Dekade 80 merupakan masa awal dikenalkannya “dunia luas” akan berbagai metode penurunan BB. Bahkan beberapa diantaranya dapat dikategorikan extreme semisal Bariatric Surgery, Liposuction, ataupun berbagai metode operasi pembedahan kegemukan (obesitas) lainnya. Dan nyatanya, berbagai prosedur pembedahan ini telah berhasil menyelesaikan lebih dari 3000 kasus hingga sekarang. Hmm… metode apa saja yang dimaksud?
Seiring berjalannya waktu, tahun demi tahun, terlihat kemajuan luar biasa dalam hal teknis operasi dengan tata laksana medis yang relatif aman dan efektif, hingga pada akhirnya pasien dapat menurunkan berat badannya secara menakjubkan. Adapun pengelompokan tipe “gemuk” bila mengacu pada Bouchard, Progress in Obesity Research, 1990, adalah sbb:
- Intermendiate: Kelebihan lemak pada seluruh badan.
- Android: Kelebihan lemak pada perut (subcutan).
- Ginekoid: Kelebihan lemak pada pantat dan paha.
Bila melebihi berat badan ideal dengan kadar lemak yang diatas rata-rata (normal sekitar 20%), maka seseorang dapat dikatakan mempunyai kelebihan berat badan (obesitas). Umumnya, lemak dalam tubuh disimpan dalam jaringan lemak, dan apabila dibiarkan menumpuk lebih lanjut, kegemukan dapat menimbulkan gangguan sirkulasi pada jantung, ukuran jantung membesar, disertai keluhan sesak nafas & cepat kelelahan, bahkan bertambahnya berat jantung (ketika di otopsi).
Orang gemuk yang disertai darah tinggi menunjukan peningkatan kadar gula dan kadar lemak yang berlebih, sehingga cenderung lebih mudah terserang penyakit jantung di kemudian hari. Kegemukan (obesitas) tipe ini akan menambah faktor resiko penyakit jantung koroner.
Di Indonesia sendiri , pembedahan untuk menurunkan BB, ataupun operasi yang bertujuan untuk mengatasi kegemukan (obesitas), gaungnya memang belum terdengar lantang sampai ke penjuru negeri. Sementara untuk pelaksanaannya pun masih sangat sukar untuk menemukan rumah sakit yang menyediakan pelayanan pembedahan semacam ini. Belum dari sisi biaya yang masih dapat dikategorikan ‘mahal’ bagi kebanyakan orang. Hanya segelintir kalangan saja yang mampu melakukan operasi semacam ini. Dan umumnya, demi melangsungkan niat mereka mendapatkan hasil maksimal dalam menurunkan berat badan, merekapun rela mendatangi negara-negara tetangga semisal Singapura dan Australia untuk melakukan berbagai operasi pembedahan.
Gejala kegemukan dalam kehidupan sehari-hari:
- Jika berdiri dan berjalan, kaki terasa menopang beban yang berat sehingga terkadang mengganggu aktifitas.
- Baru jalan sedikit sudah capek, ini menandakan darah tidak cukup dipompakan ke seluruh tubuh.
- Ketika tidur, dapat dilihat tanda sesak nafas, jalan nafas pada tenggorokan terganggu (mendengkur).
- Ketika makan sering/selalu berkeringat.
- Susah dalam berpakaian, baik dalam ongkos penjahitan, maupun dalam bentuk/potongan baju tidak pada proporsinya.
Pembedahan Bariatric merupakan suatu prosedur operasi dimana bertujuan untuk menurunkan berat badan, dengan cara membatasi asupan makanan atau menyela proses pencernaan pasien. Umumnya prosedur ini dilakukan bila pasien tersebut telah mencoba berbagai metode fatloss lainya seperti; pola diet, exercise, dan hasilnya tetap tidak menunjukan perubahan yang berarti. Rata-rata pasien yang melakukan metode ini mempunyai kelebihan berat badan sampai dengan 50 Kg. Pembedahan Bariatic umumnya dilakukan dengan metode Gastric Bypass, ataupun Gastric Banding.
Ada beberapa macam tata cara pelaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengobati kegemukan sekaligus menurunkan berat badan Anda dengan cepat. Cara-cara ini umumnya dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: membatasi malabsorptive (gangguan pada penyerapan) dan kombinasi dari membatasi dan malabsorptive.
