Sebuah aksioma dari keberhasilan seorang binaraga adalah mampu bereksperimen dalam menggunakan beberapa program latihan, hingga pada akhirnya menemukan program latihan terbaik bagi dirinya sendiri. Sebagai contoh, empat kali juara Mr. Universe Bill Pearl dan tiga kali pemegang gelar Mr. Olympia Frank Zane terus mencari program pelatihan yang cocok selama karir kebinaragaannya, demi menemukan sebuah program latihan yang sesuai dan berhasil bagi dirinya. Yang pada akhirnya, mereka benar-benar menemukan kesesuaian dan penyesuaian antara latihan, kemampuan fisik, serta maksimalitas genetika.
Lalu apakah maksud dari Pelatihan berdasarkan insting (instinctive training) itu sendiri?. Dasar dari segala latihan yang kita lakukan adalah mampunya merasakan efek dari latihan tersebut, apabila feel dari latihan mampu diresapi maka, REPS Mania akan merasa lebih bersemangat untuk berlatih lebih keras lagi, walaupun dalam kondisi terpepet pun REPS Mania akan berupaya agar dapat latihan. Ketika buah dari hasil latihan sedikit banyaknya mampu dirasakan kendala ataupun hambatan tidak lagi dihiraukannya.
Sebuah fakta menarik di dalam latihan beban yakni, terbentuknya sebuah peraturan tak tertulis namun sangat amat dipatuhi. Awalnya ketika Jeff Brainum pernah bertanya-tanya, “mengapa ada aturan untuk terus-menerus memvariasikan segala macam program latihan”. Ia pun semakin dipusingkan ketika dalam sebuah artikel yang bertuliskan “fool a muscle into growth” yang kurang lebih memiliki makna menyatakan tentang “cara menipu otot supaya tetap tumbuh” padahal dalam pikirannya saat itu otot tumbuh sesuai dengan perkembangan dan bentuknya sendiri.
Beberapa trainer terkenal pernah berkomentar bahwa otot yang sering digunakan atau dilatih terus-menerus lama kelamaan tidak akan merespon dengan segala stimulasi yang datang. Saat itulah REPS Mania perlu merubah pola latihan untuk otot tertentu. Kembali Jeff masih belum dapat menerima akan fenomena perkembangan otot tersebut. Dalam pandangannya secara rasional, “Bahwa otot terkontraksi hanya dengan teknik-teknik spesifik tertentu”. Perpindahan latihan dari barbell curls ke dumbbell curls hanya sekedar pembunuh kejenuhan semata. Artinya hanya pergantian model latihan lama ke baru, atau peralihan kebiasaan latihan yang tadinya barbell curls menjadi dumbbell curls.
Semakin banyak varian program latihan yang dianut maka semakin banyak kesempatan sel-sel otot yang tumbuh. Adanya mereka yang memiliki konstruksi otot yang indah bisa dapat dipastikan varian program latihannya beragam, sebab hakikatnya Tuhan menciptakan manusia dalam kelengkapan yang serba sama. Perbedannya hanya pada tingkat ataupun jumlah hormon anabolik seperti testosterone atau hormone pertumbuhan lainnya. Beruntung individu yang terlanjur memiliki jumlah hormon yang tinggi. Dengan demikian respon sel otot untuk tumbuh menjadi lebih kuat dan cepat.
Kuncinya adalah mengoptimalkan saat prosesi latihan REPS Mania sekalian, agar daya rangsang mendapatkan perubahan positif pada molekular otot menjadi semakin cepat. Sebagai contoh adalah penonjolon muscle fibers atau serat pada otot, muscle fiber akan terbentuk ketika alpha-motorneurons berfungsi ataupun tersuplai sesuai kadarnya. Kekuatan kontraksi otot itu sendiri didasari pada seberapa cepat neuron memasok “muscle fire” sehingga kerutan jumlah serat otot terlihat menjadi lebih nyata. Namun badan memiliki sifat untuk menghemat menggunakan serat otot dalam setiap rangkaian kegiatan termasuk pada saat melakukan latihan/exercise.
Ketika Anda melatih otot tertentu dengan tehnik yang sama secara terus-menerus dan anda merasakan bahwa perkembangannya tidak signifikan, maka secara naluriah/insting Anda sebaiknya melakukan pergantian tehnik latihan (merubah pola latihan) Anda. Maka disitulah instingtive training pada diri kita seharusnya berperan lebih banyak. Apabila otot anda cocok menerima pelatihan dengan tehnik yang lebih eksplosif, atau dengan menggunakan angkatan yang lebih berat maka ikutilah naluri tersebut.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa otot berbeda dalam komposisi seratnya. Pada kebanyakan orang gastrocnemius, atau otot betis, mengandung 60 persen dari serat otot tipe 1, sedangkan otot soleus, yang terletak di bawah gastroc, mengandung 85 persen dari tipe 1. Praktisnya, yang terbaik adalah dengan melakukan repetisi sebanyak-banyaknya, minimal 15 sampai 20 set pada setiap latihan yang berfokus pada otot soleus, seperti pada saat anda melakukan latihan betis saat duduk dan menjaga repetisinya minimal 12 kali ketika melakukan pelatihan gastrocs. Jadi ketika melakukan latihan yang berfokus terutama pada gastrocs, seperti latihan betis sambil berdiri, gunakan beban yang sesuai dengan kemampuan anda untuk dapat menyelesaikan 12 kali repetisi tersebut, setelah itu baru mencoba repetisi yang lebih dari itu.
