Skip to content
Tiktok
Facebook-f
Twitter
Youtube
Have an account?
Login
Home
Health
Fitness Wellness
Training
Fat Loss
Nutritions
News & Events
Gym Profile
Gallery Events
Videos
Contact Us
  • Home
  • Health
  • Fitness Wellness
  • Training
  • Fat Loss
  • Nutritions
  • News & Events
  • Gym Profile
  • Gallery Events
  • Videos
  • Contact Us
Menu
  • Home
  • Health
  • Fitness Wellness
  • Training
  • Fat Loss
  • Nutritions
  • News & Events
  • Gym Profile
  • Gallery Events
  • Videos
  • Contact Us
Home
Competitive
Synthol vs Steroid: Manakah Yang Lebih Berbahaya?

Synthol vs Steroid: Manakah Yang Lebih Berbahaya?

Meski synthol dan steroid tidak dianjurkan, namun di antara keduanya manakah yang efek sampingnya lebih membahayakan tubuh?
  • April 16, 2024
0
783

Synthol dan steroid adalah sisi negatif dari dunia binaraga. Keduanya merupakan obat-obatan berbahaya yang kerap digunakan oleh binaraga untuk meningkatkan performa dan ukuran otot, terutama menjelang pertandingan binaraga.

Meski keduanya sama-sama tidak dianjurkan, di antara keduanya manakah yang efek sampingnya lebih membahayakan tubuh? Berikut Reps ulas selengkapnya untuk Anda.

Perbedaan Synthol dan Steroid

Sama-sama dikategorikan sebagai doping, nyatanya synthol dan steroid adalah jenis obat-obatan yang berbeda. Baik cara kerja, maupun efeknya pada tubuh.

Steroid sendiri merupakan hormon sintetis atau hormon buatan yang menyerupai hormon testosteron pada pria. Fungsinya adalah meningkatkan performa  tubuh dan otot, sehingga dengan sedikit latihan saja, Anda bisa menambah massa otot lebih banyak. Steroid banyak digunakan oleh binaragawan untuk membentuk otot secara ekstrem. Namun butuh siklus yang tepat untuk mengurangi efek samping yang serius pada tubuh.

Sementara synthol adalah cairan yang berfungsi sebagai implan (pengisi bagian tertentu). Awalnya ini digunakan untuk mengisi bagian otot yang kurang sebelum pertandingan. Namun disalahgunakan untuk mendapatkan otot di bagian tubuh tertentu, terutama bisep agar terlihat lebih besar tanpa harus latihan sama sekali. Tentu saja, cara instan ini tidak bisa memberikan hasil yang bagus, melainkan aneh.

Cara Kerja

Steroid yang merupakan hormon buatan, bekerja seperti hormon testosteron pada tubuh. Dengan jumlah testosteron yang melimpah, seseorang akan lebih mudah membangun otot, bahkan hanya dengan latihan yang tidak terlalu berat. Steroid kerap digunakan sebagai doping saat menjalani siklus membangun otot sebelum pertandingan guna mendapatkan hasil yang luar biasa.

Sedangkan synthol, cairan yang terdiri dari minyak, lidocaine, dan alkohol, jika disuntikkan akan mengisi bagian otot yang kosong (seperti balon yang diisi air), kemudian cairan ini akan mengeras. Tidak seperti steroid, synthol tidak mempengaruhi ginjal dan hormon tubuh. Sayangnya otot yang diisi oleh synthol tidak terlihat simetris dengan bagian tubuh lain, dan menyebabkan penampilan yang aneh.

Efek Samping

Jalan pintas yang kelihatannya mudah menyimpan efek samping yang sangat berbahaya. Banyak kasus kematian dan cacat tubuh akibat penggunaan dua obat-obatan ini. Tentunya ini membuat Anda harus berpikir berulang kali sebelum menggunakannya.

Efek samping steroid yang paling nyata sebagai hormon buatan adalah, terganggunya produksi testosteron alami tubuh. Efek samping ini akan mempengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhan, terutama sistem reproduksi pada pria. Beberapa masalah seperti testis mengecil, terganggunya kesuburan, hingga disfungsi ereksi bisa saja terjadi.

Dengan menurunnya produksi testosteron alami, tubuh akan merespon dengan meningkatnya estrogen, sehingga payudara pada pria akan membesar seperti wanita (ginekomastia), timbulnya jerawat, hingga kerontokan rambut.

Penggunaan steroid juga bisa mempengaruhi fungsi otak dan suasana hati. Pemakaian steroid jangka panjang dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang. Dan yang paling parah adalah masalah pada ginjal. Tidak sedikit kasus gagal ginjal yang dialami oleh pengguna steroid, hingga menyebabkan kematian.

Sementara pada synthol, meski tidak mempengaruhi hormon tubuh dan kinerja ginjal, menyalahgunakan synthol dapat menyebabkan fibrosis otot yang merusak dan mematikan jaringan otot. Bahkan penyuntikan yang salah dapat melukai saraf yang mungkin menyebabkan infeksi, penyumbatan arteri, hingga serangan jantung.

Cairan yang mengeras di dalam jaringan otot mungkin akan menambah ukuran otot, tapi tidak dengan kekuatannya. Lama-kelamaan jaringan otot akan rusak dan bahkan ada kasus di mana otot tersebut meledak.

Manakah Yang Lebih Berbahaya?

Dari penjelasan di atas, kedua doping ini sama bahayanya jika disalahgunakan. Terlebih tanpa anjuran dokter atau ahli. Meski kini bukan rahasia umum bahwa banyak yang menggunakannya untuk kepentingan kompetisi dan performa tubuh. Namun butuh banyak pertimbangan, mengingat efek samping yang lebih besar daripada manfaatnya.

Tetap anut gaya hidup sehat tanpa obat-obatan terlarang dan berolahraga di jalur yang benar. Karena hakikatnya berolahraga untuk menyehatkan tubuh, meningkatkan kebugaran, memperpanjang usia, bukan sebaliknya.

783
  • Share
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on telegram

Related Post

Muscle Building
31 August 2016
Mitos-Mitos Kehilangan Massa Otot
Health
20 June 2016
Baik dan Buruk Kolesterol Pada Tubuh

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Reps Kitchen's

Training

Pria

  • October 28, 2024

3 Langkah Latihan Kaki Terbaik Untuk Pemula

  • June 5, 2024

Bangun Lengan Besar Dengan 6 Latihan Terbaik

Wanita

  • March 1, 2024

Latihan Kickboxing Terbaik Untuk Estetika dan Kekuatan Tubuh

  • May 22, 2023

3 Latihan Kaki Terbaik Untuk Wanita

globe-logo
logo-sportisi-4x9cm-1585645014
logo-scitec-4x9cm-1585645011
apparel gym

© 2025. Reps Fitness Indonesia.

  • Advertise with Us
  • Privacy Policy
  • Terms & Conditions
Menu
  • Advertise with Us
  • Privacy Policy
  • Terms & Conditions

Hubungi Kami

  • Tokopedia
  • Blibli
  • Tiktok Shop
  • Shopee