Pada 1991, The National Institutes of Health – Institut Kesehatan Nasional (AS), mengadakan konferensi mengenai metode pembedahan untuk kegemukan, dan merekomendasikan Vertical Banded Gastroplasty (VBG), dan Roux-en Y Gastric Bypass (Roux-en Y) untuk mengobati pasien dengan masalah kegemukan. Tata laksana operasi yang diutamakan adalah Roux-en Y. Metode ini menjadi pilihan utama karena berdasarkan pengalaman pada banyak pasien yang melakukan Roux-en Y, metode ini menunjukan hasil terbaik, dan sangat jarangnya pasien yang ditemukan mempunyai kasus komplikasi pasca dilakukan operasi.
Roux-en Y Gastric Bypass adalah teknik merekonstruksi saluran cerna (penyambungan usus) yang bertujuan untuk memperkecil volume gaster dengan mengubungkan langsung gaster dengan usus halus. Secara umum membatasi penyerapan kalori & gizi. Roux-en Y Gastric Bypass bekerja mengurangi asupan makanan (membatasi banyaknya asupan makanan sesuai dengan daya tampung perut) dengan menutup sejumlah porsi bagian lambung dan menunda kekosongan dari kantong lambung.
Roux-en-Y Gastric Bypass
Pada operasi ini, perut (lambung) dipisah menjadi dua bagian, lalu kantong perut yang baru diciptakan dengan ukuran kurang dari 30 cc. Usus kecil kemudian dipisahkan dalam proksimal jejunum. Kemudian, ujung yang lebih rendah digabungkan dengan bagian perut kecil yang baru dibuat. Kantong tersebut umumnya mampu menahan sekitar 1 ons makanan dan dapat menuai (membesar) sampai 2-3 ons seiring bergulirnya waktu. Bagian “pouch outlet” yang lebih rendah, biasanya berdiameter 0,5 inchi. Bagian “small outlet” itulah yang akan menunda proses pengosongan makanan dari kantong lambung, sehingga orang tersebut akan merasa kenyang.
Setelah pelaksanaan operasi, orang tersebut biasanya hanya bisa makan 5-10 gigitan makanan sebelum perut merasa kenyang. Seiring berjalannya waktu, kapasitasnya pun akan bertambah dari separuh menjadi semangkuk penuh makanan yang mungkin dimakan, tanpa merasakan ketidak nyamanan ataupun mual. Makanan harus dikunyah denga baik. Bagi kebanyakan orang, mereka akan kehilangan kemampuan untuk makan dengan porsi besar (dalam sekali makan), dan sebagian makanan yang dikonsumsi akan tidak diserap tubuh karena “metode bypass” yang dilakukan ketika operasi.
Mereka menjadi lebih tertarik terhadap makanan yang lebih ringan dan lebih sehat. Kebanyakan pasien menyatakan bahwa setelah operasi, cita rasa meraka menjadi sedikit berubah. Banyak pasien mengalami sindrom (dumping syndrome) pasca operasi. Biasanya pada makanan tinggi lemak atau yang mengandung gula (pada kadar berlebih). Pada kejadian ini, isi dari perut (hasil pencernaan) terlalu cepat melalui usus kecil. Gejalanya; mual, kelemahan, berkeringat, dan sesekali diare sesudah menyantp makanan.
Keuntungan
- Secara baik mengontrol asupan makanan.
- Sindrom “membuang”, akan menghapuskan makanan berkalori tinggi dan manis-manisan.
- Berkurangnya selera makan.
- Penyerapan kalori pada ambang batas (Limit Caloric Absorption).
- Dapat dipulihkan kembali (pada keadaan darurat), meskipun prosedur ini sebaiknya dipikirkan secara permanen.
Kerugian
- Kegagalan ‘staple line’ (kurang dari 5%).
- Perut menyempit/mengecil (kurang dari 1%).
- Muntah, jika makanan tidak dikunyah dengan baik atau bila makanan dikonsumsi terlalu cepat.
Vertical Banded Gastroplasty (VBG)
Metode ini, sama dengan RNY adalah satu dari dua macam tipe operasi yang direkomendasikan oleh Institut Kesehatan Nasional – Amerika Serikat sebagai pengobatan untuk mnegatasi kegemukan. Dampak operasi ini, dapat mempengaruhi penurunan berat badan pasien.
