
Creatine pertama kali ditemukan di jaringan otot pada tahun 1832. Hampir satu abad kemudian, para ilmuwan mulai mencari tahun bagaimana kreatin disimpan dan digunakan sebagai energi dalam tubuh manusia. Mereka bereksperimen dengan mengekstrak kreatin dari daging dan kemudian mensintesisnya di laboratorium.
Namun, kreatin baru menjadi populer pada Olimpiade Barcelona tahun 1992. Para pelari cepat peraih medali emas asal Inggris, berbagi cerita bagaimana mereka menjadi bugar, memuji efek hebat dari suplemen yang kurang dikenal (pada saat itu) kreatin.
Pada tahun 1993, secara komersial, kreatin memenuhi rak-rak di toko dan penjualannya meningkat.
BAGAIMANA CARA KERJA KREATIN?
Kreatin adalah bahan mentah untuk memproduksi ATP (Adenosine Trifosfat). Molekul yang memberi energi ke sel-sel tubuh yang dapat meningkatkan kekuatan dan pertumbuhan otot.
Tubuh kita secara alami memproduksi Kreatin melalui kombinasi asam amino, namun jumlah itu hanya sedikit. Kita bisa memperolehnya dari makanan seperti daging merah, ikan dan suplemen.

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan kreatin melonjak dari tahun ke tahun. Dan permintaan itu bukan hanya dari penggemar otot saja, melainkan dari masyarakat umum.
Penelitian menunjukkan kreatin dapat mendukung kesehatan hormonal bagi wanita, membantu mengatasi perubahan yang terjadi selama siklus menstruasi dengan membantu mempertahankan kadar glikogen dalam otot untuk jadi energi dan kinerja yang lebih baik.
Selain itu, kreatin memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan otak.
Sebuah penelitian kecil menemukan bahwa pasien dengan penyakit Alzheimer mengalami peningkatan fungsi kognitif setelah mengkonsumsi creatine.
“Kami berpikir dengan menyediakan lebih banyak energi ke otak bisa bermanfaat”, kata Scott Forbes, peneliti ilmu olahraga dan profesor di Universitas Brandon, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut kepada Business Insider.com.
“Otak sebenarnya menggunakan sekitar 20% dari total pengeluaran energi, meskipun berat otak sekitar 2% dari berat tubuh. Jadi untuk jaringan, itu sangat membutuhkan energi”, lanjut Forbes.
APA KATA STUDI TENTANG KREATIN?
Journal of the International Society of Sports Nutrition menerbitkan penelitian terkait creatine, dan terdapat beberapa temuan di dalamnya, di antaranya:
- Creatine terbukti meningkatkan kekuatan, massa bebas lemak, dan morfologi otot jika dikombinasikan dengan latihan bebas intens.
- Creatine juga mungkin memberikan manfaat pada jenis latihan lain seperti sprint intensitas tinggi atau latihan ketahanan (endurance training).
- Penelitian terbaru juga mendukung bahwa suplementasi creatine yang dikombinasikan dengan latihan beban, dapat mendukung program adaptasi latihan pada program olahraga.
- Namun, para ahli juga menekankan bahwa meskipun creatine dianggap aman, sebaiknya hindari digunakan dalam jangka panjang.

AMANKAH KREATIN UNTUK GINJAL?
Di dalam sebuah studi yang dilansir oleh Journal of Renal Nutrition, mengkonsumsi kreatin memang dapat meningkatkan kadar kreatinin dalam darah yang merupakan zat limbah yang dikeluarkan oleh ginjal. Namun, peningkatan ini biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya pada orang sehat.
Disamping itu menurut studi dari National Library of Medicine, Suplemen Kreatin aman dan tidak menyebabkan penyakit ginjal. laporan yang terkait dengan kerusakan ginjal akibat penggunaan kreatin masih sedikit.
Namun, perlu di garis bawahi suplemen kreatin tidak boleh digunakan pada orang dengan penyakit ginjal kronis atau menggunakan obat-obatan yang berpotensi nefrotoksik.
HARUSKAH ANDA KONSUMSI KREATIN?
Anda akan kecewa jika berharap suplemen dapat mengubah hidup dan kesehatan hanya dengan beberapa dosis saja. Kreatin memang dapat memberikan manfaat, tetapi pada akhirnya hanya memberikan sedikit perbedaan.
tetap yang utama adalah pola makan, olahraga dan gaya hidup yang sehat.
Namun intinya adalah, sudah banyak penelitian yang menunjukkan manfaat-manfaat dari mengkonsumsi kreatin.
“Saya pikir hampir semua orang harus mempertimbangkan untuk mengkonsumsi kreatin” kata Forbes, Peneliti Sains di Universitas Brandon.
Bahkan dalam dosis tinggi dalam jangka waktu lama, efek samping kreatin sangat ringan seperti gangguan gastrointestinal dan sedikit peningkatan retensi air karena sifat creatine adalah menarik air ke dalam otot.
“Secara keseluruhan, ini adalah salah satu suplemen teraman di luar sana” kata Eric Gonzales, seorang Profesor ilmu saraf di Christian University yang telah mempelajari creatine.
Baca juga : Kreatin Menyebabkan Jerawat: Mitos atau Fakta?