
Raw vegan diet adalah salah satu variasi pola makan vegan yang populer. Pola makan vegan yang dipadu dengan prinsip makan makanan mentah ini, telah banyak diadopsi terutama untuk bertahan hidup di alam terbuka.
Meski pola makan ini dinilai sehat, namun ini cukup ekstrim untuk dilakukan. Jadi apakah ini memberikan efek positif pada Anda? Atau justru sebaliknya dan membahayakan tubuh Anda. Berikut Reps ulas selengkapnya untuk Anda.
Alasan mengapa menganut pola makan raw vegan
Banyak orang percaya bahwa gaya hidup vegan lebih sehat, karena penurunan berat badan, peningkatan kesehatan jantung karena berkurangnya kolesterol, serta risiko diabetes yang lebih rendah.
Jika pola makan tersebut dipadu dengan raw diet (diet yang hanya konsumsi makanan mentah) yang minim olahan atau hanya dimasak pada suhu maksimal 40-48° C, maka tentu saja dinilai lebih sehat.
Pola makan ini ternyata sudah ada sejak pertengahan abad ke-19, ketika menteri Presbiterian dan pembaru diet, Sylvester Graham mempromosikannya sebagai cara untuk menghindari penyakit.
Pola makan raw vegan biasanya kaya akan buah, sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, kecambah, dan makanan berbasis tanaman lainnya. Sementara metode untuk mengolah makanan dalam diet ini meminimalisir metode memasak, dan menggantinya dengan memblender, mengeringkan, dll.
Tetapi baru-baru ini, ada kasus kematian seorang influencer asal Rusia, Zhanna D’art yang diduga disebabkan oleh malnutrisi karena raw vegan diet yang dianutnya. Selama empat bulan sebelum meninggal dunia, Zhanna yang mengampanyekan pola hidup vegan hanya konsumsi buah, biji-bijian, smoothie dan jus buah.
Jadi meski diet ini dinilai lebih sehat daripada pola hidup vegan itu sendiri, namun tetap ada efek samping yang harus Anda pertimbangkan.
Manfaat raw vegan diet
Meningkatkan kesehatan jantung
Raw vegan diet dapat meningkatkan kesehatan jantung karena berfokus pada makanan berbasis tanaman yang mana jika dikonsumsi secara konsisten dapat menurunkan tekanan darah dan penurunan risiko penyakit jantung dan stroke.
Konsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, kecambah dan sejenisnya juga dapat meningkatkan kolesterol darah dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Ditambah lagi konsumsi makanan berbasis tumbuhan juga berisiko 75% lebih rendah terkena tekanan darah tinggi dan 42% lebih rendah mengalami kematian akibat penyakit jantung.
Mengurangi risiko diabetes
Serat yang terkandung dalam buah dan sayur berkontribusi pada penurunan kadar gula darah dan peningkatan sensitivitas insulin yang terkait dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.
Menurunkan berat badan
Penelitian secara konsisten menghubungkan diet makanan mentah – termasuk veganisme mentah – dengan jumlah lemak tubuh yang lebih rendah.
Selain itu menganut pola makan mentah selama lebih dari 3,5 tahun dapat menyebabkan kehilangan berat badan sekitar 10-12 kg. Terlebih lagi orang dengan persentase makanan mentah tertinggi dalam makanannya memiliki indeks massa tubuh terendah.
Memperbaiki pencernaan
Jumlah serat yang tinggi dalam makanan nabati utuh dapat membantu memperbaiki pencernaan Anda. Pola makan vegan mentah tinggi serat larut dan tidak larut.
Serat tidak larut menambahkan kotoran ke tinja Anda dan membantu makanan bergerak lebih cepat melalui usus Anda, mengurangi kemungkinan sembelit.
Serat larut juga bermanfaat, karena membantu memberi makan bakteri baik di usus Anda.
Efek samping
Kurangnya nutrisi
Dalam makanan berbasis tanaman, ada beberapa kandungan mineral penting yang tidak Anda temukan. Salah satunya vitamin B12, yang mana jika terlalu sedikit akan menyebabkan gangguan kesehatan, seperti anemia, kerusakan sistem saraf, kemandulan, penyakit jantung, hingga kesehatan tulang yang buruk.
Meski dapat dipenuhi lewat suplemen, tetapi beberapa pola makan vegan, termasuk raw vegan tidak memperbolehkan Anda mendapatkan nutrisi lain selain dari makanan utuh yang mentah. Inilah yang meningkatkan risiko malnutrisi pada orang yang menganut pola makan ini.
Melemahkan tulang dan otot
Selain vitamin B12, pola makan raw vegan cenderung rendah kalsium dan vitamin D, yang mana keduanya sangat dibutuhkan untuk membentuk tulang yang kuat.
Meski vitamin D bisa didapat dari paparan sinar matahari, namun orang dewasa yang lebih tua dan pada kondisi negara bagian tertentu atau faktor butuh asupan vitamin D lebih dari paparan sinar matahari.
Terlebih pada pola makan raw vegan, kandungan proteinnya sangat sedikit (kurang dari 10% dari total kalori harian), sehingga sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makronutrien harian. Efeknya selain tulang, massa otot akan berkurang dan bahkan melemah.
Baca juga: 5 sumber protein terbaik untuk vegan.
Masalah kesuburan
Sebuah penelitian menemukan bahwa 70% wanita yang mengikuti pola makan raw vegan mengalami ketidakteraturan dalam siklus menstruasi mereka. Terlebih, sekitar sepertiga dari mereka mengembangkan amenore – suatu kondisi di mana wanita berhenti menstruasi sama sekali.
Selain itu karena sangat rendah kalori, pola makan vegan menyebabkan wanita kehilangan terlalu banyak berat badan, yang berpengaruh pada siklus dan kemampuan untuk menstruasi.
Kesimpulan
Raw vegan diet adalah salah satu diet yang sehat dan efektif untuk menurunkan berat badan. Namun karena pola makannya ekstrem, ini sepertinya tidak cocok untuk dilakukan jangka panjang. Risiko yang mungkin muncul adalah lemahnya otot, kepadatan tulang yang menurun, dan yang paling parah adalah malnutrisi hingga menyebabkan kematian.