Saat ini kedai-kedai kerang yang berada dipinggiran jalan makin menjamur saja. Bahkan kota Cirebon yang biasa dijuluki sebagai “Kota Udang” sepertinya sudah nggak cocok lagi. Karena jika sekarang ini Anda berkunjung ke kota Cirebon, bukan udang lagi yang bakalan sering Anda temui melainkan kerang.
Kandungan yang terdapat di dalam kerang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan biota laut lainnya, kerang merupakan salah satu sumber mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti besi (Fe), fosfor (P), flour (F), iodium (I), kalsium (Ca), kalium (K), seng (Zn), selenium (Se) dan lain-lain. Kandungan mineral tersebut lebih mudah diserap tubuh dibandingkan dengan mineral yang berasal dari kacang-kacangan ataupun serelia. Dengan mengkonsumsi kerang secara teratur maka secara otomatis kita mendapat asupan kalsium yang memadai, sehingga kita dapat terhindar dari penyakit Osteoporosis (tulang keropos).
Meskipun kerang mengandung kolesterol yang cukup tinggi, namun kadar lemak total maupun lemak jenuhnya rendah. Bahkan kerang memiliki kandungan lemak tak jenuh ganda (Omega 3) yang tinggi, dan seperti yang telah kita ketahui Omega 3 dengan karakteristiknya yang unik mampu mencegah dan mengurangi penumpukan kolesterol dan melekatnya bintik-bintik darah pada dinding pembuluh darah yang merupakan sebab utama serangan jantung dan Stroke yang mematikan.
Selain itu kerang juga merupakan sumber Vitamin larut lemak seperti Vitamin A, D, E dan K dan juga Vitamin larut air seperti B-1, B-2, B-6 (piridoxin), B-12 dan Niasin. Sekitar 300gr kerang ternyata sudah mencukupi kebutuhan harian B-12 tubuh, dan mengkonsumsi Vitamin B-12 secara teratur ternyata mampu melindungi kolon dari resiko kanker.
Kerang juga merupakan sumber protein hewani yang tergolong dalam Complete Protein, karena kadar asam amino essensialnya yang tinggi (85%-95%), protein yang terkandung didalam kerang jadi mudah dicerna oleh tubuh. Hal ini berarti kerang bisa dijadikan makanan diet yang tepat untuk mereka yang membutuhkan protein tinggi seperti Binaragawan.
Dalam sebuah penelitian di Universitas Washington di Seattle, Amerika Serikatmenyebutkan bahwa daya serap kolesterol kerang-kerangan lebih rendah 25% dibandingkan kolesterol ayam dan kepiting. Dalam penelitian Marian T. Childs tersebut mereka melibatkan delapan sukarelawan normolipidemia (kadar lemak darah dalam kategori normal) selama tiga minggu. Selama tiga minggu tersebut mereka menjalani diet berdasarkan sumber kolesterolnya, seperti diet kerang (diet standar + kerang), kepiting (diet tstandar + dada ayam tanpa kulit).
Sama seperti jenis makanan lainnya, cara pengolahan makanan juga menjadi faktor yang sangat penting untuk menjaga kandungan protein, mineral dan vitamin yang terdapat di dalamnya, usahakan menghindari cara pengolahan goreng. Karena selain melunturkan kandungan protein, mineral dan vitamin yang ada, Transfatty acid yang terkandung didalam minyak goreng, terlebih yang telah dipakai berkali-kali justru meningkatkan resiko terserang penyakit Cardiovascular seperti penyakit jantung dan turunannya.
Namun perlu diperhatikan bagi pengidap penyakit asam urat atau gout dalam mengkonsumsi kerang sebaiknya sangat dibatasi atau lebih baik lagi dihindari, karena kerang mengandung zat purin, yang dapat meningkatkan asam urat. Bagi penggemar kerang hijau juga harus hati-hati dalam hijau yang mengkonsumsi makanan dengan cara menyaring makanan yang terlarut dalam air sering menimbulkan bahaya bagi yang mengkonsumsinya, karena kerang hijau yang hidup diperaira tercemar maka dagingnya juga akan ikut terkontaminasi sehingga berbahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya.
Namun hal tersebut dapat dihindari dengan beberapa cara diantaranya dengan memindahkan kerang tersebut selama 15 hari di lokasi yang tidak tercemar atau direndam selama 72 jam dalam air bak berisi air bersih yang mngalir. (FM/berbagai sumber)