VGB adalah prosedur yang hanya ‘membatasi’ asupan saja, dengan tidak ada efek malabsorptive (gangguan penyerapan). Tujuan dari metode ini yaitu membatasi dengan ketat kapasitas asupan makanan pada tubuh pasien.
Keuntungan
- Dapat dipulihkan sepenuhnya.
- Tak ada sindrom “membuang”.
- Tanpa ada gejala kekurangan nutrisi.
Kerugian
- Pasien harus melaksanakan diet secara ketat.
- Dari sebelumnya, tidak ada perubahan pada proses penyerapan makanan oleh tubuh.
- Pasien akan muntah; jika maknan tidak dikunyah secara sempurna atau bila dimakan terlalu cepat.
- Konversi kepada Roux-En-Y Gastric Bypass adalah hal yang biasa.
- Penurunan berat 15-20% lebih kurang dari Roux-En-Y Gastric Bypass.
Adjustable Gastric Banding (AGB)
Pada prosedur ini, penahan berupa silicone dipasang disekitar bagian perut atas (lambung) untuk membuat suatu kantong perut kecil, yang hanya bisa menhan sedikit makanan. Bagian bawah, yang mempunyai bagian lebih besar, terletak dibawah penahan tersebut.
Dua bagian ini tersambung oleh suatu saluran kecil yang dibuat oleh penahan (band). Makanan aan melewati kantong perut bagian atas sampai bagian lebih rendah. Prosesnya menjadi lebih lambat, dan orang tersebut akan merasa kenyang (full) lebih lama. Ukuran diameter penahan ‘band’ ini pun dapat disesuaikan.
Keuntungan
- Simple.
- Masa penyembuhan tidak lama.
- Tidak secara alamiah merubah anatomi tubuh.
Kerugian
- Kemungkinan terjadinya kebocoran.
- Bisa terjadi erosi berpindahnya letak penahan (band).
- Infeksi dalam mungkin terjadi.
- Nilai weight loss 15-25% lebih kurang dari Roux-En-Y Gastric Bypass.
Liposuction (Sedot Lemak)
Amerika telah mengenal metode sedot lemak mulai 1982. Dalam waktu singkat menjadi sangat populer dan menjadi tindakan bedah kosmetik yang paling sering dilakukan, dikarenakan hampir 50% penduduk di Amerika mengalami kelebihan berat badan kala itu. Perkembangannyapun mengalami kemajuan yang sangat berarti ketika Dr. Jeffrey Klein dan Dr. Pattrick Lilis mengembangkan teknik liposuction agar bisa dilakukan dengan bius lokal. Pada tahun 1987 mereka Klein dan Lilis (untuk melakukan teknik Tumescent yang mereka kembangkan), dan mulai saat itu liposuction menjadi tindakan bedah yang sangat aman.
Begitupun di Indonesia, operasi sedot lemak sudah dikenal 1980-an, namun saat itu liposuction masih belum populer karena masih menimbulkan komplikasi. Seiring berkembangnya teknik yang digunakan, sedot lemak pun menjadi salah satu tindakan bedah kosmetik yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat kita.
Liposuction (sedot lemak), yaitu menyedot keluar jaringan lemak dengan menggunakan kanula, penyedot (suction tube) yang dimasukan melalui sayatan kecil pada kulit. Dalam
Proses pengerjaannya biasanya dokter membuat beberapa lubang kecil untuk masuknya cairan pelarut lemak, kemudian lemak dikeluarkan dengan memasukkan kanula yang telah terhubung kealat penyedot.
Sedot lemak lebih mengarah pada body contouring atau pembentukan tubuh. Proses liposuction menggunakan cairan lidokain (bius lokal) yang memiliki batasan 55 Mg/Kg berat badan. Misal seseorang dengan BB 50 Kg, maka dia hanya mampu menerima 2500 Mg dalam satu kali tindakan. Jika lebih maka pasien akan mengalami keracunan.
Lemak yang bisa dikeluarkan dalam satu kali tindakan bisa mencapai 5000 cc. Berkat teknik Tumescent (dengan bius lokal), resiko pasca operasi seperti; bekas luka sayatan, pendarahan, infeksi, dll, kini menjadi sangat jarang terjadi dalam liposuction.
