Pernahkan Anda mendengar istilah IF (Intermitten Fasting)? Mungkin sebagian Anda sedikit asing dengan istilah IF ini. Namun jika disebutkan dengan istilah OCD, maka akan terbesit dalam pikiran Anda bahwa itu adalah pola diet yang dilakukan sang magician ternama di Indonesia yaitu Deddy Corbuzier. Dimana dalam metodenya, kedua pola diet tersebut dilakukan dengan cara berpuasa berselang.
Istilah OCD mungkin lebih populer ketimbang dengan IF itu sendiri, karena master sulap Deddy lah yang lebih aktif mentenarkan puasa ini ke khalayak umum melalui riset yang dijalankannya sendiri. Namun sebelum melangkah ke hal yang lebih dalam, untuk melakukan diet yang agak estrim ini, Anda dianjurkan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter, karena diet ini memiliki resiko besar bagi sebagian orang.
Apa itu Intermitten Fasting?
Cara diet dengan puasa berselang ini berasal dari guru Wing Chun di Hongkong, namun baru populer ketika Deddy Corbuzier memperkenalkannya ke publik. Meskipun prinsip diet ini adalah berpuasa, namun IF berbeda dengan puasa pada umumnya, karena didalam pelaksanaannya IF memiliki fase-fase yang menunjukkan lamanya waktu untuk berpuasa dan diperbolehkan untuk makan, atau biasa disebut dengan jendela waktu. Jendela waktu dalam IF adalah:
1. Makan 8 jam, puasa 16 jam
Ini adalah fase awal dari IF. Fase ini adalah fase yang paling mudah bagi Anda yang biasa berpuasa. Fase ini bertujuan agar tubuh bisa menyesuaikan diri dengan pola makan yang berubah saat berpuasa. Dalam fase ini Anda boleh makan selama 8 jam dengan batas wajar serta menu makanan yang sehat, kemudian 16 jam sisanya Anda harus berpuasa.
2. Makan 6 jam, puasa 18 jam
Bila Anda telah lolos tahap pertama, Anda dapat mencoba fase yang kedua, yaitu diperbolehkan makan selama 6 jam, dan sisanya 18 jam Anda harus berpuasa.
3. Makan 4 jam, Puasa 20 jam
Setelah berhasil melakukan fase kedua, Anda dapat melanjutkannya ke fase yang ketiga. Anda boleh makan selama 4 jam, dan harus berpuasa selama 20 jam. Fase ini cukup berat mengingat tubuh tidak terasup nutrisi selama 20 jam.
4. Puasa 24 jam
Fase yang terakhir adalah puasa 24 jam. Tetapi bukan berarti Anda tidak makan sama sekali dalam fase ini. Anda diperbolehkan makan 1 kali dengan batas wajar, kemudian berpuasa seharian selama 24 jam. Baru Anda diperbolehkan makan. Fase ini dianjurkan untuk dilakukan selama 2 minggu sekali.
Didalam IF atau OCD ini tidak membatasi makanan dan minuman yang Anda makan. Anda bebas mengkonsumsi makanan dan minuman apa saja dengan catatan Anda mengkonsumsinya di jam yang telah ditentukan. Setelah masuk jam berpuasa, Anda hanya boleh mengkonsumsi air putih atau teh tanpa gula. Peraturan lainnya adalah Anda diperbolehkan makan dan minum minimal setelah 4 jam dari Anda bangun tidur diwaktu Anda boleh makan.
Mengingat diet ini cukup ekstrim, mungkin cukup sulit bila dilakukan bersamaan dengan pembentukan otot. Pasalnya latihan beban membutuhkan pasokan tenaga serta protein yang cukup, bahkan lebih dari kata cukup jika ingin mendapatkan massa otot yang besar. Mungkin bagi mereka yang masih berusia muda, mereka bisa melakukannya. Namun bagi mereka yang notabene sudah tidak lagi muda, mungkin tubuh justru akan terasa sakit karena berlatih tanpa asupan makanan.
Beberapa fakta dibalik Intermitten Fasting
Dibalik kontroversi mengenai diet menggunakan IF, banyak sekali testimoni yang muncul baik sisi positif maupun sisi negatif setelah publik mencoba menerapkan diet ini. Tidak tanggung-tanggung, bahkan dalam 1 hingga 2 minggu berat badan Anda bisa turun hingga 4 kg. Namun dibalik kecepatannya menurunkan berat badan, IF memiliki dampak yang tidak baik bagi tubuh.
Diet dengan IF memang tidak efektif untuk anak-anak dan remaja yang notabene membutuhkan asupan nutrisi dan gizi yang melimpah untuk pertumbuhan. Dikarenakan ukuran lambung mereka lebih kecil sehingga membutuhkan makanan dalam frekuensi sering. Selain menimbulkan beberapa gangguan kesehatan seperti malnutrisi, diet IF lebih mutakhir dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki kegiatan disiang hari dan justru sibuk dimalam hari.
Didalam pelaksanaannya, berpuasa lebih dari 14 jam dapat menimbulkan hormon cortisol atau hormon stres yang akan meningkatkan pemecahan protein sehingga akan berefek pada kehilangan massa otot. Berlatih dalam kondisi berpuasa akan meningkatkan pembakaran lemak sebagai sumber energi karena sumber energi dari makanan telah habis. Pemecahan lemak tersebut akan menghasilkan zat keton yang bila dalam jumlah banyak akan menjadi racun dan dapat mengakibatkan mual, muntah, sakit kepala hingga pingsan.
OCD atau IF memang dipercaya dapat memacu growth hormone yang membuat orang yang melakukannya terlihat awet muda, namun perlu Anda ketahui bahwa growth hormon tersebut hanya akan keluar pada saat pertama dan kedua Anda berpuasa. Selain itu bukan hanya growth hormon saja yang keluar saat Anda melakukan Intermitten fasting, tetapi juga hormon kortisol yang dapat menimbulkan stres.
Diet IF ini memang efektif jika diandalkan untuk menurunkan berat badan secara cepat, namun tidak dengan gaya hidup. Mengingat beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi bila dilakukan dalam jangka waktu lama, kembali kami sarankan agar Anda terlebih dahulu mengkonsultasikannya kepada dokter. (ayu)
One Response
Pada saat jam Intermittent Fasting, bolehkah minum whey protein? Misal, jam intermittent Fasting 16/8 saya adalah mulai fasting jam 7 pm – 11 am, bolehkah saya minum whey protein pada saat jam 10 pm?