Diet ketogenik memang telah lama dikenal sebagai salah satu diet sehat dengan pola makan rendah karbohidrat dan efektif untuk menjaga berat badan tetap sehat. Namun kali ini Reps akan membahas tentang ketofastosis, yakni salah satu modifikasi dari diet ketogenik yang dipadukan dengan fastosis (fasting on ketosis). Bagaimana konsep diet ini dan manfaatnya? Berikut Reps ulas selengkapnya Anda.
Pengertian ketofastosis
Pada dasarnya konsep ketofastosis sama seperti diet ketogenik, yakni konsumsi makanan rendah karbohidrat, protein sedang, dan tinggi lemak. Anda hanya diperbolehkan konsumsi karbohidrat tidak lebih dari 50 gram per hari dan lebih memaksimalkan konsumsi protein serta lemak sehat.
Pada ketofastosis, selain mengikuti aturan makan dari diet ketogenik, Anda juga perlu melakukan puasa agar tubuh cepat mengalami kondisi ketosis. Saat mencapai kondisi tersebut, tubuh yang biasanya membakar karbohidrat sebagai bahan bakar utama, akan beralih membakar lemak, sehingga kelebihan lemak tubuh akan berkurang yang berefek pada penurunan berat badan.
Meski Anda harus berpuasa (makan di waktu tertentu saja), konsumsi makanan tinggi lemak dan protein dalam jumlah sedang membuat Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga diet ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Dalam diet ketofastosis Anda dapat memilih pendekatan makan dengan rentang waktu antara jam makan yang berbeda-beda, misalnya:
- Puasa 16 jam (16:8) Anda melakukan puasa 16 jam dan diperbolehkan makan selama 8 jam. Namun untuk hasil yang maksimal, sebaiknya Anda konsumsi makanan yang sehat dan disarankan untuk tidak makan dan sarapan.
- Makan sehari sekali Anda hanya boleh makan satu kali dalam sehari dan sisanya Anda harus berpuasa.
- Puasa alternatif Anda dapat makan seharian dan berpuasa seharian di hari selanjutnya.
Dalam semua pendekatan makan, Anda boleh konsumsi apapun, namun sesuai dengan konsep ketogenik, yakni rendah karbohidrat, protein sedang, dan tinggi lemak. Selain itu untuk hasil yang maksimal dan memberikan manfaat kesehatan, usahakan untuk tetap mengonsumsi makanan sehat. Beberapa jenis makanan yang dapat Anda masukkan ke dalam menu diet Anda di antaranya:
- Daging utuh (ayam, daging sapi, dll yang bukan olahan)
- Makanan laut (seafood)
- Telur
- Saus atau minyak yang mengandung lemak alami (mentega atau minyak kelapa)
- Produk olahan susu yang tinggi lemak, seperti keju
Manfaat
Mengurangi kadar lemak
Manfaat utama dari diet ketofastosis adalah menurunkan berat badan. Dengan berkurangnya lemak tubuh akibat kondisi ketosis dan puasa, berat badan akan turun. Ini lebih baik daripada terlalu membatasi jumlah makanan tanpa memperhatikan komposisi lemak tubuh.
Memperkuat otot
Saat Anda menurunkan lemak, kadar HGH dalam tubuh akan meningkat. Human Growth Hormone (HGH) adalah hormon yang penting dalam pertumbuhan dan kekuatan otot.
Mengendalikan gula darah
Mengurangi konsumsi karbohidrat dapat berefek pada kadar gula darah. Ini sangat baik untuk penderita diabetes untuk mengendalikan gula darah tetap stabil.
Menurunkan risiko penyakit jantung
Asupan karbohidrat yang rendah dapat membuat kadar insulin menurun yang berimbas pada menurunnya produksi kolesterol “jahat”. Kolesterol adalah salah satu pemicu utama dari penyakit kardiovaskular, seperti jantung.
Efek samping
Meski banyak manfaat, namun ketofastosis bukan sekedar diet saja, tetapi juga penyesuaian tubuh terhadap jam makan yang biasa Anda lakukan. Saat tubuh masih menyesuaikan, Anda mungkin akan merasakan kelelahan dan kekurangan energi. Tekanan darah dan detak jantung juga menurun, karena itu Anda akan merasa lelah dan lemah. Pada fase ini banyak yang memutuskan untuk berhenti.
Selain itu, Anda juga akan merasakan kelaparan dan keinginan yang besar untuk konsumsi makanan manis di fase awal diet. Ini karena pengaruh hormon dan dehidrasi. Untuk mengatasinya Anda dapat konsumsi banyak air pada waktu puasa dan konsumsi cukup garam dalam makanan Anda. Namun seiring berjalannya waktu dan tubuh akan bisa beradaptasi dengan baik.
Walau ketofastosis sehat, ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang sebaiknya tidak melakukan diet ini, seperti:
- Memiliki berat badan terlalu rendah (di bawah BMI)
- Kesulitan menaikkan berat badan
- Ibu hamil dan menyusui
- Memiliki riwayat gangguan makan
- Anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun
- Memiliki Riwayat penyakit pada organ pankreas dan empedu, hati, serta tiroid.
Selain itu, karena pola makan ini termasuk ekstrim, Anda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi sebelum memutuskan untuk melakukannya.