Beberapa pantang yang harus saya jalani sebelum melakukan sedot lemak diantaranya adalah , Gingko, Ginger, Garlic dn Obat penghilang radang, karena obat-obatan tersebut dapat meingkatkan terjadinya resiko pendarahan. Begitupun bagi perokok, seminggu sebelum melakukan operasi harus menghentikan kebasaannya tersebut. Pesien dengan gangguan jantung, paru, anemia, dan gangguan pendarahan dianjurkan untuk tidak melakukan liposuction.
Prosedur operasi dimulai dengan membersihkan bagian yang akan dioperasi dan diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi, barulah kemudian dilakukan proses pembiusan. Lima belas menit kemudian dokter mulai membuat sekitar lima buah lubang dengan masing-masing lubang berukuran sekitar 0.5 cm. Setelah itu barulah dimasukan jarum tumpul pada lubang tersebut untuk menyuntikkan cairan Klein atau Lilis yang berfungsi melarutkan lemak sekaligus sebagai obat bius lokal.
Proses dilanjutkan dengan penyedotan lemak dengan kanula yang sudah terpasang kealat vacum atau spluit, dan setelah selesai lubang bekas operasi akan dijahit dengan dua jahitan. Proses operasinya sendiri hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam tergantung luasnya daerahyag dikerjakan. Setelah operasi, pasien pun bisa langsung pulang ke rumah tanpa harus menginap di Rumah Sakit.
Sesampainya di rumah, pasien dianjurkan banyak minum cairan seperti sup panas ataupun air mineral. Pada hari pertama pasca operasi, pasien diharuskan untuk istirahat total dan membatasi aktifitasnya. Setelah operasi tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas dan juga tetap tidak diperbolehkan merokok.
Recovery hanya berkisar selama dua minggu, dan dalam kurun waktu tersebut pasien harus menggunakan korset atau perban elastis pada sekitar “daerah operasi”, agar rongga-rongga kosong yang tadinya ditempati lemak tidak terisi oleh darah atau cairan. Korsetpun hanya boleh dilepas selama 10 menit tiap harinya, dan untuk mencegah masuknya kuman serta terjadinya infeksi, maka selama seminggu daerah sekitar operasi tidak boleh terkena air.
Setelah kontrol kembali pada dokter Anda, dan bila masa pemulihan selama dua minggu telah Anda jalankan dengan baik, tanpa masalah yang berarti, maka Anda bisa mulai melakukan akifitas seperti semula, seperti bekerja, berolahraga, bahkan Anda juga sudah diperbolehkan untuk kembali menjalani aktifitas seksual.
Anemia dan Bulimia = Penyimpangan pola makan
Demi membentuk tubuh ideal dan sexy, sejak berabad-abad lalu, manusia telah berusaha menurnkan berat badan dengan berbagai cara. Berbagai penyimpangan pada pola makan pun rela mereka coba lakukan, disamping menerapkan bermacam-macam metode yang terbilang menakutkan.
Salah satu metode yang cukup menakutkan, dimulai sejak zaman romawi. Cara yang sangat ekstrem untuk menjaga laju perkembangan lemak ditubuh mereka, yaitu dengan memuntahkan kembali makanan yang telah ditelan. Yup… Itulah yang dikenal dengan Bulimia.
Ciri penderita bulimia:
- Penderita lebih sulit dideteksi karena berat tubuh mereka bisa saja melebihi batas normal, dibawah batas normal, atau bahkan mempunyai berat tubuh yang normal.
- Biasanya penderita adalah wanita, baik remaja maupun dewasa muda.
- Penderita makan dalam jumlah banyak, dan kemudian memuntahkan kembali atau mengonsumsi obat pencahar dan obat diuretik untuk memuntahkan kembali makanan yang telah disantap.
- Mempunyai beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat kebiasaan memuntahkan kembali makanan setelah disantap, seperti; luka pada dinding perut, radang usus buntu, denyut jantung tidak teratur, kerusakan pada ginjal karena rendahnya asupan potasium, rusaknya email gigi karena terciptanya produksi asam yang berlebihan ketika muntah, dan terhentinya menstruasi.
- Umumnya penderita bulimia takut mengecewakan orang-orang yang mereka cintai dalam lingkungan mereka. Kemarahanpun tertahan karena ketidak mampuan untuk mengekspresikan emosi dengan cara yang lazim.
