
OMAD (One Meal a Day) adalah salah satu jenis diet yang bertujuan untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan tertentu. Ini adalah bagian dari puasa intermiten dimana Anda harus berpuasa selama 23 jam dan boleh makan hanya dalam waktu 1 jam (60 menit), termasuk waktu tidur.
Namun meski kelihatannya mudah, apakah metode ini bisa aman dan efektif untuk menurunkan berat badan? Berikut Reps ulas untuk Anda.
Manfaat
Tidak perlu dipertanyakan lagi, makan satu kali sehari tentu dapat membantu Anda untuk menurunkan berat badan karena defisit kalori. Dalam waktu 1 jam, tidak banyak yang bisa Anda makan meski Anda telah merasa lapar seharian. Bahkan bisa jadi jumlah kalorinya hanya beberapa persen dari total kalori harian.
Metode OMAD secara umum dapat memberikan efek positif pada tubuh seperti berpuasa. Sebuah penelitian pada orang dewasa yang sehat menemukan bahwa, membatasi asupan kalori untuk jangka waktu 4 jam di malam hari menyebabkan hilangnya lemak tubuh secara signifikan lebih besar daripada saat makan tiga kali terpisah sepanjang hari.
Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa puasa intermiten, termasuk periode puasa yang diperpanjang seperti OMAD, cenderung menghasilkan penurunan berat badan. Namun, tampaknya tidak lebih efektif daripada metode pembatasan kalori tradisional, seperti mengurangi asupan kalori setiap kali makan.
Selain itu, jika diet pada umumnya membatasi apa yang Anda makan karena kalorinya yang tinggi, pada puasa intermiten Anda bisa mengonsumsi apapun sesuai keinginan Anda dengan catatan masih di jam Anda boleh makan.
Ini membuat Anda lebih mudah menyiapkan makanan tanpa harus pilih-pilih. Meski begitu untuk hasil lebih baik, bijaklah dalam memilih makanan yang akan Anda makan di jam buka puasa.
Efek samping
Meski memberikan manfaat, OMAD juga memiliki efek samping yang memicu pro dan kontra. Salah satunya yakni metode ini tidak cocok jika dilakukan saat Anda membangun otot. Mengingat jumlah kalori untuk membangun otot lebih besar, makan satu kali dalam sehari tidak akan mencukupi kebutuhan tersebut.
Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa, pembatasan ekstrem seperti ini dapat menyebabkan peningkatan kolesterol “jahat” total dan LDL dan tingkat tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan pola makan normal atau metode puasa yang kurang ekstrem
Metode ini juga tidak disarankan untuk Anda yang aktif, karena efek pusing dari rasa lapar dapat mengganggu aktivitas dan fokus Anda. Ini disebabkan oleh gula darah yang tidak stabil. Pada beberapa orang, OMAD juga dapat menyebabkan kekurangan nutrisi jika dilakukan jangka panjang.
Beberapa orang dengan kondisi tertentu juga tidak bisa mengikuti pola makan ini, seperti anak-anak dan remaja dalam masa pertumbuhan, ibu hamil, penderita diabetes, juga penderita gangguan makan. Untuk itu, agar lebih aman, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum Anda memulainya.
Kesimpulan
OMAD dapat membantu Anda menurunkan berat badan dengan cepat. Namun tidak cukup baik untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dan jangka panjang, mengingat efek samping yang ada.
Diet dengan perhitungan kalori nampaknya lebih efektif untuk menurunkan berat badan sekaligus menjaganya tetap stabil.