apakah produk tersebut memiliki sertifikat Analisa atau Certificate of Analysis, Certificate of Free sale yang di legalisir oleh konsulat Indonesia di negara asal, dan tentu kandungannya tidak mengandung zat doping dengan melihat serifikat analisa dan mengkonfirmasinya dengan meregistrasi ke Badan POM untuk mendapat nomor edar. Sementara lebih lanjutnya bisa dibuatkan sertifikat dari World Anti-Doping Agency (WADA) .
Beberapa distributor bahkan menjalin kerja sama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk pengadaan suplemen bagi para atlet. Tentunya sebelum diberikan kepada atlet, KONI akan memastikan bahwa produk tersebut aman melalui uji lab dan tersertifikasi ANTIDOPING dari WADA. Mungkin ini salah satu solusi dimana atlet binaan resmi mesti meminta suplementasi melalui satu pintu yaitu melalui KONI daripada membeli sendiri.
Lalu bagaimana bisa kandungan steroid tersebut sampai ke tangan konsumen?
Budaya steroid di dunia binaraga memang bukan lagi rahasia umum. Karena di ajang-ajang terbesar di duniapun, test doping tidak lagi menjadi prioritas. Namun di Indonesia yang memang berkiblat pada WBPF, mewajibkan adanya test doping demi menciptakan sportifitas yang baik antar atlet. Tentunya hal tersebut akan menguntungkan bagi para atlet yang natural.
Namun karena budaya yang sudah menjamur, penggunaan steroid tidak lagi dianggap tabu oleh para pecinta olahraga otot. Mereka berlomba-lomba untuk membesarkan tubuh dengan cara instan. Baik mereka yang natural ataupun pengguna steroid berlaga dalam satu panggung. Dan bisa dipastikan, jika tidak ada test doping, manakah yang menjadi juara?
Peran suplemen sebagai pelengkap nutrisi harian memang cukup penting dalam usaha membangun otot. Karena tanpa suplemen, kebutuhan nutrisi tubuh yang lebih besar dari orang awam tidak dapat terpenuhi hanya dari makanan saja. Untuk itu perlu juga mengkonsumsi beberapa jenis suplemen.
Belum lagi bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan atau menaikkan massa tubuh. Kandungan protein dan vitamin yang ada di dalam suplemen berperan penting dalam proses ini. Jika hanya mengandalkan nutrisi makan, berapa banyak dada ayam atau putih telur yang harus Anda konsumsi setiap harinya?
Kejujuran Atlet Yang Patut Dipertanyakan
Mungkin bagi mereka yang baru berkecimpung di dunia fitness akan merasa bingung, merk dan jenis mana yang harus dipilih, kandungan apa saja yang memang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh, juga istilah-istilah asing yang belum diketahui. Tetapi bagaimana dengan mereka yang sudah puluhan tahun berlaga? Apa masih ada kemungkinan untuk tidak mengetahui zat atau obat apa yang mengandung steroid? Apa ada suplemen yang mengandung steroid? Maka dari sanalah kejujuran atlet dipertanyakan.
Yang jelas SUPLEMEN BUKANLAH OBAT APALAGI STEROID, tapi sesuai dengan namanya adalah pelengkap Gizi dan Nutrisi penunjang performa atlet atau tujuan lain yang bertujuan menyehatkan dan bukan mengobati. Pilihlah suplemen dengan Brand yang sudah lama dan paten di negara asalnya. Dijamin Anda bebas dari doping karena suplementasi.
Tak terputus pada pemilihan suplementasi yang tepat, aman, dan layak dikonsumsi. Peranan edukasi serta sosialisasi terhadap zat-zat terlarang yang tidak semestinya di tubuh para atlet, memang semestinya harus digalakan. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada atlet lagi yang tersandung dengan kasus doping. (ayu)
Sumber:
- Kompas (Senin, 3 April 2017)
- http://rockcenter.nbcnews.com/_news/2013/04/11/17707934-deadly-workout-supplement-jack3d-outside-fdas-reach?lite