Suatu gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan secara sadar (sukarela) dan stress dari melakuan latihan, dapat disebut sebagai Anorexia. Merupakan gejala kehilangan nafsu makan, yang membuka peluang timbulnya penyakit kompleks (melibatkan komponen psikologikal, dan fisiologikal). Seseorang tang menderita Anorexia disebut sebagai anoreksik atau anorektik.
Ciri penderita anoreksia:
Sering terjadi pada wanita, baik remaja, dewasa atau yang baru memasuki masa puber, yang mempunyai perhatian yang berlebihan tentang kesempurnaan penampilan.
- Mempunyai orang tua yang sangat sibuk dengan dunia mereka sendiri. Sebagai penderita anoreksia merasa harus menjadi sempurna agar dapat perhatian dari orang tua mereka.
- Ditandai dengan perubahan fisik seperti rambut rontok, terhentinya ovulasi dan menstruasi, detak jantung melambat, tekanan darah rendah dan tidak mampu menahan rasa dingin.
- Memiliki tingkat depresi yang lebih parah dibandingkan penderita bulimia.
- Rentan terkena osteoporosis. Hal ini dikarenakan asupan kalsium yang rendah.
- Jika berat badan turun dibawah batas normal, akan mengalami kerusakan hati dan organ-organ vital lain.
Anoreksia dan bulimia merupakan suatu gangguan pada pola makan yang menyiksa, dimana dua keadaan tersebut akan membahayakan tubuh. Gangguan pola makan yang dimaksud, dihasilkan oleh ketakutan bahwa tubuh akan menjadi gemuk setelah makan, dan ketakutan mental itu akan terpancar melalui penyiksaan fisik.
Gejala umum anoreksia dan bulimia yaitu depresi, berat badan ringan disertai kepercayaan diri yang rendah, nafsu makan berkurang, penampilan yang tidak proporsional, sulit mengontrol emosi, hubungan keluarga terganggu, mudah terjangkit penyakit, dan kekurangan nutrisi. Bulimia dapat diikuti dengan terjadinya anoreksia, demikian pula sebaliknya. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan dalam pola makan seperti kelainan genetik, tekanan sosial untuk menjadi langsing, tekanan dari teman sebaya, dsb.
Banyak contoh kasus yang sampai menimbulkan kematian. Salah satunya adalah seorang model cantik asal Sao Paolo, Brazil – Ana Carolina Reston, yang menghembuskan nafas terakhirnya pada November 2006. Beratnya hanya 40 kg, sementara tingginya 172 cm. Ia dirawat dirumah sakit sejak 25 Oktober karena kerusakan ginjal yang disebabkan oleh anorexia nervosa dan bulimia. Semua ini terjadi karena selama dietnya ia hanya makan apel dan tomat. Diakhir sisa hidupnya, kondisi tubuh semakin merosot hingga mengalami infeksi umum yang menyebabkan kematian pada usia 21 tahun.
Pada tahun 2006, Ana merupakan model kedua yang dilaporkan meninggal akibat anorexia. Sebelumnya Luisel Ramos – 22 tahun, mengalami serangan jantung pada bulan Agustus setelah hidup hanya dengan memakan dedaunan selada dan meminum Diet Coke selama tiga bulan.
Miris bukan? Akankah korban berjatuhan kembali?? Sebelum menunjukan tanda-tanda yang semakin parah, kebanyakan penderita menolak ditolong. Langkah awal penyembuhan anorexia dan bulimia dimulai dari penerimaan oleh lingkungan sekitar pasien. Langkah penyembuhan lainnya, yaitu dengan melakukan psikoterapi pada penderita, keluarga maupun lingkungan tempat penderita, keluarga maupun lingkungan tempat penderita tinggal. Pemberian obat, termasuk anti depresan, juga dibolehkan dalam situasi tertentu.
Asupan vitamin dan gizi seimbang juga menjadi syarat mutlak untuk kesembuhan. Namun jika upaya diatas tidak menunjukan hasil yang signifikan , segeralah bawa penderita kerumah sakit untuk diopname. Apalagi jika BB penderita turun drastis hingga 25% dari berat normal, dan telah ditemukan kerusakan atau cedera pada organ-organ vital dalam tubuh penderita. [NZL]