Oleh: Dr. Haryo Tilarso SpKO FACSM
Secara umum ankle merupakan suatu persendian, dimana tulang tungkai bawah bertemu dengan tulang kaki. Sejauh mana konektifitasnya dengan dunia olahraga? Satu hal yang pasti, cedera pada pergelangan kaki dapat mempengaruhi kinerja gerak tubuh, bahkan berpengaruh pada perkembangan prestasi untuk seorang atlet profesional
Daerah tungkai bawah (cruris) memiliki 2 tulang, yaitu tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula). Keduanya bertumpu pada tulang kaki membentuk ankle. Tulang kaki yang tertumpu cruris adalah tulang halus, yang kemudian berdekatan dengan tulang tumit (calcaneus). Kemudian kedua tulang ini bersambung dengan tulang-tulang telapak kaki dan jari-jari kaki.
Bentuk kaki seseorang merupakan suatu strukur yang khas dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya. Umumnya berat badan seseorang di tumpukan pada lutut, kemudian berat tersebut di teruskan ke telapak kaki. Untuk menahan berat badan, kaki sedemikian rupa menahan dalam keadaan diam (berdiri), dan dalam keadaan bergerak (lari, lompat).
Berat badan didistribusi melalui cruris ke atas tulang talus dan calcaneus, serta berat tersebut di bagi ke tulang-tulang telapak dan jari kaki. Kaki bagian dalam mempunyai bentuk lengkungan (arcus), yang terletak dari tumit ke tulang pangkal jempol kaki. Fungsi arcus adalah untuk menjaga dan menahan berat tubuh.
Pada keadaan normal, ankle dan seluruh kaki akan berfungsi baik sehingga dapat melakukan berbagai macam gerakan tanpa mengalami cedera. Pada prakteknya, cedera pada bagian ankle sering kali terjadi. Penyebabnya adalah :
- Berat badan berlebih. Pada keadaan ini ankle dan kaki akan menerima beban yang cukup besar, sehingga sering terjadi sakit pada telapak dan jari-jari kaki.
- Kelainan ukuran tulang. Semisal kelainan panjang tulang tungkai, dimana hal ini mengakibatkan tungkai yang lebih panjang akan lebih sering mengalami cedera.
- Kelainan bentuk kaki. Misalnya kaki terlalu “ceper”, artinya arcus (lengkung) tidak ada. Orang terebut tidak bisa atau sukar untuk berlari dengan benar. Keadaan ini disebut Over Pronation (kaki bebek)
- Arcus terlalu tinggi. Sehingga kaki akan banyak menumpu pada bagian luar telapak kaki. Hal ini rawan untuk terjadi nya keseleo (sprain).
- Kelainan pada lutut. Dapat terjadi lutut berbentuk huruf “O”, dimana tungkai melengkung keluar sehingga mempengaruhi fungsi ankle dan kaki. Atau sebaliknya lutut membentuk huruf “X”, yaitu dimana lutut akan bersinggungan dan tentu mempengaruhi kinerja ankle serta kaki secara keseluruhan.
- Melakukan olahraga atau aktifitas tertentu. Pada jalan kaki, benturan yang dialami telapak kaki adalah 1 – 1 ½ kali berat badan. Hal ini normal untuk keadaan kaki biasa. Pada kelainan bentuk kaki, benturan tersebut dapat mencederai. Terlebih bila seseorang berlari, benturan yang dialami telapak kaki 5 kali dari berat tubuh, sehingga cedera dapat lebih sering terjadi. Cedera yang sering terjadi masalah fascitis plantaris, yaitu rasa sakit pada telapak kaki karena adanya robekan pada jaringan otot di bawah telapak kaki. Penyembuhannya adalah dengan beristirahat hingga rasa sakit itu hilang.
Pada aktifitas olahraga yang bersifat permainan, gerakan-gerakan tungkai & kaki akan banyak terjadi, dan bersifat explosive yang diikuti dengan berhenti mendadak. Gerakan ini sangat berbahaya karena amat membebani lutut dan pergelangan kaki. Apalagi bila berat badan berlebiih (overweight). Yang terjadi adalah keseleo (sprain) pada ankle, dimana ligamen di sekitar ankle dan kaki menjadi robek. Gejalanya biasanya bengkak berwarna biru atau menghitam diiringi dengan rasa sakit pada sekitar area tersebut. Penanganannya yaitu dengan cara mengistirahatkan bagian kaki yang mengalami cedera sembari memberikan es, dengan tujuan untuk mengurangi pendarahan dan meringankan rasa sakit.
Sering kali terjadi pada penanganan cedera ankle, dimana terapi pertama kali diberikan dengan memberi balsem panas kemudian memijatnya. Ini adalah hal keliru yang dilakukan oleh seseorang yang tidak mengerti fisiologis anatomis. Bila dipijat, ligamen yang robek akan semakin sobek, sehingga dapat putus total. Pemberian balsem akan lebih membuka pembuluh darah yang pecah sehingga pendarahan akan semakin hebat.
Untuk itulah perlu di perhatikan setiap terjadi cedera akbiat benturan, jangan diberi balsem atau obat gosok, tetapi haus diberi es. Selain es dapat pula diberi cairan chlorethyl, yatu suatu zat kimia yang dapat disemprotkan ke bagian cedera dengan memberi efek dingin.
Agar dapat mencegah terjadinya cedera ankle, ada beberapa hal yang dapat dilakukan :
- Perkuat otot-otot sekitar area ankle dan kaki dengan berlatih beban.
- Otot tungkai atas dan bawah juga harus dilatih dan diperkuat.
- Sebelum memulai olahraga ataupun aktifitas berat, lakukanlah pemanasan dan peregangan pada sekitar daerah ankle dan kaki. Peregangan dapat dilakukan dengan meregangkan kaki ke atas, bawah, dan samping. Bila otot-otot kaki dan tungkai kuat maka kemungkinan terjadinya cedera akan sangat minim.