Tahun lalu saya pernah mewawancarai seorang binaragawan yang mengalami perkembangan yang mencengangkan pada betisnya. Tentunya dia memiliki karunia genetik. Dia mengatakan bahwa dulu ia hanya memiliki perkembangan yang biasa saja pada betisnya, sampai ia melewati masa-masa sulit hingga berhasil mempunyai betis seperti sekarang. “Dalam pelatihan betis, saya memulai set ketika para binaragawan lain selesai mengakhiri setnya,” Ini yang memungkinkan dia untuk bermain menggunakan serat type 2 pada betisnya, yang akhirnya makin membawanya pada pertumbuhan betis yang mengagumkan. Faktanya mereka melakukannya setiap hari walaupun tanpa menyadarinya. Prinsip ini sangat berhubungan dengan hasil yang baik pada setiap latihan, bukan cuma merupakan sesuatu yang langsung terjadi, akan tetapi menyadari bahwa bagaimana tubuh anda merasakan hasilnya.
Beberapa contoh, yaitu ketika anda sangat merasa lelah pada saat tidur malam hari, atau kondisi mulai menurun mendekati flu saat benar-benar kelelahan dan juga bersin-bersin, atau merasa sangat haus. Gejala-gejala seperti inilah yang menunjukkan dimana tubuh mulai berusaha berkomunikasi pada anda dan memberitahukan apa yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu dengan memberikan rasa yang tidak nyaman dan memberitahukan bahwa yang dibutuhkan adalah keseimbangan bagi tubuh. Prinsip latihan secara naluri inilah yang mampu untuk membaca apa yang paling cocok dibutuhkan oleh tubuh anda hingga tubuh dapat berfungsi dengan baik, terkait dengan latihan stimulus dan diet untuk mendapatkan feedback yang akurat pada program latihan yang diberikan, intensitas levelnya, berapa lama waktu yang dibutuhkan, jumlah repetisi, dll.
Menguasai tehnik ini dapat membuat progres yang baik bagi diri anda dan mengurangi waktu anda terbuang lebih lama daripada mengcopy apa yang dilakukan orang lain yang belum tentu bagus untuk anda. Memang sangat membutuhkan waktu agar dapat merasakan insting dan membaca kebutuhan tubuh secara benar karena tubuh juga mempunyai agenda sendiri ketika membutuhkan energi lebih, yaitu saat tubuh butuh beristirahat sejenak.
Misalnya ketika anda hendak ke gym untuk melakukan latihan dan bertepatan pada saat itu, mulai merasakan hal lain dalam perut anda dan energi yang tiba-tiba melemah, anda harus mampu mengidentifikasikan antara rasa lelah biasa atau lelah dikarenakan over training yang anda lakukan, karena walaupun anda terus memaksakan melakukan latihan tersebut dan luput dari merasakan apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan merasa bahwa itu hanya kelelahan biasa maka selanjutnya tubuh anda akan terus memaksakan diri hingga mencapai tingkat stresnya.
Contoh lain adalah dengan menggunakan latihan rutin yang merupakan favorit tanpa memperhatikan bagaimana mereka merasakan atau hasilnya akan seperti apa, hal ini biasanya berasal dari ego dan rasa nyaman, latihan seperti flat bench press, barbell curl, leg press, dll. Merasa bench press lebih macho dibandingkan incline dumbell press, leg press lebih nyaman dibandingkan barbel squats, barbel curls lebih mudah dilakukan dibanding seated incline dumbel curls. Untuk membuat kemajuan nyata anda harus mempertanyakan motif Anda, memantau hasil latihan tertentu atau rutin dan dapat membuang apa yang menjadi favorit lama anda untuk diganti dengan apa yang Anda tidak suka jika itu malah yang terbaik jika tubuh merespon atau mengatur ulang urutan latihan atau bagian tubuh yang akan bekerja pada sebuah latihan, ini dapat diberikan jika kelompok otot yang kurang tanpa memperhatikan bagian tubuh mana yang menikmati pelatihan.
Perhatikan bagaimana set dan repetisi yang berbeda akan mempengaruhi tingkatan energi dan suasana hati anda, rasakan perbedaannya bagaimana otot Anda merasakan dan merespon antara latihan seperti pull down dibandingkan dengan chin up atau barbel squat atau back squat, pada grips, angles of pulls , penempatan tangan dan kaki, posisi tubuh untuk dapat mengukur efektivitasnya untuk memastikan penggunaan yang paling produktif dari waktu dan usaha anda.
Hal ini akan berhubungan dengan bagaimana Anda merasa dapat mengatasinya, jika Anda melakukan pendekatan pada setiap latihan yang anda lakukan, pada struktur, konsistensi dan cara berpikir rasional dalam pendekatan Anda. Ini adalah tindakan penyeimbang yang dapat berubah seiring dengan saat Anda mulai dapat mengenal tubuh Anda lebih baik dan itu adalah proses yang terus berkembang selama Anda berlatih, jadi mulailah dari sekarang untuk menguasai alat yang sangat diperlukan yang dapat membuat perbedaan antara gagal atau berhasil mencapai apa yang menjadi tujuan Anda. (Jerry Brainum//imbodybuilding.com/articles)